30.1 C
Jakarta

Tasawuf dan Solidaritas di Era Corona

Artikel Trending

KhazanahOpiniTasawuf dan Solidaritas di Era Corona
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Hingga saat ini, virus Corona masih menjadi pusat perhatian di berbagai negara terutama di  Indonesia. Virus Corona itu berasal dari Negara Wuhan, China. Dikabarakan juga pandemi yang dikenal COVID-19 telah memakan korban jutaan. Semakin hari semakin bertambah jumlah yang positif terkena penyakit Corona. Dari beberapa korban banyak yang meninggal atau bahkan ada yang hanya sakit dan diisolasi sementara..

Sehingga jumlah manusia perhari yang meninggal karena virus Corona semakin meningkat. Untuk itu, COVID-19 dianggap sebagai virus yang meresahkan milyaran manusia. Seperti Di Indonesia, semua manusia disuruh untuk berdiam diri, bahkan yang bekerja pun di-PHK. Hanya karena gara-gara virus.

Bahkan bisa dikatakan virus itu lebih menakutkan dibandingkan dengan Allah yang Mahamenciptakan segalanya. Penanganan dan atisipasi harus memiliki prosedur penanganan sesuai dengan hukum akam (sunnatullah).  Padahal di dalam Qur’an Surat Al-‘Araf ayat 158 difirmankan, yang artinya:

“Katakanlah: “Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.

Jika semua manusia berpedoman pada ayat di atas, maka akan meyakini bahwa Allah Mahasegalanya dan tak perlu khawatir masalah kematian, karena semua takdir hanya Allah-lah yang mengetahui. Namun tak salah juga jika semua manusia harus berusaha untuk membentengi diri dari virus Corona. Salah satu caranya dengan memperdalam ilmu tasawuf.

Sebetulnya jika  kita amati, virus Corona bisa diatasi melalui bacaan-bacaan zikir, tasbih, tahmid. Yang intinya adalah mendekatkan diri kepada Allah yang maha segalanya. Karena sejauh apapun manusia menghindar dari virus jika Allah menghendaki terkena Corona, akan terkena. Namun sebaliknya jika sedekat apapun manusia dengan daerah yang banyak terkena virus Corona, jika Allah tidak menghendaki, tidak akan terkena.

Corona dan Momentum Taqarrub

Allah telah menciptakan virus Corona. Salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah ialah mengenal lebih akan segala ciptaan-Nya. Seperti halnya dalam tasawuf disebut dengan ma’rifatullah. Dalam ajaran tasawuf sudah dijelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di langit dan di bumi ini tidak sia-sia. Semua itu ada hikmahnya. Ilmu tasawuf sendiri bertujuan taqarrub kepada Allah dan membersihkan dari hal-hal yang buruk selain-Nya.

BACA JUGA  Membuang Jauh-jauh Stigma Islamofobia di Indonesia

Ketika seseorang berupaya mendekatkan diri kepada Allah, ia harus melalui tahapan-tahapan, yakni ada taubat. Taubat adalah upaya seseorang untuk membersihkan hatinya, karena telah menyesal dan menginginkan menjadi orang yang baik lagi dari sebelumnya.

Demikian dengan virus Corona. Semua orang, demi menghindari virus Corona, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan dan selalu mencuci tangan dengan air yang bersih. Juga harus melalui konsep zuhud, yakni menghindari hal-hal yang bersifat duniawi.

Adapun dengan virus Corona mencegah dan melatih orang-orang tidak bersifat zuhud atau keduniawian yang menghambur-hamburkan uang di berbagai mal dan tempat wisata, misalnya.

Pemerintah telah menyuruh untuk tetap di dalam, tidak boleh keluar rumah. Fana, yakni menganggap dirinya tidak penting, yang penting adalah Allah. Segala sesuatu dilakukan karena Allahdan untuk Allah. Adapun ikhtiar lahir dan batin dalam mencegah virus Corona yakni untuk lebih mengenal akan Allah.

Korelasi dengan Tasawuf

Korelasi tasawuf dan Corona meliputi; Ia memang sebuah makhluk Allah yang sangat kecil yang sulit untuk lihat dengan melalui kasat mata. Namun ia juga seperti makhluk lainnya yang senantiasa berdzikir kepada Allah.

Allah menciptakan virus Corona sebagai ujian bagi semua manusia yang beriman agar mereka selalu terhias akan sifat sabar. Namun untuk orang yang tidak beriman, justru menaggap sebagai bencana ataupun sebuah peringatan agar mereka mau kembali kepada Allah Swt.

Apabila seseorang telah ridha akan segala yang terjadi, yakni musibah virus Corona, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan melindungi dari segala bahaya. Dengan demikian, memperdalam ilmu tasawuf , mengamalkan semua ajaran di dalamnya, bertujuan agar Allah selalu melindungi kita semua.

Itulah bencana berdasarkan pandangan ilmu tasawuf. Tentunya tidak mengesampingkan dzikir, shalat, shalawat, berikhtiyar berdoa dan bermahabbah cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw.

Para sufi terkenal akan sebuah khalwat, menyendiri dari keramaian. Tujuannya tidak lain bertafakkur dan mencapai ma’rifatullah, mengenal Allah. Sikap inilah yang sekarang sedang dibutuhkan oleh semua negara yang terkena wabah COVID-19, termasuk di Indonesia. Agar terhindar dari wabah Corona tersebut, tasawuf bisa menjadi alternatif pendekatan penyembuhan.

Nur Laila, Mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru