31.8 C
Jakarta
Array

Tantangan Pondok Pesantren, Perkuat Moderasi Islam dan Keindonesiaan

Artikel Trending

Tantangan Pondok Pesantren, Perkuat Moderasi Islam dan Keindonesiaan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melakukan penguatan terhadap pondok pesantren supaya tetap menjaga pengajaran Islam yang moderat.

Sebagai langkah awal dalam upaya menjaga moderasi Islam pada pondok pesantren, Kemenag mengumpulkan para kiai dan ustadz utusan dari pondok pesantren se Indonesia untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kurikulum supaya lembaga pendidikan yang tertua di Indonesia ini tetap berada dalam keberislaman yang moderat.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamid, KH Lukman Hakim Hamid menyampaikan bahwa upaya memperkuat moderasi Islam pada pondok pesantren yang dilakukan Kemenag harus diapresiasi dan didukung dengan sepenuh hati. Pasalnya, lembaga yang mengajarkan agama Islam ini kerap disalahpahami sebagian masyarakat sebagai lembaga yang mencetak kader-kader teroris. Padahal faktanya tidak demikian.

“Pesantren, salafnya (tradisionalnya, red) kaya apa setiap acara selalu didahului dengan lagu Indonesia Raya. Kita semua sangat mencintai dan menjaga NKRI. Bangsa ini merdeka juga karena pesantren. Karena itu, kita orang-orang pesantren harus percaya diri,” katanya dalam Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Moderasi Islam pada Pondok Pesantren di Pondok Pesantren Al-Hamid Cilangkap, Jakarta, Selasa (26/12) malam.

Dalam pembukaan acara bertema Peningkatan Deradikalisasi bagi Santri Pendidikan Pesantren itu, kiai yang akrab disapa Gus Lukman berpesan supaya semua pondok pesantren meski beragam kekhasannya dalam menekuni bidang keilmuan Islam, tapi dapat berjejaring untuk bersama-sama menyikapi problem yang terjadi di masyarakat, baik problem yang terjadi di Indonesia sendiri maupun problem internasional.

“Perlu adanya multi ikhtiar yang dilakukan pesantren, tidak hanya batin saja. Bagaimana sesama pesantren punya jejaring dalam menyikapi isu-isu global seperti ISIS. Bagaimana pesantren bisa bekerjasama untuk menagani isu-isu global. Hal ini perlu kita diskusikan bersama,” paparnya.

Tantangan pesantren

Direktur Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, menjelaskan bahwa tantangan umat Islam, terutama pondok pesantren hari ini dan ke depan adalah menjawab bagaimana cara berislam dalam masyarakat yang plural, dan bernegara dalam masyarakat yang relijius.

Karena itu, menurutnya, dengan dikumpulkannya para kiai dan ustadz pondok pesantren se-Indonesia ini supaya masing-masing dapat bertukar pengalaman untuk bersama-sama membangun bangsa Indonesia ke depan dalam perspektif orang-orang pesantren.

Dengan bahasan penguatan moderasi Islam, sambung Zayadi, pihaknya ingin melihat tantangan ke depan, pesantren harus menjadi bagian dari solusi tantangan bangsa dan negara. Fakta bahwa perbedan-perbedaan itu ada, dan itu ada di Indonesia, ini penting untuk disadari masyarakat.

“Bagaimana kita mampu beragama dalam konteks Indonesia yang plural, dan juga bagaimana kita mampu bernegara dalam konteks Indonesia yang religius. Kedua ini yang menjadi tantangan bagi kita semua,” jelasnya. (Red: Fathoni)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru