26.8 C
Jakarta
Array

Tahun Masehi dalam Kaca Mata Para Mufasir

Artikel Trending

Tahun Masehi dalam Kaca Mata Para Mufasir
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tahun diartikan dengan masa yang lamanya dua belas bulan atau bilangan yang menyatakan tarikh.

Al-Suyûthî menyatakan bahwa ayat ini menjadi dalil utama bagi ilmu falak dan hisab.

Menurut al-Râzî penetapan tempat-tempat orbit mengandung dua makna; penetapan jalur perputaran menjadi beberapa orbit dan menetapkan beberapa orbit bagi bulan dan matahari.

Wahbah al-Zuhailî dalam Tafsir al-Munîr, menyatakan bahwa sudah masyhur di kalangan orang Arab, manâzil bulan berjumlah 28, setiap satu manzil untuk satu malam. Sehingga dalam 28 malam bulan dapat terlihat.

Menurut al-Râzî pergerakan matahari menjadikan tahun terbagi menjadi empat musim sementara pergerakan bulan dapat diketahui penanggalan dalam satu bulan.

Perputaran matahari dan bulan dalam orbitnya membuat kita tahu batas dan hitungan waktu mulai tahun, bulan hingga hari dalam kehidupan rutinitas manusia.

Al-Zuhailî melanjutkan bahwa dengan perputaran bulan dapat diketahui batas bulan dan tahun sementara matahari untuk beberapa hari.

Agama sangat menganjurkan untuk memanfaatkan penghitungan matahari sebagaimana firman-Nya QS. Al-Rahmân [55]: 5 dan QS. Al-Isrâꞌ [17]: 12. Penghitungan matahari tetap dan tidak berubah-ubah sedangkan penanggalan bulan lebih mudah bagi orang badui.

Muhammad Mutawalli al-Syaʻrâwî dalam tafsirnya, menegaskan bahwa matahari merupakan pusat dari seluruh galaksi dan planet dalam tata surya. Perputaran bumi pada matahari menggambarkan perhitungan satu tahun. Sementara perputaran bumi baginya sendiri menggambarkan perhitungan dalam satu hari.

Pada setiap awal bulan kita semua melihat bulan sabit sebagai pertanda awal bulan baru. Dengan cara melihat ini manusia bisa menetapkan perhitungan bulan dengan ketetapan manzil bulan. Sedangkan tahun sebagaimana firman-Nya al-Taubah 36.

Thanthâwî dalam tafsir al-Jawâhir menjelaskan bahwa perputaran bulan yang menghabiskan 28 hari menjadi ukuran hitungan untuk satu bulan. Sementara pergerakan matahari hanya menjadi ukuran perubahan empat musim sesuai dekat dan jauhnya matahari, dan ini yang dinamakan perputaran satu tahun. Setiap bangsa mempunyai perhitungan sendiri terhadap hari-hari dan bulan dalam setahun. (Ali Fitriana)

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru