Harakatuna.com. – Tahun baru selalu menjadi momentum yang banyak dinantikan oleh banyak orang juga menjadi waktu untuk refleksi, serta pembaruan untuk sebuah awal baru yang menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Di tengah-tengah perayaan yang banyak dilakukan oleh sebagian orang, momen ini dapat menjadi kesempatan yang sempurna untuk merenungkan setiap esensi kehidupan yang lebih mendalam.
Sebagai seorang muslim tentunya kita tidak boleh merayakan tahun baru masehi sebagaimana yang dilakukan oleh kaum non muslim. Hal tersebut dijelaskan dalam suatu hadis Rasulullah:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Artinya: “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka”.
Hadis di atas telah menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim tentunya tidak dibenarkan untuk menyerupai perbuatan suatu kaum yang tidak berasal dari ajaran Islam. Apalagi ketika hal tersebut dapat mengarahkan kita kepada tindakan yang bertentangan dengan syariat Islam.
Bagi seorang muslim kita haruslah berhati-hati dalam menyambut momen tersebut, agar kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan dalam Islam. Tentunya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk momen tersebut, kita dapat melakukan berbagai hal yang positif.
Momen ini bukan semata-mata untuk mengejar kebahagiaan duniawi, tetapi juga dapat menjadi momen untuk merenungi dan mengoreksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan syariat Islam. Dimana Rasulullah Saw selalu mengajarkan kepada kita untuk senantiasa melakukan muhasabah (introspeksi) serta memperbaiki diri.
Hal tersebut disebutkan dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا، وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya : “Orang yang cerdas adalah orang yang melakukan muhasabah diri dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang mengikuti jiwanya dengan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah”.(HR. Ahmad)
Hadis di atas menjelaskan bahwa kita harus senantiasa untuk selalu melakukan muhasabah (introspeksi) diri, agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Selain dari introspeksi diri hal yang juga penting untuk kita lakukan adalah menghargai waktu. Waktu adalah hal yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin.
Selain dari itu kita juga dapat memanfaatkan momen tersebut dengan berbagai hal yang tentunya dapat memberikan kebaikan bagi kita, dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak berdoa, memperbanyak memohon ampun kepada Allah atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan sebelumnya, dan bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk tahun yang akan datang.
Sebagai seorang muslim, merayakan tahun baru dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat melalaikan serta mendatangkan mudharat tentu harus kita hindari. Kita dapat memanfaatkan momentum tersebut dengan hal positif, introspeksi diri, memperbaiki amal ibadah, memperbanyak memohon ampun kepada Allah, serta memohon keberkahan untuk menyambut tahun yang baru, dan bukan ikut dalam kegiatan yang dapat menjauhkan kita dari Allah. Wallahu Alam.