Harakatuna.com – Tahun baru adalah momentum untuk merenungkan apa yang telah dilakukan dan merencanakan langkah ke depan. Tahun 2025 membuka babak baru yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam untuk memperkokoh perannya sebagai umat terbaik yang membawa kedamaian dan keberkahan. Di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial yang cepat, tantangan terbesar yang dihadapi umat adalah menghadapi paham radikalisme, memperkuat nilai-nilai moderasi, dan menjaga persaudaraan di antara sesama manusia. Langkah-langkah ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang damai dan harmonis, sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan hadis.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’raf: 56). Ayat ini menjadi peringatan agar umat Islam selalu menjaga keharmonisan dan kedamaian di muka bumi. Radikalisme yang kerap dikaitkan dengan Islam justru bertentangan dengan ajaran dasar agama ini. Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa jihad sejati bukanlah dengan kekerasan, melainkan dengan usaha memperbaiki diri dan masyarakat. Beliau bersabda, “Seorang Muslim adalah orang yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari). Dengan demikian, tahun baru ini harus menjadi momen untuk memperkuat komitmen melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme.
Moderasi merupakan inti ajaran Islam yang sangat relevan dalam menyikapi berbagai persoalan kontemporer. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebut umat Islam sebagai “umat pilihan” (QS. Al-Baqarah: 143). Ayat ini menegaskan pentingnya keseimbangan dan sikap jalan tengah dalam menjalani kehidupan. Moderasi tidak hanya berarti bersikap toleran, tetapi juga bijaksana dalam menyikapi perbedaan. Ketika sebagian kelompok mudah terjebak dalam ekstremitas, umat Islam harus menjadi contoh dalam bersikap moderat dan menampilkan wajah Islam yang damai dan inklusif.
Nilai-nilai moderasi harus dibumikan dalam setiap aspek kehidupan. Ini mencakup cara beribadah, bermasyarakat, hingga bermedia sosial. Generasi muda, khususnya, perlu diberi pemahaman yang utuh tentang Islam agar tidak mudah terpengaruh oleh narasi radikal yang sering tersebar di dunia maya. Media sosial, meski penuh dengan tantangan, juga memberikan peluang besar untuk menyebarkan nilai-nilai moderat. Umat Islam harus memanfaatkannya untuk menyampaikan pesan-pesan damai dan menolak kebencian.
Persaudaraan di antara umat Islam juga harus menjadi prioritas utama dalam menyongsong tahun baru. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10). Persaudaraan tidak hanya terbatas pada hubungan darah, tetapi mencakup seluruh umat manusia. Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ayat dan hadis ini menekankan bahwa persaudaraan adalah fondasi kehidupan sosial yang kuat.
Tahun baru juga menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan sejauh mana persaudaraan ini telah dijaga. Apakah kita sudah saling membantu, atau justru terjebak dalam konflik dan perpecahan? Perpecahan hanya akan melemahkan umat Islam dan membuka peluang bagi pihak lain untuk mengadu domba. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan persaudaraan menjadi tugas yang tidak bisa ditunda. Persaudaraan dapat diwujudkan melalui komunikasi yang baik, saling menghormati, dan menjauhi prasangka buruk.
Hijrah menjadi semangat yang relevan untuk menyongsong tahun baru. Hijrah bukan hanya bermakna perpindahan fisik, tetapi juga perubahan menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam konteks ini, umat Islam perlu hijrah dari sikap yang destruktif menuju sikap yang konstruktif. Hijrah dari perpecahan menuju persatuan, dan hijrah dari radikalisme menuju moderasi. Semangat hijrah ini harus terus dihidupkan dalam diri setiap Muslim.
Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, memiliki peran penting dalam membawa semangat perubahan ini. Mereka adalah agen perubahan yang dapat membawa umat Islam menuju masa depan yang lebih baik. Namun, tantangan yang mereka hadapi juga besar. Radikalisme seringkali menyasar anak muda melalui berbagai platform digital. Oleh karena itu, literasi digital dan pemahaman agama yang benar menjadi kunci untuk melindungi mereka dari pengaruh ideologi yang menyimpang.
Pendidikan juga menjadi pilar penting dalam melawan radikalisme dan membumikan nilai-nilai moderat. Institusi pendidikan harus menjadi tempat di mana nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan toleransi diajarkan. Kurikulum yang inklusif, berlandaskan Al-Qur’an dan hadis, dapat menjadi alat yang efektif untuk membentuk generasi yang moderat dan berintegritas.
Selain pendidikan formal, peran ulama dan tokoh masyarakat juga sangat penting. Mereka adalah panutan yang dapat memberikan pemahaman yang benar tentang Islam. Dakwah yang disampaikan harus menyejukkan hati dan mengedepankan dialog daripada konflik. Dengan pendekatan ini, masyarakat dapat lebih mudah menerima nilai-nilai moderat dan meninggalkan paham radikal.
Media sosial juga menjadi medan dakwah yang sangat strategis. Di era digital ini, media sosial adalah alat yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan damai. Narasi kebencian yang kerap muncul di dunia maya harus dilawan dengan narasi-narasi yang membangun dan membawa pesan persaudaraan. Pengguna media sosial, terutama generasi muda, harus diajarkan untuk bijak dalam mengelola informasi yang mereka terima dan bagikan.
Tahun baru adalah momen untuk meningkatkan kesadaran kolektif bahwa persatuan umat adalah kunci kekuatan Islam. Umat Islam harus menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Persatuan tidak hanya memberikan kekuatan, tetapi juga mencerminkan keindahan ajaran Islam yang penuh kasih sayang.
Sinergi antarumat beragama juga penting untuk menciptakan harmoni sosial. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6). Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan toleransi dan saling menghormati. Dengan sikap saling memahami, umat Islam dan umat beragama lain dapat hidup berdampingan secara damai.
Pada akhirnya, semua upaya ini bertujuan untuk mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dengan semangat jihad melawan radikalisme, membumikan nilai-nilai moderat, dan mempererat persaudaraan, tahun 2025 dapat menjadi awal yang penuh keberkahan. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Amin.[] Shallallahu ala Muhammad.