26.2 C
Jakarta
Array

Tafsir Surat An-Nas: Sihir-Sihir Yang Meninabobokan.

Artikel Trending

Tafsir Surat An-Nas: Sihir-Sihir Yang Meninabobokan.
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Ketika penulis masih belajar disalah satu pesantren di Jawa Tengah, setiap pagi hari penulis selalu menyempatkan untuk mengkaji kitab tafsir Jalalain di rumah pak kyai, tafsir Jalalain ini terdiri dari satu jilid saja, kitab yang tidak terlalu tebal untuk sebuah kitab tafsir.

Pembahasan pagi itu kebetulan adalah menafsirkan surat yang terakhir dalam Al-Quran, yaitu surat An-Nas (surat manusia). Surat ini sangat menganjurkan kepada seluruh manusia untuk meminta perlindungan kepada Allah dari was-was yang dibisikin kedalam hati, entah itu dari bisikan manusia ataupun bisikan jin dan setan.

Jika kita Merenung sejenak, untuk bertafakur terhadap kalam tuhan, terutama surat terakhir ini, maka timbulah suatu pertanyaan kenapa surat terakhir dalam kalam tuhan itu dinamakan surat an-Nas atau surat manusia….?. Jawaban yang penulis dapatkan adalah bahwa kalam tuhan ditutup dengan surat manusia karena semua kandungan Al-Quran seluruhnya ditujukan untuk kebahagiaan manusia, manusialah yang menjadi tujuan dari adanya disyariatkan agama Islam di dunia. jadi apapun aktifitas dan kebijakan yang dihasilkan tidak boleh bertentangan dengan nilai kemanusiaan.

Isi dari surat terakhir ini juga berkaitan dengan meminta perlindungan kepada Allah dari bisikan jin dan manusia, hal ini menunjukan betapun hebatnya manusia, manusia bisa terpedaya oleh sesama manusia, manusia masih bisa terjebak tipu daya setan, hal ini menunjukan bahwa manusia adalah mahluk yang sangat lemah oleh karenya sangat dianjurkan untuk senantiasa meminta perlindungan dari godaan bisikan dan was-was jin dan manusia. Sangatlah sombong sekali apabila manusia lupa untuk meminta perlindungan kepada Allah dan merasa dirinya kuat menghadapi apapun.

Sebenarnya Asbabun Nuzul dari turunnya surat ini adalah bahwasanya suatu hari Nabi Muhammad terkena sihir, kemudian Nabi Muhammad jatuh sakit akibat sihir tersebut, kemudian malaikat Jibril memberi tahu Nabi Muhammad untuk mengambil suatu ikatan kain yang ada di sumurnya untuk diuraikan, setelah nabi menguraikan ikatan tersebut Nabi Muhammad langsung sembuh seperti sediakala. Prof Hamka dalam tafsir aA-Azhar mengatakan hal ini sangatlah tidak benar karena nabi Muhammad adalah seorang yang Ma’sum (terjaga), maka sangat tidaklah mungkin nabi Muhammad sampai terkena sihir.

Melihat hal ini, adalah sangat jelas bahwa itu semua merupakan suatu Ibroh atau pelajaran bagi umatnya Nabi Muhammad untuk selalu meminta perlindungan kepada Allah akan adanya sihir yang meninabobokan atau menyakitkan. Sebenarnya Nabi muhammad sangatlah Mustahil apabila sampai terkena sihir, akan tetapi disini nabi Muhammad sedang memberi pengajaran bagi umatnya bagaimana caranya agar terhindar dari sihir, bagaimana caranya menyembuhkan sihir.  Caranya sederhana yaitu selalu meminta perlindungan dari Allah dan jangan pernah menyekutukannya. oleh karenanya setiap menjelang tidur sangat dianjurkan untuk membaca surat ini agar terhindar dari sihir-sihir yang membahayakan.

Penulis menyadari bahwa sihir ini sudah lama keberadaanya, jauh sebelum nabi muhammad dilahirkan ilmu persihiran sudah banyak dipelajari, itulah kenapa nabi terdahulu selalu diberikan mukjizat yang luar biasa.

Disini penulis memahami bahwa sihir itu bisa mempunyai makna ekplisit dan implisit, secara ekplisit sihir disini adalah sebagaimana yang kita pahami yaitu ilmu tentang perdukunan, ilmu yang mempelajari hal-hal supranatural. Sebagaimana contoh sihir semar mesem untuk menaklukan orang yang dicintai agar bisa bertekuk lutut, ada juga sihir ajian jaran goyang dll. oleh karenanya kita dianjurkan untuk selalu berlindung kepada Allah dari hal-hal yang demikian dengan cara banyak berdzikir.

Sedangkan secara implisit sihir disini adalah ilmu yang meninabobokan manusia dari kesadarannya, sebagaimana contoh adalah paham-paham kapitalisme yang secara tidak langsung telah meninabobokan kita untuk selalu mengikuti cara mainnya tanpa kita sadari, termasuk sihir dalam artian ini adalah retorika-retorika orang yang pandai berbicara untuk mengambil hati orang yang mendengarkanya dengan tujuan untuk menguasainya.

Sihir secara implisit ini bahayanya jauh lebih besar dari pada sihir yang secara eksplisit karena sihir secara implisit bisa menjajah manusia tanpa manusianya itu merasa terjajah, bisa menindas manusia tanpa manusianya itu merasa tertintas. Sihir ini dalam istilah Antonio Gramsi dinamakan Hegemoni, dan sihir seperti ini merupakan pendholiman yang sangat besar yang harus terus dilawan. Oleh karenanya disinilah kita sebagai manusia yang lemah sangat dianjurkan untuk selalu meminta perlidungan kepada Allah untuk selalu diberikan kekuatan berupa kesadaran dan keberanian untuk membebaskan diri dari bisik-bisik manusia dan jin yang meninabobokan.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru