34.1 C
Jakarta

Taat Pemerintah dan Ulama Mampu Redam Persebaran Covid-19 dan Radikalisme

Artikel Trending

AkhbarDaerahTaat Pemerintah dan Ulama Mampu Redam Persebaran Covid-19 dan Radikalisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Pelangkaraya – Selama berpuasa, masyarakat harus tetap disiplin dan bersama-sama melawan virus Corona. Selain itu masyarakat juga diharapkan dapat memutus mata rantai penyebarannya. Oleh karena itu, masyarakt diharapkan terus taat pemerintah dan ulama yang telah menerapkan  aturan protokol sebagaimana mestinya. Selian itu, taat pemerintah dan ulama juga dapat meredam persebaran virus radikalisme dan terorism yang berkembang bersamaan dengan masa virus Corona.

Hal itu disampaikan oleh Dr. H. Khairil Anwar, M.Ag, Rektor Institun Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya pada Kamis (7/5/2020). “Tentunya kami meminta agar masyarakat untuk tetap mengikuti dan mantaati himbauan yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu juga fatwa dan taushiyah dari MUI untuk tetap berada dan bekerja dari rumah,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat yang berada di kawasan berzona merah hendaknya di rumah untuk sementara waktu bersama dengan keluarganya. Masyarakat juga diharapkan menghidari salat berjamaah di masjid dan keramaian lainnya. Paling tidak ini dapat mencegah persebaran virus Covid-19 dan radikalisme.

Masyarakat di Zona Merah Harus Waspada

“Di kawasan yang berzona merah, sebaiknya salat Jumat di masjid bisa diganti dengan salat Zhuhur di rumah. Begitu pula salat tarawih dan tadarus Al-Quran, buka puasa bersama, dan salat Idul Fitri untuk sementara dilaksanakan di rumah saja. Yakinlah, bahwa sepanjang kita disiplin dan penuh kebersamaan mentaati perintah ulil amri (Pemerintah dan ulama), pencegahan tersebarnya Corona akan cepat berhasil,” imbuhnya.

Meskipun dalam masa pandemi, Khairili menyampaikan agar umat Islam senantiasa untuk tetap ikhas, bersyukur dan bersabar dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan ini.

“Ikhlas menjalani ibadah puasa di tengah pademik Covid-19 karena musibah ini sejatinya datangnya dari Allah SWT. Syukur terhadap nikmat yang diberikan kepada kita, seperti nikmat kesehatan dalam beribadah selama ini. Sabar terhadap musibah Corona yang melanda umat manusia dan bangsa Indonesia. Yakinlah bahwa musibah ini adalah ujian bagi kita orang yang beriman,” tuturnya.

Selain itu, menurut pria yang merupakan dosen jurusan Syari’ah dengan keahlian Aqidah Filsafat ini, kebersamaan dan gotong royong juga dapat diwujudkan untuk bersama-sama menghadapi pandemik ini dengan melakukan berbagi dan menolong antar sesama.

BACA JUGA  Perkuat Moderasi Beragama Bagi Tokoh Perempuan, Ini Gerakan Kemenag

“Orang yang kaya membantu dengan kekayaannya. Orang yang berilmu, cerdik cendekia membantu dengan ilmunya. Ulama membantu dengan nasehat dan ceramahnya yang menyejukkan. Dokter dan para medis membantu dengan ilmu medisnya. Orang yang sehat membantu membentuk sukarelawan dan membantu dengan tenaganya,” terang pria yang juga Ketua Umum Badan Pengelola dan Imam Masjid Raya Darussalam (Islamic Center) Palangka Raya ini.

Keharusan Masyarakat Taat Pemerintah dan Ulama

Bahkan menurutnya, masyarakat biasa sekalipun bisa membantu dengan cukup tinggal di rumah saja mengikuti himbauan pemerintah dan MUI. Karena semua unsur masyarakat sejatinya harus bekerjasama dan bahu membahu dalam melawan virus Corona ini.

Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provisni Kalteng ini juga mengungkapkan perlunya peran para tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk menguatkan jiwa dan hati masyarakat di bulan Ramadhan ini. Hal ini agar masyarakat mau mengikuti anjuran pemerintah.

“Tokoh masyarakat dan pemuka agama perlu melakukan ceramah dan himbauan di media sosial agar masyarakat mengikuti aturan pemerintah pusat dan daerah dan bahwa aturan itu adalah demi untuk kemaslahatan bersama. Karena pesan Al-Quran, janganlah kamu mencelakakan nyawamu dalam kebinasaan dan pesan Nabi juga janganlah kita terkena mudarat dan memudaratkan orang lain,” ujarnya.

Karena menurut Khairli, pesan-pesan seperti inilah yang tentunya harus disampaikan di tengah masyarakat.  Bahkan kalau perlu mengajak masyarakat, ta’mir masjid atau jamaah masjid yang masih “ngeyel” melaksanakan salat Jumat di zona merah untuk bisa memahami dan mengerti dengan penuh kesadaran.

“Yang tidak kalah pentingnya adalah himbauan untuk berbagi dengan sesama, lewat pemberian zakat fitrah yang didahulukan, zakat harta yang dibolehkan dibayarkan lebih dulu sepanjang nisabnya sudah sampai. Lebih dari itu, mengajak masyarakat yang berkecukupan untuk membayarkan infaqda sedekah, terutama kepada masyarakat miskin,” ucapnya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru