31.8 C
Jakarta

Syekh Nawawi Al-Jawi Al-Bantani, Mufasir dari Tanah Jawa yang Mendunia

Artikel Trending

Asas-asas IslamTafsirSyekh Nawawi Al-Jawi Al-Bantani, Mufasir dari Tanah Jawa yang Mendunia
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Penulis yang bukan berdarah Jawa, melainkan berdarah Bugis Soppeng, tidak pernah mendengar nama Syekh Nawawi apatah lagi membaca bukunya ketika duduk belajar di Pondok Pesantren Darud Dakwah Wal Irsayd (DDI) Pattojo di bawah asuhan Anregurutta Haji Masse, Muhammad Arsyad Lannu (w. 2011), tidak seperti halnya dengan anak santri yang belajar di Pulau Jawa yang banyak tahu tentang Syekh Nawawi dan buku-bukunya. Pertama kali saya mendengar nama Syekh Nawawi ketika belajar di Universitas Al-Azhar di Kairo. Saya mendengarnya langsung dari orang yang kami tuakan ketika itu, yaitu Dr. Mustamin Muhammad Arsyad. Penulis yang duduk serumah dengan Dr. Mustamin yang ketika itu sedang menyelesaikan disertasi Doktornya di Universitas Al-Azhar, Kairo tentang keeriusan Syekh Nawawi dalam berkhidmat kepada Al-Quran melalui ranah tafsir dngan judul  “Al-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi wa Juhuduhu fi al-Tafsir al-Qur’an al-Karim fi Kitabihi ‘al-Tafsir al-Munir li Ma`alim al-Tanzil”. Saya pun ikut hadir dalam sidang promosi doktor beliau pada tahun 2010.

Syekh Nawawi dikenal di alam Nusantara melalui tulisan-tulisannya yang begitu banyak dalam pelbagai disiplin ilmu. Menurut Karel A Steenbrink (1984), karya-karya Syekh Nawawi tidak hanya banyak dikaji dan dipelajari di seluruh pesantren di Indonesia, tetapi bahkan di seluruh wilayah Asia Tenggara. Tulisan-tulisan Nawawi dikaji di pelbagai lembaga pondok tradisional di Malaysia, Filipina dan Thailand. Karya Nawawi diajarkan di sekolah-sekolah agama di Mindanao (Filipina Selatan), dan Thailand. Menurut Ray Salam T. Mangondanan, peneliti di Institut Studi Islam, University of Philippines, bahwa ada sekitar 40 sekolah agama di Filipina Selatan yang masih menggunakan kurikulum tradisional. Selain itu Sulaiman Yasin, seorang dosen di Fakultas Studi Islam, Universitas Kebangsaan Malaysia, mengajar karya-karya Nawawi sejak periode 1950-1958 di Johor dan di beberapa sekolah agama di Malaysia (Agus Sutopo, 2008). Di kawasan Indonesia menurut Martin Van Bruinessen yang sudah meneliti kurikulum kitab-kitab rujukan di 46 Pondok Pesantren Klasik yang tersebar di Indonesia mencatat bahwa karya-karya Nawawi memang mendominasi kurikulum Pesantren. Sampai saat dia melakukan penelitian pada tahun 1990 diperkirakan ada 22 judul tulisan Nawawi yang masih dipelajari di sana. Dari 100 karya populer yang dijadikan contoh penelitiannya yang banyak dikaji di pesantren-pesantren terdapat 11 judul populer di antaranya adalah karya Syaikh Nawawi (Bruinesen, Martin Van, 1995).

Berkaitan tafsir Syekh Nawawi secara khusus, penulis melihat tafsir ini lebih dikenal secara luas di Indonesia berbanding di Malaysia. Di Indonesia, tafsir ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan nama ‘Tafsir Al-Munir’ yang diterbitkan oleh Sinar Baru Algensindo. Pada pandangan penulis, langkah seperti ini sangat baik kerana membuka ruang kepada peminat tafsir dan pembaca untuk mengenali Syekh Nawawi melalui tafsirnya sendiri. Selain itu, penulis melihat dunia akademik di Arab justeru lebih banyak memberikan khidmat kepada Tafsir Syekh Nawawi berbanding dunia akademik di Nusantara. Berdasarkan kajian Muzdalifah Al-Sir Muhammad Ali dalam disertasi Doktornya di Universitas Al-Khortum, Sudan pada tahun 2015 yang bertajuk Muhammad Nawawi Al-Jawi wa Manhajuh fi al-Tafsir (محمد نووي الجاوي ومنهجه في التفسير), terdapat banyak kajian akademik yang mengupas Tafsir Syekh Nawawi dari pelbagai aspek. Contohnya, kumpulan pelajar perempuan peringkat tesis magister telah mengkaji Ikhtiyarat Al-Imam Al-Jawi fi Al-Tafsir (اختيارات الإمام الجاوي في التفسير، جمع ودراسة وتوثيق) di Universitas Islam Omdurman, Sudan. Di samping itu, terdapat kumpulan mahasiswa peringkat tesis magister juga di  Universitas Islam Omdurman yang mengkaji Al-Ahadith wa Al-Athar Al-Waridah fi Al-Tafsir Al-Munir li Ma’alim Al-Tanzil Al-Musfir an Wujuh Mahasin Al-Ta’wil li Muhammad Nawawi Al-Jawi (التفسير المنير لمعالم التنزيل المسفر عن وجوه محاسن التأويل لمحمد النووي الجاوي).

BACA JUGA  Tafsir Ayat Perang: Melihat Konteks Qs. al-Taubah [9]: 29 dalam Tafsir Buya Hamka

Di Malaysia, Tafsir Syekh Nawawi tidak begitu dikenal seperti halnya dengan Tafsir Ibn Kathir. Padahal, tafsir ini sungguh sangat baik dijadikan sebagaibacaan harian ataupun rujukan akademik dalam penulisan artikel, tesis dan disertasi. Hal ini karena Tafsir Syekh Nawawi sangat ringkas dan padat makna seperti Tafsir Al-Baydawi. Syekh Nawawi sengaja menulis tafsirnya dengan corak seperti ini supaya memudahkan pemahaman umat Islam. Selain itu, beliau berharap supaya tafsirnya ini memberikan pencerahan dan penerangan tentang isi kandungan Al-Quran dalam bahasa yang mudah dipahami. Oleh itu, tafsirnya dalam kurikulum di sebagian besar Pesantren di Jawa ditempatkan sebagai tingkat lanjutan setelah Tafsir Jalalain (تفسير الجلالين). Kemudian, tafsir ini menggunakan tafsir Al-Quran bi Al-Quran (تفسير القرآن بالقرآن), maksudnya Al-Quran saling menafsirkan diri sendiri. Seterusnya, menafsirkan Al-Quran dengan hadis, perkataan sahabat dan tabiin. Beliau dalam penulisan tafsirnya merujuk beberapa tafsir seperti al-Futuhat al-Ilahiyyah (الفتوحات الإلهية) karya Sulaiman al-Jamal (w. 1790 M.), Mafatih al-Ghaib (مفاتيح الغيب), al-Siraj al-Munir (السراج المنير) karya al-Khatib al-Syirbini (w. 1570 M.), riwayat Tafsir Ibn Abbas dalam Tanwir al-Miqbas (تنوير المقباس) dan Tafsir Abi Suud. Ringkasnya, tafsir ini sangat baik dijadikan bacaan harian selain Tafsir Ibn Kathir dan Tafsir Jalalain. Hal ini karena metode penulisan tafsirnya mengikuti corak kebanyakan tafsir-tafsir muktabar yang lain.

Apakah nama sebenar tafsir ini?

Di dalam kitab-kitab tarajum, tafsir ini mempunyai dua nama:

Pertama: Al-Tafsir al-Munir li Ma’alim Al-Tanzil al-Musfir an Wujuh al-Ta’wil (التفسير المنير لمعالم التنزيل المسفر عن وجوه محاسن التأويل)  seperti dalam Mu’jam al-Muallifin (معجم المؤلفين) karya Rida Kahalah.

Kedua: Marah Labid li Kasyf Ma’na Quran Majid (مراح لبيد لكشف معنى قرآن مجيد) . Nama ini disebutkan sendiri oleh Syekh Nawawi dalam mukadimah tafsirnya.

Siapakah Syekh Nawawi al-Jawi al-Bantani itu?

Beliau adalah Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani. Beliau di masa kecilnya banyak menimba ilmu dari sang ayah, Umar yang merupakan penghulu di Tanara. Ibunya bernama Zubaidah, penduduk asli di Tanara. Syekh Nawawi merupakan keturunan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Dalam usia yang cukup muda, 15 tahun, Syekh Nawawi berangkat ke Mekah untuk menunaikan haji dan menimba ilmu langsung dari ulama-ulama di Hijaz. Akhirnya, beliau menjadi seorang ulama yang tersohor ketika itu sehingga digelari sebagai Sayyid Ulama Al-Hijaz (سيد علماء الحجاز). Syaikh Nawawi membuka pengajian untuk murid-muridnya di Masjid alHaram. Selain itu, beliau juga mengajar di Masjid al-Haram. Hal ini dilakukan oleh Syaikh Nawawi dalam rangka kegiatan pendidikan dan pengajaran guna mengembangkan dan menyiarkan agama Islam dengan kegiatan dakwah Islamiyah. Kegiatan ini dilakukan oleh Syaikh Nawawi sebagai metode berdakwah atau menyempaikan ajaran-ajaran Islam kepada murid-muridnya yang kebanyakan datang dari Nusantara. Murid-murid yang datang kepadanya untuk menuntut ilmu tidak sedikit yang berhasil. Di Indonesia muridnya antara lain Kiyai Haji Wasith, pimpinan pejuang Pemberontakan Cilegon (1888 M), Hasyim Asy’ari tokoh dan pendiri Nahdatul Ulama, Kiyai Haji Ahmad Dahlan tokoh dan pendiri Muhammadiyah, dan lain-lain (Karel A. Steenbrik, 1984).

Dr. Muhammad Widus Sempo, Dosen Senior (Senior Lecturer) Fakulti Pengajian Quran dan Sunnah, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).

E-mail: [email protected] dan  [email protected]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru