26.2 C
Jakarta
Array

Syawal Bulan Nikah

Artikel Trending

Syawal Bulan Nikah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bulan kesepuluh dari kalender hijriah ini secara bahasa mempunyai makna naik dan tinggi. Dahulu pada masa pra Islam, kaum Musyrik Jahiliyah menganggap bulan Syawal sebagai bulan sial (tathayyur). Sebab Syawal dari kata isyâlah (naik dan tinggi), seakan-akan keberuntungan dibawa terbang tinggi oleh burung-burung (tathayyur). Sehingga keyakinan ini sangat dipegang erat oleh kaum Musryik di masa Jahiliyah. Sampai-sampai mereka tidak menghindari pernikahan yang dilangsungkan pada bulan Syawal –yang menurut mereka penuh sial-.

Keyakinan buruk dan anggapan sial ini tidak mempunyai dasar yang kuat. Sebab tidak ada hari sial, bulan sial dan tahun sial. Semua hari, bulan, dan tahun milik Allah swt. Hanya anggapan dan dugaan (zhann) manusia saja yang membuat semua itu menjadi sial hingga akhirnya menjadi mitos. Sebab melalui hadis qudsi –yang sahih- Allah swt telah menegaskan bahwa;

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ

Aku sesuai apa yang disangka oleh hamba-Ku. HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.

Sebaliknya jika kita meyakini keberuntungan ada pada semua hari dan waktu maka keberuntungan pun akan selalu menyertai.

Setelah Islam datang, Rasulullah saw menghapus mitos buruk tersebut. Nabi Muhammad saw sendiri menikahi isteri beliau, Aisyah binti Abu Bakar di bulan Syawal. Tindakan Nabi saw tersebut secara langsung memecahkan mitos yang berkembang di masyarakat Arab sejak masa Jahiliyah. Apa yang dilakukan Rasulullah saw tersebut direkam dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Muslim.

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: «تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي؟»

Aisyah menceritakan, Rasulullah saw menikahiku pada bulan Syawal. Beliau juga mulai berkumpul satu rumah denganku pada bulan Syawal. Siapa lagi isteri Nabi saw yang lebih berintuh dariku. HR. Muslim  

Berangkat dari hadis sahih ini para ulama beristinbat tentang kesunahan melaksanakan pernikahan di bulan Syawal. Sehingga banyak sekali para orang tua menikahkan putra-putrinya di bulan Syawal. Tidaklah heran jika pada hari-hari lebaran tidak sedikit para bujangan dicecar dengan pertanyaan kapan menikah. Sebab Syawal sudah menjadi bulannya umat Rasulullah saw untuk menikah. Bermula dari pemecahan mitos hingga menjadikan Syawal sebagai bulan nikah. [Ali Fitriana Rahmat]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru