29.7 C
Jakarta
Array

Syarat Salat dan Dalilnya

Artikel Trending

Syarat Salat dan Dalilnya
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Syarat merupakan sesuatu yang wajib ada sebelum pelaksanaan hingga usai. Dalam salat ada lima (5) syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Lima syarat ini juga diharuskan tetap ada hingga salam diucapkan. Lima syarat tersebut antara lain.

  1. Seluruh anggota tubuh suci dari hadas dan najis.

Perintah bersuci dari hadas kecil maupun besar sebelum melaksanakan salat merupakan perintah langsung dari Allah swt dalam QS al-Maidah [5]: 6;

﴿يَا أيُّهَا الَذينَ آمَنُوا إذَا قمْتُمْ إلى الصَلاةَ فَاغسْلوا وُجُوهكُمْ وأيْدَيَكُمْ إلَى المَرَافقِ وَامْسحوا بِرُؤوسكمْ وَأرجُلَكُمْ إلى الْكعبيْنِ وَإنْ كُنْتُمْ جُنباً فاطهرُوا﴾

Sementara syarat suci dari najis itu didasarkan pada perintah baginda Nabi Muhammad saw untuk menyiram najis yang menempel di anggota badan sebelum pelaksanaan salat. Sebagaimana sabda Nabi saw bagi Fatimah binti Hubaisy;

((فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى عَنْكِ الدَّمَ وَصَلِّى))

Jika datang masa haid, tinggalkanlah salat. Apabila periode haid sudah habis maka basuhlah darah yang masih menempel lalu salat. HR. Muslim

Diperkuat lagi dengan perintah Nabi untuk membasuh madzi dan berwudu (HR. al-Bukhari). Juga ditambah lagi penganalogian (qiyas) dengan perintah sucinya pakaian (QS al-Muddatstsir [74]: 5).

2. Menutup aurat dengan pakaian yang suci.

Syarat ini berangkat dari tafsir Ibnu Abbas terhadap QS al-A’raf [7]: 31;

﴿ خُذُوا زينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مسَجدٍ﴾

Menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud ayat tersebut ialah berpakaian saat salat.

Dalam riwayat al-Tirmidzi dari Aisyah, Nabi saw pernah menyampaikan bahwa salat perempuan yang sudah baligh tidak diterima kecuali dengan menggunakan kerudung. Riwayat tersebut dijelaskan oleh HR. al-Bukhari nomor 365. Ini adalah dalil menutup aurat.

Sedangkan mengenai kesucian pakaian berdasarkan QS al-Muddatstsir [74]: 5 dan riwayat Abu Hurairah dalam Sunan Abî Dâwûd saat Nabi saw memerintahkan Khaulah binti Yasar untuk mencuci pakaiannya yang terkena darah.

3. Tempat salat suci dari najis.

Ini didasarkan pada perintah Nabi saw untuk menyiramkan air pada bekas air kencing di masjid (HR. al-Bukhari dan Malik). Juga di-qiyas-kan dengan QS al-Muddatstsir [74]: 5.

4. Mengetahui masuknya waktu salat.

Dalilnya adalah QS al-Nisa’ [4]: 103.

﴿إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلى المُؤْمِنِيْنَ كِتَاباً مَوْقُوتاً﴾

Sesungguhnya salat bagi orang-orang beriman adalah kewajiban yang sudah ditentukan waktunya.

Oleh karenanya mengetahui masuk waktu salat merupakan suatu syarat pelaksanaan salat.

5. Menghadap ke arah kiblat.

Perintah menghadap ke arah kakbah (Masjidil Haram) ketika salat dilandaskan pada QS al-Baqarah [2]: 144 setelah sebelumnya Raslullah saw dan para sahabat salat menghadap ke Masjidil Aqsa selama 17 bulan (HR al-Bukhari nomor 390 dan Muslim nomor 525). Dikuatkan lagi dengan hadis sahih dalam HR. al-Bukhari nomor 5897 dan Muslim nomor 397:

((إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَلاةِ فَأسبغِ الْوُضُوءَ، ثُمَّ اسْتَقْبِل الْقِبْلةَ فَكَبِّرْ))

Jika engkau akan melaksanakan salat, sempurnakan wudu. Kemudian menghadaplah ke kiblat lalu bertakbirlah

 

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru