33.8 C
Jakarta

Sumpah Pemuda dan Peran Generasi Muda dalam Menjaga Keberagaman

Artikel Trending

KhazanahOpiniSumpah Pemuda dan Peran Generasi Muda dalam Menjaga Keberagaman
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Bangsa Indonesia merupakan bangsa besar yang terdiri atas berbagai suku, agama, bahasa, dan kebudayaan. Dengan keberagaman tersebut, setiap elemen bangsa harus mampu mengusung gerakan toleransi antarwarga Indonesia. Maka, Indonesia menjadi bangsa yang menjunjung tinggi keberagaman.

Dalam sejarah, ada masa ketika bangsa Indonesia berjuang meraih kemerdekaan, yaitu pada masa pergerakan nasional. Pergerakan ini, yang banyak dipelopori oleh kaum muda seperti dalam organisasi Budi Utomo, menghimpun generasi muda dan tua dalam memperjuangkan kemerdekaan (Naviah, 2022).

Perjuangan dan pembentukan bangsa Indonesia tak lepas dari peran semangat pemuda. Saat Indonesia berada di bawah penjajahan, tekad para pemuda untuk bebas dari intervensi, intimidasi, dan diskriminasi begitu membara. Hal ini dikenang melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda dicetuskan dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Sebelumnya, diadakan pertemuan besar para pemuda untuk mengupayakan persatuan. Tujuannya adalah menyamakan persepsi di antara organisasi kepemudaan saat itu, yang menjadi dasar lahirnya persatuan demi kemerdekaan bangsa Indonesia yang sejajar dengan negara lain.

Perjuangan pemuda yang berujung pada lahirnya Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat mendalam. Mahda Ahdiyat dalam “Gelombang Semangat Sumpah Pemuda” menyatakan bahwa setiap butir dari Sumpah Pemuda memiliki arti tersendiri.

Pertama, Sumpah Pemuda menyatukan para pemuda dan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang terdiri atas beragam suku, agama, ras, dan budaya untuk satu tujuan: merdeka dari penjajahan bangsa asing.

Kedua, Sumpah Pemuda menyatukan rakyat Indonesia agar menjadi bangsa yang berdaulat dan bersatu untuk Indonesia. Dengan persatuan ini, bangsa Indonesia berhasil melewati berbagai tantangan sepanjang zaman dan akan terus mampu bertahan.

Ketiga, Sumpah Pemuda menyatukan rakyat Indonesia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Mengingat keberagaman budaya di Indonesia, bahasa yang satu ini mempermudah komunikasi dan memperkuat identitas bangsa.

Namun, muncul pertanyaan terkait relevansi Sumpah Pemuda bagi generasi muda masa kini: sudahkah pemuda menerapkan nilai-nilai Sumpah Pemuda di era modern ini? Pertanyaan ini penting mengingat tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan.

Salah satu tantangan tersebut adalah menjaga integritas bangsa melalui peningkatan kesatuan dan solidaritas, memperkuat kebanggaan terhadap identitas nasional, menjaga harmoni antar kelompok budaya dan agama, serta membangun kepercayaan sesama demi mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Pemuda memiliki peran vital dalam membangun masyarakat, negara, dan peradaban. Pemuda merupakan aset berharga bagi bangsa yang potensinya harus dikembangkan agar bisa meneruskan perjuangan para pendahulunya (Anshori, 2016).

Dalam perspektif keislaman, pemuda sangat diperhatikan. Nabi Muhammad SAW memberikan perhatian khusus pada generasi muda dengan nasihat dan arahan yang menekankan pentingnya masa muda sebagai periode emas.

Perhatian Nabi Muhammad ini mengindikasikan bahwa masa muda adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri dan berusaha taat kepada Allah. Taat di sini tidak sekadar melaksanakan ibadah salat, melainkan taat yang mencakup segala aspek hidup secara luas dan komprehensif.

Pemuda yang baik menurut Islam adalah pemuda yang memiliki karakter seperti Ashabul Kahfi, yakni beriman, positif, dan terus berusaha menjadi lebih baik. Pemuda juga harus konsisten, karena usaha yang kecil namun istiqomah akan lebih berarti daripada usaha besar yang tidak konsisten.

BACA JUGA  Terorisme di Kota Batu dan Arti Penting Empat Pilar Kebangsaan

Selain itu, pemuda harus solutif, memberikan solusi tanpa saling menyalahkan ketika menghadapi suatu permasalahan. Pemuda juga harus menjaga wibawa, yaitu mempertahankan martabat dengan menghindari hal-hal yang merendahkan diri.

Sebagai generasi muda, kita harus cakap dan profesional dalam ilmu pengetahuan. Kita harus semangat mengembangkan wawasan yang luas sehingga siap menghadapi berbagai kondisi. Pemuda juga diharapkan tidak mudah terbawa arus tanpa mengetahui kebenarannya.

Dalam konteks masa kini, tantangan dalam menjaga keberagaman semakin kompleks. Globalisasi dan arus digital yang begitu cepat membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pola pikir dan budaya pemuda.

Di tengah kemajuan teknologi, pemuda Indonesia dihadapkan pada berbagai pengaruh eksternal yang bisa memengaruhi cara pandang mereka terhadap kebangsaan. Tantangan ini membuat nilai-nilai Sumpah Pemuda menjadi lebih penting untuk diinternalisasi oleh generasi muda sebagai dasar membangun toleransi dan solidaritas nasional.

Keberagaman di Indonesia adalah aset yang luar biasa namun rapuh. Tanpa kesadaran kolektif untuk menghargai perbedaan, keberagaman ini rentan menjadi pemicu konflik. Di situlah peran pemuda menjadi krusial. Pemuda sebagai kelompok mayoritas dalam demografi Indonesia memiliki kekuatan sosial untuk menjaga harmoni di masyarakat. Bukan menjadi pengikut arus, mereka adalah agen perubahan yang mempromosikan nilai-nilai kebangsaan.

Dalam menjaga keberagaman, generasi muda perlu memahami esensi Bhineka Tunggal Ika, yaitu berbeda-beda namun tetap satu jua. Pemuda hari ini memiliki akses yang tak terbatas ke informasi, dan sering kali terpapar narasi yang bisa memicu perpecahan, baik melalui media sosial maupun ruang diskusi online. Karena itu, pemuda diharapkan mampu menyaring informasi dengan bijak dan menjadi penyebar pesan-pesan positif yang memperkuat persatuan.

Peran lain yang dapat diambil generasi muda, sebagai kontekstualisasi Sumpah Pemuda, adalah berpartisipasi dalam kegiatan sosial, budaya, atau organisasi yang mengusung tema kebangsaan dan keberagaman. Kegiatan itu bukan hanya memperluas wawasan dan membangun kesadaran akan pentingnya keberagaman, tetapi juga mengasah kepemimpinan yang berlandaskan empati dan rasa persaudaraan.

Lebih dari itu, generasi muda yang kuat dalam iman dan karakter juga diharapkan menghindari sifat egois yang bisa merusak kebersamaan. Mengamalkan prinsip-prinsip ajaran agama yang inklusif dapat menjadi pendorong bagi pemuda untuk lebih memahami pentingnya keberagaman sebagai rahmat dan anugerah Tuhan. Nabi Saw. sendiri mengajarkan pentingnya persaudaraan, yang seharusnya dapat menjadi inspirasi bagi pemuda muslim Indonesia untuk mempromosikan hidup berdampingan secara damai di tengah perbedaan yang ada.

Pada akhirnya, peran pemuda dalam menjaga keberagaman adalah wujud nyata dari pengamalan Sumpah Pemuda. Jika generasi muda mampu mengimplementasikan nilai-nilai ini, mereka tidak hanya meneruskan cita-cita para pendiri bangsa, tetapi juga menjadi penjaga integritas Indonesia. Mereka adalah harapan bangsa untuk memastikan bahwa Indonesia, sebagai negara yang multikultural, tetap kuat dan utuh di tengah tantangan zaman.

Wallahu A’lam.

Ro’iyal A’la Muzakki
Ro’iyal A’la Muzakki
Lahir di Nganjuk pada tanggal 02 September 2002. Sedang menempuh pendidikan S1 Progam Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Merupakan santri Pusat Kajian Filsafat dan Teologi (PKFT) Tulungagung dan belajar di Pusat Studi Al-Qur’an dan Tafsir (PSQT). Aktif dalam organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan. Memiliki motto "Hidup teruslah maju untuk menggapai apa yang kamu inginkan, sebab nasibmu tidak bergantung pada nasabmu." Dapat dihubungi melalui e-mail [email protected].

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru