31.8 C
Jakarta

Singgung Masalah Radikalisme, Gus Baha: Pilih Salah Satu, Muhammadiyah atau NU

Artikel Trending

AkhbarDaerahSinggung Masalah Radikalisme, Gus Baha: Pilih Salah Satu, Muhammadiyah atau NU
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Madiun – Gus Baha atau KH Bahaudin Nursalim memang menjadi rujukan dakwah dari masyarakat indonesia. Terutama pada masalah radikalisme Islam.

Masalah sehari-hari menjadi perhatian Gus Baha, termasuk masalah radikalisme. Dimana radikalisme sendiri mengatasnamakan islam dan merasa paling benar sendiri.

Bahkan, Gus Baha menuturkan kalau sebenarnya inilah sebab musababnya radikalisme muncul. Dimana hal ini sudah ada sejak zaman sahabat hidup. Sahabat Ali bin Abi Thalib RA pernah berhadapan dengan orang-orang yang tidak pernah mau diingatkan dan merasa paling benar sendiri.

Pemahaman ini disebut sebagai pemahaman Khawarij, dimana Ali bin Abi Thalib RA akhirnya dibunuh oleh salah satu Khawarij ini.

Oleh karenanya, Gus Baha berusaha menjelaskan apa itu radikalisme islam di zaman modern seperti ini.

Dilansir dari kanal Youtube Ngaji Ben Aji Official, Gus Baha menjelaskan apa akar masalah dari radikalisme Islam.

Zaman modern seperti ini, banyak sekali golongan-golongan yang mengatasnamakan Islam. Terutama golongan-golongan minoritas yang tidak punya induk golongan mayoritas.

“Indonesia-kan yang mayoritas dua, Muhammadiyah dan NU. Tapi kita harus milih diantara dua itu. Kamu harus memilih kelompok mayoritas,” kata Gus Baha.

Dimana menurut Gus Baha, kita memang harus memilih kelompok mayoritas. Dimana nanti akan ada yang mengingatkan dan tidak merasa paling benar. Akan tetapi, kebanyakan orang masih merasa paling benar lalu menghindari kelompok mayoritas dan malah membuat golongan sendiri.

BACA JUGA  OPM Mengaku Bertanggung Jawab atas Kematian Danramil 04 Aradide

Menurutnya golongan-golongan yang menyendiri inilah yang menjadi cikal bakal dari radikalisme.
Karena banyak dari golongan-golongan ini tidak ingin dikritik ataupun diingatkan oleh sesama umat Islam lain, jadi mereka kebanyakan memang menyendiri.

Kesendirian dari golongan-golongan ini cukup mengerikan menurut Gus Baha. Karena memang tidak ada yang mengontrol keberadaannya.

Gerakan bawah tanah inilah yang lambat-laun akan menjadi bom waktu jika dibiarkan lama-lama.

Sebagaimana dijelaskan diatas, hal seperti ini terjadi di masa Khilafah Ali bin Abi Thalib.

Dimana Aburrahman bin Mulzam, Khawarij yang membunuh Ali bin Abi Thalib, tidak diketahui gerak-geriknya oleh masyarakat. Entah darimana, tiba-tiba ia datang membunuh Ali bin Abi Thalib.

Oleh karenanya, menurut Gus Baha jika ingin berorganisasi Islam di Indonesia pilihlah organisasi yang mayoritas. Karena itu memang perintah dari Nabi Muhammad SAW.

“Pilih satu diantara NU atau Muhammadiyah,” kata Gus Baha.

Dimana mereka memiliki panduan yang jelas, landasan hukum yang jelas, dan banyak anggotanya.

Oleh karenanya, gerakan-gerakan yang tidak terkontrol dan menyendiri inilah yang memang menjadi awal dari perkembangan gerakan radikalisme dalam Islam.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru