31 C
Jakarta

Sikap Moderat Seorang Muslim Di Hari Natal

Artikel Trending

Asas-asas IslamAkhlakSikap Moderat Seorang Muslim Di Hari Natal
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Setiap akhir desember, dunia media sosial diramaikan dengan perdebatan antara kebolehan mengucapkan selamat natal dan keharaman mengucapkannya. Jika ditarik lebih jauh, permasalahan mengucapkan selamat natal juga sudah menjadi polemik para ulama dan ahli fikih sejak berabad-abad silam. Apa yang terjadi hari ini adalah pengulangan dan pengulangan.

Perlu disadari  bahwa sejak dulu, masalah memberikan ucapan natal kepada umat Nasrani telah menjadi khilafiyah atau perbedaan diantara para ulama. Ada yang membolehkan dan ada juga yang melarang. Dan memang ini adalah hal yang wajar, karena perbedaan pendapat dalam suatu hal adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Bahkan Nabi Muhammad sendiri dalam hadisnya bersabda perbedaan diantara umatku adalah rahmat.

Ada sebuah adagium terkenal juga yang mengatakan “Barang siapa yang belum mencium atau mengenal perbedaan pendapat diantara para ahli ilmu maka ia belum bisa dikatakan orang yang berpengetahuan. Adagium ini jelas membuat kita sadar bahwa siapa yang tidak mengenal perbedaan pendapat diantara para ahli ilmu berarti ia bukan orang berilmu.

Pendapat Ulama Tentang Ucapan Selamat Natal

Para ulama memang berbeda pendapat mengenai ucapan selamat Natal. Ulama seperti Syeikh Bin Baz, Syeikh Utsaimin, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim adalah ulama-ulama yang melarang mengucapkan selamat natal kepada umat Nasrani. Ulama ini melarang ucapan selamat natala didasarkan kepada ayat Al-Quran, surat Al-Furqan ayat 72:

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Artinya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”.

Sedangkan ulama lain, seperti Yusuf Qaradhawi, Ali Jum’ah, Musthafa Zarqa, Nasr Farid Washil, Said Ramadhan Al-Buti, Abdullah bin Bayyah, Ishom Talimah, Majelis Fatwa Eropa, Majelis Fatwa Mesir, dan sebagainya membolehkan ucapan selamat Natal kepada orang yang memperingatinya. Mereka berlandaskan pada firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Surat Al-Mumtahanah ayat 8:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Dari pendapat ulama diatas, kita mengetahui bahwa perbedaan pendapat itu tidak dapat dihindarkan. Oleh karenanya, perbedaan mengenai boleh tidaknya mengucapkan selamat natal mau tidak mau harus disikapi oleh seorang muslim. Tentunya dalam menyikapi ini harus dikedepankan sikap moderat, tidak terlalu ke kanan dan tidak terlalu ke iri, yaitu mengambil sikap pertengahan. Mengambil sikap pertengahan (moderat) adalah sebaik-baiknya sikap, hal ini seperti yang disabdakan Nabi, sebaik-baiknya urusan adalah pertengahannya.

BACA JUGA  Ingin Menjadi Pribadi Mulia, Lakukanlah 3 Hal ini

Sikap Moderat Muslim Di Hari Natal

Sikap moderat seorang muslim di hari natal ini bisa diarahkan ke dalam dua sisi. Pertama kepada umat Islam yang berbeda pendapat, dan kedua kepada umat Nasrani.

Jika Anda mengikuti ulama yang membolehkan mengucapkan selamat natal, maka ucapkanlah itu. Dan tentunya dengan mengambil pendapat ini jangan sampai menghina atau mengejek orang-orang lain yang mengambil pendapat ulama yang melarangnya. Dan jika Anda mengambil pendapat ulama yang mengharamkannya. Maka jangan mencaci, mencibir atau bahkan mengkafirkan dan membid’ahkan sesama muslim yang mengambil pendapat ulama yang membolehkannya. Dengan kata lain, sikap moderat terhadap sesama muslim ini terkait ucapan selamat natal harus dijaga agar tidak menyebabkan perpecahan intern umat Islam.

Dan sikap moderat terhadap umat Nasrani bisa ditunjukan dengan memberikan selamat kepada Mereka bagi yang mengambil pendapat ulama yang membolehkan. Dan bagi mereka yang mengambil pendapat ulama yang melarang. Seyogyanya tetap mengambil sikap moderat dengan membiarkan dan tidak mengganggu umat Nasrani berkhidmah dalam menjalankan perayaan Natal.

Selain diarahkan kedalam dua sisi tersebut, sikap moderat seorang muslim saat hari natal juga bisa diterapkan dengan mengetahui kondisi lingkungannya. Jika memang lingkungan mengharuskan untuk mengucapkan selamat natal, seperti para tokoh masyarakat dan orang-orang yang mempunyai tetangga nasrani, atau orang yang sering berinteraksi dengan orang nasrani. Maka ucapkanlah selamat natal, karena  hal ini jelas akan memupuk persaudaraan dan kerukunan. Namun jiika memang tidak ada hal yang menuntut kita untuk mengucapkan selamat Natal, maka boleh kita mengucapkan dan boleh tidak mengucapkan.

Sikap moderat seorang muslim ini sangat dibutuhkan dan sangat penting, terlebih lagi di Indonesia, yang beragam agama ini. Karena hal ini jelas akan memupuk persaudaraan, menjaga harmoni dan kerukunan umat beragama yang telah terjalin sejak dulu. Jika kerukunan umat beragama dijalankan, maka pembangunan dan kemajuan Indonesia adalah hal yang niscaya.

 

 

 

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru