32.9 C
Jakarta

Shalat Sunat Lidaf’il Bala Rabu Akhir Bulan Safar, Bid’ahkah?

Artikel Trending

Asas-asas IslamFikih IslamShalat Sunat Lidaf’il Bala Rabu Akhir Bulan Safar, Bid'ahkah?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bula Safar merupakan salah satu bulan dalam almanak Islam. Dalam anggapan sebagian masyarakat kita, Rabu akhir bulan Safar merupakan puncak di balik “bulan Sial” Safar. Menelesuri pemahamn tersebut, salah seorang arifbillah (ahli Ma’rifat) menyebutkan bahwa dalam setiap tahun diturunkan 320.000 bencana (musibah) yang terjadi pada hari rabu terakhir bulan safar. Untuk menolak atau meminimalisir terjadinya musibah, umat muslim lumrahnya melakukan shalat sunat lidaf’il bala pada Rabu akhir bulan Safar.

Rabu terakhir bukan Syafar merupaakan hari-hari tersulit dalam tahun ini (Syekh Daud al-fatani, kitab “Jam’ul Fawaaid”, Syaikh Nawawi al-Bantani, kitab Nihayatu  Zain, hal. 63, Syaikh al-Kamil Faridudin  dalam kitab “Jawahir al-Khamsi”, hal. 50-51, Syekh Muhammad Bin Ismail Daud Al-fatani, kitab “Al-Bahjatul Mardhiyah”, Imam Dairabi, kitab “Al-Mujarrabat”, hal. 195, Syaikh Imam Hamid al-Quds, kitab  “Kanzul Najah wa as-Surur” dan dalam banyak referensi kitab lainnya).

Memperkuat argumentasi ahli ma’rifat diatas dalam sebuah hadist disebutkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW  bersabda:” Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya sial terus”.(HR. Waqi’dalam al-Ghurar, Syekh Jalaluddin Suyuthi, kitab Jami’ As-Shagir: 1:4, Syekh Ahmad al-Ghumari, kitab Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi: 1:23).

Meskipun ada pendapat yang menyebutkan hadist tersebut dhaif, namun apa yang diungkapkan oleh arifbillah diatas merupakan sebuah pengetahuan ghaib mereka atau yang lebih populer dengan kasyaf sebagai bentuk peringatan dan anjuran (tarhib dan targhib), bukan menjelaskan hukum. Menyikapi fenomena tersebut sebagai “hari sial” Rabu akhir Safar. Setiap rabu terakhir bulan safar sebagaian masyarakat memperbanyak amal dan ibadah baik berdos, bezikir , bersedekah maupun shalat sunat. Bersedekah itu bisa terhidar dari musibah dan bencana. Dalam sebuah hadist diungkapkan; “Bersegeralah untuk bersedekah sesungguhnya balak tidak akan melewatinya”,( HR At-tabrani). Rasulullah dalam kesempatan lainnya juga berkata “Sesunggunya pada tiap-tiap hari mempunyai musibah, maka tolaklah musibah itu dengan sedekah “. Ibadah yang dikerjakan itu sebagai bentuk untuk taqarrub kepada Allah dan dijauhkan berbagai macam musibah dan  bencana.

Diantara ibadah lainnya yaitu shalat sunat lidaf’il bala (menolak bala). Shalat itu 4 rakaat dan bisa dilalukan dua rakaat sekali salam atau empat rakaat sekaligus,  Setelah selesai membaca al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat membaca surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali dan surat al-Mu’awwidzatain 1 kali. Setelah salam membaca bacaan doa dan wirid-wirid lainnya. Penjelasan tersebut juga dijelaskan dalam kitab Kanzu al-Najah wa Al-Surur,  kitab Nubdzatul Anwar  dan  kitabJawahir al-Khamsi.

ذكر بعض العارفين من أهل الكشف والتمكين أنه ينزل في كل سنة ثلاثمائة ألف بليَّة وعشرون ألفًا من البليات، وكل ذلك في يوم الأربعاء الأخير من صفر؛ فيكون ذلك اليوم أصعب أيام السنة؛ فمن صلّى في ذلك اليوم أربع ركعات، يقرأ في كل ركعة منها بعد الفاتحة سورة (إنا أعطيناك الكوثر) سبع عشرة مرة والإخلاص خمس مرات، والمعوّذتين مرة مرة، ويدعو بعد السلام بالدعاء.

BACA JUGA  Bagaimana Hukum Fidyah Puasa Bagi Orang Hamil

Bahwa amaliyyah-amaliyyah yang sebaiknya dilakukan pada hari rabu akhir bulan Shafar (pungkasan/wekasan) yaitu dengan shalat Sunah 4 rakaat atau 2 rakaat.

Metode  Pelaksanaan Shalat Sunat Lidaf’il Bala

Shalat Lidaf’il Bala dilaksanakan empat raka’at, baik dengan dua tasyahud satu salam, dengan niat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

atau dua tasyahud dua salam, dengan niat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Namun menurut sebagian ulama lain, shalat Rabu akhir safar lebih baik diniatkan adalah shalat sunah muthlak dengan niat sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةً رَكْعَتَـيْنِ للهِ تَعاَلىَ

Setelah membaca Al-Fatihah, kemudian membaca Surat Al-Kautsar 17x, Surat Al-Ikhlash 5x, Surat Al-Falaq 1x dan Surat An-Nas 1x. Hal ini dilakukan tiap rokaat. Artinya tiap rakaat membaca semua surat tersebut. Selanjutnya selesai shalat empat rakaat, kemudian membaca Do’a ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنِيْ شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Artinya:

Ya Allah Wahai Yang Maha Kuat kekuatan-Nya, wahai Yang sangat rekadaya-Nya, wahai Yang Maha Perkasa yang mana kepada keperkasaan-Mu tunduklah segala makhluk, cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu, wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Memperindah, wahai Yang Maha Memberi karunia, wahai Yang Maha Memberi nikmat, wahai Yang Maha Memulyakan, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, dengan rahmat (kasih sayang)-Mu aku memohon pertolongan wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.Ya Allah, dengan rahasia yang ada pada sayyid Hasan, saudaranya (Sayyid Husain), kakeknya (Nabi Muhammad shallallaahu ‘Alaihi wasallam), ayahnya (sayyidina Ali), ibunya (Sayyidah Fathimah), serta keturunannya jauhkanlah hamba dari keburukan hari ini dan keburukan yang diturunkan di dalamnya, wahai Dzat Yang mencukupi segala kebutuhan, wahai Dzat yang menolak segala cobaan,

( Allah akan mencukupi kamu sekalian dan Allah Maha mengetahui lagi Maha mendengar).Dia adalah sebaik-baik Dzat Yang mencukupi dan menguasai, tiada daya dan kekuatan selain hanya dari Allah yang maha Agung dan maha Luhur,Dan semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat dan keselamatan-Nya atas junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga, Bireuen dan Ketua PC Ansor Pidie Jaya, Aceh.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru