29.7 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (XL-VI): Muhtar Daeng Lau Napiter yang Menafkahi Keluarganya dari dalam Penjara

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (XL-VI): Muhtar Daeng Lau Napiter yang Menafkahi Keluarganya...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Tidak ada seorang pun selain Tuhan yang mampu menebak perjalanan hidup manusia. Kadang ada yang dipandang baik berakhir dengan kejahatan. Sebaliknya, kadang ada yang bejat berakhir dengan kebajikan. Memang manusia itu unik.

Para narapidana teroris (napiter) mungkin dalam pandangan masyarakat diduga sebagai orang yang bejat karena perbuatannya yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan. Tapi, napiter ini masih memiliki kesempatan untuk kembali. Bertaubat dari segala dosa sosialnya.

Salah seorang napiter yang bertaubat adalah Muhtar Daeng Lau (atau akrab disapa Muhtar). Muhtar merupakan mantan narapidana terorisme bom di Mc Donald Mal Ratu Indah Makassar pada 5 Desember 15 tahun silam. Kemudian, Muhtar ditangkap dan divonis penjara 7 tahun, dengan remisi 4 tahun 7 bulan.

Selama mendekam di balik jeruji besi Muhtar mendapat banyak pelajaran. Muhtar menyesal telah mengabaikan tanggung jawab terhadap keluarganya. Muhtar meninggalkan istri dan beberapa anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Kesadaran Muhtar terkait tanggung jawab menafkahi keluarga membawanya mencari celah untuk mendapatkan penghasilan, meski di dalam penjara. Muhtar berjualan kopi di dalam penjara. Selain itu, Muhtar menjual hasil kerajinan tangan yang dibuat dari dalam penjara. Sungguh kreatif!

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXI): Arif Murtopo Eks Anggota JAD Ikrar Setia ke NKRI

Lebih dari itu, Muhtar juga menuliskan ceritanya selama menjadi teroris. Sehingga, tulisannya berhasil dikumpulkan dan menjadi sebuah buku berjudul “Sekelumit Hikmah Bom Makassar: Sebuah Kisah Nyata dari Balik Sel”. Buku ini menceritakan peristiwa bom Makassar 2003.

Bakat menulisnya mengalir deras dalam diri Muhtar. Setelah buku yang pertama, Muhtar meluncurkan buku kedua berjudul “Dari Penjara ke Dakwah”. Buku kedua ini menceritakan kisah Muhtar berjuang di penjara hingga memilih jalur dakwah sesudah keluar penjara.

Berkat jerih payahnya selama di penjara untuk menyekolahkan anaknya, kini dua dari lima anaknya sudah mengeyam pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Sementara tiga lainnya masih ada di jenjang pendidikan di bawahnya, yaitu pesantren dan sekolah dasar. Menariknya, semua anaknya hampir hafiz Al-Qur’an

Setelah hijrah dari terorisme, Muhtar menyarankan kepada masyarakat Indonesia untuk berhati-hati dengan paham membahayakan ini. Karena, terorisme tidak memilih siapapun. Muhtar kini mengabdikan dirinya untuk keluarga dan Indonesia. Keduanya adalah anugerah yang harus dijaga.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru