30 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (LIII-VIII): Munir, Eks-Teroris yang Rela Matanya Dilepas untuk Korban Bom Bunuh Diri

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (LIII-VIII): Munir, Eks-Teroris yang Rela Matanya Dilepas untuk...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Terorisme menjadi masalah yang cukup serius di belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Banyak warga negara yang terpapar paham membahayakan ini. Salah satunya, Munir.

Munir adalah mantan anak buah gembong teroris Bahrun Naim. Kerjanya adalah penggalang dana, dan salah satu dananya digunakan teroris Nur Rohman untuk melakukan aksi pengeboman di Polres Surakarta pada 2016 silam.

Aksi teroris Nur Roman memakan korban, meski tidak sampai merenggut nyawa. Korbannya adalah Ipda Bambang. Salah satu mata Ipda Bambang mengalami luka serius akibat pengeboman itu.

Selepas peristiwa tragis itu, Munir tertangkap, karena ia terlibat dalam aksi-aksi terorisme tersebut, meski ia hanya sebatas bertugas menggalang dana. Munir masuk penjara dan di sinilah ia mendapatkan hidayah untuk kembali ke jalan yang benar.

Munir kembali ke jalan yang benar, selain karena pertolongan Tuhan, ia melalui proses perenungan yang cukup panjang selama empat tahun. Selain itu, Munir juga disadarkan saat melihat mata bapaknya terkena sesuatu dan luka berat. Munir merasa Tuhan sedang membalas perbuatannya.

Munir kemudian ingin menemui Bambang dan meminta maaf. Bahkan, dia rela matanya dilepas untuk mengganti mata Ipda Bambang yang saat itu diketahuinya terluka. Namun, Ipda Bambang sudah sembuh, apalagi ia sudah mengikhlaskan segala apa yang terjadi. Berkat keikhlasan itu Ipda Bambang memaafkan perbuatan Munir.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVII): Aksi dan Dukungan terhadap Eks Napiter Salsa Bangkit dari Stigma Teroris

Ipda Bambang juga mendapat support dari keluarga untuk mengikhlaskan kejadian yang menimpa dirinya. Pasti di balik itu semua ada hikmahnya. Hikmah yang dirasakan Ipda Bambang adalah pertobatan Munir untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Munir juga berjanji tidak akan mengulangi lagi dan mau bekerja sama dengan Ipda Bambang untuk membangun perdamaian. Sebab, negeri ini akan damai dengan kontra-terorisme yang dilakukan oleh mantan teroris.

Kemudian, Munir berpesan kepada generasi muda untuk menjaga dirinya agar tidak terpapar terorisme. Anak muda hendaknya belajar agama secara mendalam, sehingga tidak mudah terbuai dengan paham radikal yang membahayakan ini.

Biasanya anak muda lebih terbuka terhadap orang-orang sekitar dan keluarga inti. Karena itu, penting membangun keluarga yang harmonis. Masalah hubungan keluarga yang buruk, bisa berdampak pada anak-anak dan mereka menjadi sangat rentan terpapar paham radikal berwajah terorisme.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Munir yang dimuat di media online INewsJateng.id

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru