26.2 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (LI-IV): Muhtar Daeng Lau Eks Napi Bom Makassar Bantu Polri Tangkal Radikalisme

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (LI-IV): Muhtar Daeng Lau Eks Napi Bom Makassar...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Radikalisme termasuk paham yang sangat berbahaya terhadap eksistensi manusia. Sudah banyak korban yang terpapar paham menyesatkan ini. Termasuk warga Negara Indonesia sendiri.

Salah seorang yang pernah terpapar radikalisme adalah Muhtar Daeng Lau. Muhtar adalah warga Indonesia yang terlibat dalam kelompok teroris, meski ia tidak menjadi pelaku pengeboman atau bom bunuh diri.

Muhtar divonis bersalah karena terbukti membantu dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme. Muhtar terlibat kasus pengeboman McDonald’s Makassar yang berjumlah lima orang. Mereka berasal dari kelompok Sulawesi Tengah.

Akibat dari perbuatannya, Muhtar ditangkap dan masuk penjara. Muhtar ditangkap sejak 2003, kemudian dipenjara kurang lebih 7 tahun. Selama di penjara Muhtar bertafakur, sehingga ia mendapatkan hidayah meninggalkan radikalisme secara kaffah, totalitas.

Selama di dalam penjara Muhtar membuat majelis taklim bernama Hikmatul Musibah. Niat baik Muhtar ini mendapat sambutan yang hangat di tengah-tengah masyarakat. Tak heran, begitu keluar dari penjara Muhtar langsung diterima di tengah-tengah masyarakat.

Majelas taklim yang digagasnya bertujuan untuk kontraradikalisasi. Agar terhindar dari radikalisme Muhtar menyarankan hendaknya membangun komunikasi baik dan benar antara pemerintah dan masyarakat. Karena, ketidaksolidan komunikasi inilah yang menjadi biang tumbuhnya radikalisme.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXX): Eks Napiter Khoirul Ihwan Ternyata Pernah Gabung dengan HTI

Di samping itu, untuk menangkal radikalisme Muhtar menggagas Forum Umat Islam Bersatu (FUIB). FUIB didirikan untuk mengayomi ormas-ormas keagamaan di bawahnya. Sedangkan, tujuan organisasi ini adalah untuk menjaga keutuhan NKRI dari segala ancaman, terlebih radikalisme.

Sebagai kanalisasi semua paham aliran mulai dari yang paling lembek sampai yang paling keras, FUIB selalu bergandengan tangan dengan Pak Pangdam dan Pak Kapolda.

Semua yang dilakukan Muhtar ini adalah bentuk cintanya terhadap NKRI. Karena, dengan melakukan kontraradikalisasi NKRI ini akan selamat. Selain itu, NKRI ini dibangun oleh darah para ulama yang pada masa dulu terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Sebagai penutup, Muhtar berpesan bahwa NKRI ini adalah milik semua orang yang ada di Indonesia, khususnya orang Islam. Maka, tidak keliru kita memperjuangkan dan menyelamatkan NKRI dari serangan radikalisme.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Muhtar Daeng Lau yang dimuat di media online Suarasulsel.id

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru