29 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (LI-III): Yudi Zulfachri, Eks Murid Aman Abdurahman Bertaubat Dibantu Ali Imron

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (LI-III): Yudi Zulfachri, Eks Murid Aman Abdurahman Bertaubat...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Sudah lama terorisme melanda beberapa wilayah di Indonesia. Mulai Bali hingga Jakarta kemarin. Aksi kekerasan ini jelas menakutkan dan mengganggu banyak orang.

Salah seorang yang terpapar terorisme dan sekarang bertaubat adalah Yudi Zulfachri. Yudi mengaku, bahwa dia adalah anak didik teroris Aman Abdurrrahman.

Perjalanan hijrah Yudi dari terorisme ke moderatisme membutuhkan waktu yang cukup panjang, yaitu lima tahun. Ideologi Aman benar-benar kuat mencengkram pikiran Yudi. Paham radikal ini dijejali oleh Yudi sejak tahun 2007 hingga 2010.

Saat bergabung dengan kelompok terorisme, Yudi ditangkap di Aceh pada 2010 karena kasus pelatihan militer. Selama proses penjara, Yudi dibantu oleh Ali Imron yang terkait dengan kasus bom Bali I dan hotel JW Marriot.

Sebelum mendapat bimbingan Ali Imron, Yudi sangat membenci kepolisian sehingga tidak mau berbicara kepada petugas. Bisa jadi, Yudi berkeyakinan polisi adalah taghut yang wajib dibunuh. Beruntung, Yudi bisa ngobrol terbuka dengan Ali Imron.

Ali Imron mencoba membuka pemikiran Yudi secara bertahap terkait paham keagamaan yang dianutnya selama ini. Proses pemulihan sikap terorisme Yudi berangkat dari membaca adanya revisi pemahaman dari Al-Qaeda yang berisi agar para pengikutnya mengevaluasi dirinya masing-masing.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVII): Aksi dan Dukungan terhadap Eks Napiter Salsa Bangkit dari Stigma Teroris

Dari situlah, Yudi sadar, bahwa apa yang dipahaminya dari dulu keliru. Yudi mulai menentang argumentasi Aman yang berlindung di balik surah al-Mumtahanah ayat 6. Ayat ini dipahami keliru dan sembarang oleh Aman. Bahwa orang Islam wajib memusuhi orang yang dianggapnya kafir.

Penafsiran Aman yang keliru dibuatkan kontra-narasi dengan surah al-Mumtahanah ayat 8-9 yang menggambarkan bahwa semua manusia harus saling menghormati, meski tidak seagama atau tidak sepemikiran, selama mereka tidak mengusir dari negeri mereka sendiri.

Yudi menyesal mengingat masa lalunya yang jauh dari hidayah Tuhan. Demi terorisme Yudi sempat meninggalkan PNS-nya. Padahal, sekarang PNS banyak diburu oleh banyak orang. Yudi termakan doktrin Aman, bahwa Ideologi ini bukan untuk mencari uang, bukan untuk mencari pekerjaan tapi untuk membuktikan keimanan.

Sebagai penutup, perjalanan Yudi menghadirkan banyak pelajaran. Di antaranya, pentingnya memilih guru yang benar sehingga mengantarkan pada jalan yang benar juga dan Islam tidak mengajarkan permusuhan, sedang yang mengajarkan permusuhan hanyalah terorisme.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Yudi Zulfachri yang dimuat di media online grid.id

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru