28.4 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (LI-I): Yusuf Adirima Pernah Kenal Bomber 3 Tempat di Surabaya

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (LI-I): Yusuf Adirima Pernah Kenal Bomber 3 Tempat...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Masih ingatkah pengeboman yang dilakukan Dita Oepriarto dan Tri Murtiono di Surabaya? Meraka adalah satu keluarga yang melakukan aksi terlarang ini. Sungguh mengagetkan seluruh warga Negara Indonesia sembari bertanya-tanya, “Kok bisa satu keluarga kompak menjalani aksi kekerasan tersebut?”

Sebuah pertanyaan lain timbul, “Siapa sebenarnya di balik pengeboman Dita dan Tri?” Berdasarkan observasi wartawan media Kumparan.com, bahwa otak dari ideologi radikal yang menyusup dan mengental di kepala keluarga Dita dan Tri adalah Cholid Abu Bakar.

Dita dan Tri pernah berjumpa dengan mantan teroris Machmudi Haryono alias Yusuf Adirima. Yusuf menceritakan, bahwa Dita dan Tri pernah aktif dalam kegiatan bernada jihad. Sayangnya, jihad yang mereka pelajari bersumber dari guru yang salah sehingga sesat dan menyesatkan (dhallun mudhillun).

Kekeliruan dalam memahami jihad mengantarkan Dita dan Tri terbelenggu pada cara berpikir yang keliru pula. Mereka mulai gemar mengkafirkan negara yang tidak menggunakan sistem Islam. Salah satunya, Indonesia. Termasuk kota Surabaya yang mereka jadikan sasaran pengebomannya.

Tragisnya, yang pada mulanya Dita dan Tri sebatas mengkafirkan orang yang taat di bawah peraturan negara kafir kemudian mereka mulai terdorong melakukan aksi-aksi terorisme. Mereka melakukan pengeboman di tiga tempat di Surabaya.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVIII): Eks Napiter Poso Mie Kembali ke Pangkuan NKRI

Lebih dari itu, Yusuf juga menceritakan pengalaman yang pernah dialami Dita dah Tri pada saat ia terbelenggu dalam paham radikal tersebut. Bedanya, Yusuf masih sempat hijrah sehingga ia kembali ke jalan yang benar (yang biasanya disebut dengan cara berpikir yang moderat atau wasathiyah).

Dulu, saat masih bergabung dengan kelompok radikal, Yusuf pernah menjalani beberapa aktivitas. Di antaranya, daurah (berkumpul mendengarkan ceramah) dan bertemu ikhwan-ikhwan (sebutan teman/saudara laki-laki yang biasanya satu afiliasi).

Sebagai penutup, perjalanan hidup Dita dan Tri ditambah Yusuf dapat menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang bermaksud memetiknya. Bahwa menjadi teroris atau tidak adalah pilihan hidup. Persis seperti orang yang diberi kebebasan oleh Tuhan untuk memilih beriman atau tidak. Jadi, silahkan pilih.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Yusuf Adirima yang dimuat di Media Online Kumparan.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru