27.1 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Teroris (XX-VII): Yusuf Korban Propaganda Terorisme

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Teroris (XX-VII): Yusuf Korban Propaganda Terorisme
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Saya, Yusuf, lahir di Jombang Jawa Timur. Saya tinggal di Jalan Jati Sari. Tahun 2009 saya baru selesai menjalani masa pidana. Saya kembali ke masyarakat, tentunya banyak hal yang harus segera diselesaikan, terutama tanggung jawab kepada keluarga.

Sebelumnya tahun 2003 saya mengambil bahan peledak jihad sehingga saya dikenak pidana dengan pasal tindak pidana terorisme. Saya divonis sepuluh tahun penjara. Saya jalani dengan masa pembebasan bersyarat, sehingga menjadi enam tahun.

Tahun 2010 saya coba hadir di Semarang. Saya berkeluarga di Semarang juga. Saya berkeinginan berkontribusi untuk menyadarkan para napiter (narapidana teroris) yang masih mendekam di penjara. Tujuan kontribusi ini adalah untuk membangun ikatan emosional yang kuat.

Sesudah keluar dari penjara saya mendirikan Yayasan Persadani (Putra Persaudaraan Anak Negeri) pada 22 Maret 2020. Dengan yayasan ini saya ingin mengajak seluruh eks-napiter se-Jawa Tengah percaya diri dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Persadani ini didirikan juga untuk memberikan pemahaman kepada para napiter (dan juga orang lain) bahwa paham ekstrem (ghuluw) itu tidak dibenarkan dalam Islam. Indonesia juga ditekankan dalam yayasan ini bukan sebagai negara konflik. Yayasan ini melakukan dakwah secara ma’ruf, baik dan santun.

Terkait paham ISIS (Islamic State of Irak and Syria) Yayasan Persadani sangat menentang, karena paham itu termasuk ekstrem. Sehingga, yayasan ini mengarahkan masyarakat untuk mempelajari Islam versi Ahlussunnah wal Jama’ah (Sunni), karena Sunni adalah paham yang moderat (tawasuth).

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XLI): Eks Napiter Inisial MI Kembali ke NKRI dan Siap Bantu Pemerintah

Pengabdian dalam melakukan perbaikan di tengah-tengah masyarakat atas nama Yayasan Persadani adalah menyediakan kebutuhan masyarakat. Semisal, pemberian sembako di tengah Korona disertai penyemprotan untuk menghilangkan virus ini. Hal itu bukan hanya sebagai pengabdian untuk agama sendiri, tetapi juga membantu pemerintah dalam mencegah tersebarnya Korona.

Persadani telah memberikan tawaran kepada para eks-napiter untuk bergabung di dalam yayasan ini. Saya beserta teman-teman yayasan berkunjung ke Lapas Cipinang, Lapas Borong, dan termasuk Lapas Nusakambangan untuk meluruskan paham mereka yang masih radikal, baik melalui buku ataupun ceramah.

Selain itu, seseorang yang selalu menjadi cermin dan membuat hati saya sadar atas kekeliruan terorisme adalah keluarga. Keluarga rutin mengunjungi saya di dalam penjara. Sehingga, hati saya sadar bahwa hal yang paling penting bukan berjihad di medan perang, tetapi berjihad menjaga keluarga tergelincir ke jurang keburukan dan lebih dari itu memberikan nafkah.

Sebagai penutup, saya sebagai eks-napiter telah mendirikan Yayasan Persadani guna menyadarkan para eks-napiter dan meluruskan pemahaman semua orang yang masih radikal, bahwa Islam sangat menentang terorisme. Islam adalah agama yang mencintai dakwah yang lemah lembut.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru