28.2 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Radikalis (LIII-IV): Cerita Afif Mengikuti Pelatihan Tempur di Aceh

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Radikalis (LIII-IV): Cerita Afif Mengikuti Pelatihan Tempur di Aceh
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jihad memang bagian dari ajaran Islam. Nabi Muhammad pun pernah berjihad. Lalu apa itu jihad? Jihad dapat dipahami dengan usaha seseorang untuk mengubah kebatilan menjadi kebaikan (ma’ruf).

Jihad dapat dilakukan siapapun dan memiliki cakupan yang luas disesuaikan dengan profesinya masing-masing. Seorang pelajar jihadnya mengentaskan kebodohan. Pembisnis jihadnya mengentaskan kemiskinan. Dan seterusnya.

Sayangnya, jihad ini dipahami sebatas perang melawan orang yang tidak sepemikiran dan tidak seiman. Biasanya dan salah satunya yang memahami jihad sesempit ini adalah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Warga Indonesia yang pernah bergabung dengan MIT adalah Afif alias Sunakim. Dia pernah ikut dalam pelatihan militer (Askari) di Aceh bersama Sri Hartono alias Anton alias M. Yunus Bin Sukirno setelah mengiyakan ajakan Warsito alias Abu Hasbi alias Tong.

Sebelum berangkat ke Aceh, Afif mendapatkan Dauroh (pembekalan) dari Abu Yusuf dengan materi jihad dan pengetahuan militer pada November 2009. Afif berangkat serambi Mekkah itu bersama Hartono dan Deni Suhendra alias Faris.

Afif beserta teman-temannya kemudian diperkenalkan dengan Yahya Ibrahim alias Dulmatin dan Hasan alias Blackberry. Yahya dan Hasan adalah komandan gerakan di lapangan. Tepat pada Desember 2009, mereka berangkat dari kawasan Kalibata Jakarta Selatan menuju Aceh.

Sesampainya di Aceh Afif dan kawan-kawannya bertemu dengan peserta pelatihan militer lain yang total mencapai 40 orang berasal dari rekrutan Aceh, Solo, Jawa Barat, Sulawesi, Jakarta, Medan dan Lampung. Sementara, lokasi pelatihannya di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar. Mereka belajar dengan perlengkapan senjata laras panjangan jenis M-16, AK-47, AK-56, revolver dilengkapi amunisi lebih kurang berjumlah 20.000.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXIV): Eks Napiter Atok Kini Blusukan ke Lapas Jadi Juru Dakwah Deradikalisasi

Afif dan kawan-kawannya mengikuti pelatihan itu dengan pimpinan Abu Yusuf alias Mustaqim yang mengklaim dirinya sebagai sebagai Tanzim Al-Qaeda Serambi Mekkah. Sedang, materi latihannya adalah menembak target dengan senjata laras panjang dan senjata api jenis revolver hingga bongkar pasang senjata.

Lebih dari itu, teknik dan strategi tempur meliputi teknik penyergapan musuh, teknik saat disergap musuh, hingga teknik navigasi membaca kompas. Para peserta latihan, termasuk Afif diberi ceramah mengenai target-target apa saja yang akan diserang, waktu itu satu diantara adalah organisasi asing di Aceh, salon-salon maksiat dan lain-lain.

Para peserta didoktrin dengan materi jihad yang keliru. Jihad sebatas memerangi atau membunuh orang yang tidak sepemikiran. Meskipun, orang ini jelas-jelas muslim. Sayangnya, belum sempat rencana aksi dilakukan oleh Afif bersama anggota kelompok pelatihan lain, pimpinan Abu Yusuf tercium kepolisian.

Tak lama, Afif tertangkap kepolisian. Dan, inilah titik balik Afif hijrah dari MIT. Baginya, itu adalah keputusan yang keliru bergabung dengan kelompok radikal dan memusuhi NKRI. Sekarang Afif kembali membela NKRI.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita Afif yang dimuat di media online Tribunnews.com.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru