28.9 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan Napiter (L-III): Ahmad Hassan Bertaubat setelah Melakukan Pengeboman di Kedutaan Besar Australia

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan Napiter (L-III): Ahmad Hassan Bertaubat setelah Melakukan Pengeboman di...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Paham radikal berwajah terorisme bisa mempengaruhi siapa saja. Selagi orang itu tidak berhati-hati dengan paham tersebut. Dan, lagi orang itu tidak punya dasar pengetahuan keagamaan yang mendalam.

Salah seorang bernama Ahmad Hassan pernah terpapar terorisme. Hassan sempat terpidana mati akibat kasus pengeboman Kedutaan Besar Australia. Hassan melakukan aksi radikal karena atas perintah otak teroris Noordin M Top.

Mulanya Hassan mempertanyakan kepada Noordin, kenapa harus Australia yang dijadikan sasaran. Lalu, Noordin mencuci otak Hassan, bahwa Australia termasuk negara yang bersekutu dengan Amerika. Tanpa banyak debat, Hassan mengabuli perintah Noordin.

Hassan menjalani perintah Noordin persis seperti orang bodoh. Hassan tidak paham. Intinya, apa yang disuruh dilakukan saja. Persis budak yang penurut sama majikannya. Hassan melakukan perintah ini bersama rekannya Rois.

Saat sekarang sadar Hassan mencoba merenung bahwa ia terjebak dalam paham radikal berwajah terorisme karena kedangkalan pengetahuan. Bahwa Amerika beserta sekutunya, di benak Hassan kala itu, adalah musuh besar yang jika tidak dibunuh akan menghancurkan umat Islam.

Hassan pernah bergabung dengan Jamaah Ansarut Daulah (JAD) yang didikan oleh Aman Abdurrahman. JAD termasuk organisasi teroris yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). JAD ini punya paham bahwa Amerika dan sekutunya termasuk negara yang dianggap “murtad”, “kafir” dan darahnya “halal sehingga berhak dibunuh.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVIII): Eks Napiter Poso Mie Kembali ke Pangkuan NKRI

Hassan terjebak propaganda Noordin dan beberapa kelompok teroris. Sehingga, Hassan ditahan di Lapas Permisan, yang dikategorikan penjara pengamanan menengah, penjara untuk narapidana terorisme yang “telah menandatangani kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Hidayah tetiba membukakan hati Hassan sehingga ia hijrah dari paham radikal ke paham moderat. Hassan sadar saat merasa dimurtadkan, dikafirkan, dan dianggap halal darahnya untuk dibunuh karena ia mengurungkan diri berbaiat kepada Amir Daulah Islamiyah atau ISIS. Lalu, Hassan bantah pendapat mereka yang tertutup, bahkan gemar mengkafirkan aparat dan pemerintah.

Begitu kelompok radikal tersebut tahu penolakan Hassan, Hassan mendapat hujatan dan cacian. Foto wajah Hassan diganti dengan gambar sapi dan paling banyak beredar di Solo. Bahkan, kepala Hassan diganti gambar anjing. Hassan dikafirkan.

Sebagai penutup, Hassan berhasil melewati masa jahiliyah. Sekarang Hassan berada dalam kebenaran. Hassan lebih mencintai NKRI dan menjaganya sampai kapanpun.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru