25.6 C
Jakarta

Serial Pengakuan Mantan HTI (L-IX): Seorang Ibu Menjadi Korban Poligami Sang Suami yang Gabung dengan HTI

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Mantan HTI (L-IX): Seorang Ibu Menjadi Korban Poligami Sang Suami...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Seorang ibu terpaksa menyesal ketika mengingat masa lalunya yang terpapar virus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ibu ini masuk HTI sesungguhnya terpengaruh suaminya yang jelas-jelas sudah lama bergabung di organisasi terlarang ini.

Banyak penyesalan yang ibu ini ceritakan saat sekarang sudah hijrah menuju kehidupan dengan paham keagamaan yang moderat. Si ibu harus meninggalkan keadaan yang normal dan lebih dipaksakan oleh suaminya untuk berdakwah saja.

Dakwah dalam pandangan sang suami adalah suatu pengabdian totalitas dalam hidup. Umat Islam, katanya, jika tidak berdakwah sangat tidak layak disebut muslim.

Memang dalam separuh lebih hidup Nabi hanya dihabiskan untuk dakwah. Tapi, yang keliru dalam pandangan suami ibu yang HTI adalah ketika memelintirkan untuk kepentingan politik, yaitu berdirinya sistem khilafah.

Dengan doktrin suami, ibu itu akhirnya bergabung dengan HTI dan menjadi juru dakwahnya yang cukup getol. Kepiawaiannya dalam berdakwah mengantarkan ibu ini mampu memikat hati banyak orang sehingga ia memiliki majlis atau halaqah yang besar.

Setiap ngisi ceramah dalam halaqah ibu ini selalu mengaitkan dengan pentingnya khilafah ditegakkan di suatu negara, termasuk Indonesia. Maksudnya, ibu ini dulu sangat menentang sistem republik-demokratis yang berlaku di Indonesia.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXVIII): Eks Napiter Sugeng Sukses Kembangkan Usaha Water Boom, Pemancingan Hingga Kuliner

Sistem Negara Indonesia tidak layak dijalankan. Karena, sistem ini tidak mampu mengatasi segala bentuk problem yang terjadi secara terus-menerus di negara merah putih ini. Sebut saja, korupsi, politik kotor, dan seterusnya.

Ibu ini dulu mengampanyekan khilafah yang diyakini dapet mengatasi problem yang pelik secara totalitas. Meski, konsep yang ditawarkan dalam sistem khilafah tidak begitu jelas seakan mengharap sesuatu yang sulit terjadi.

Selain itu, ibu ini menjadi korban poligami suaminya. Si suami berpoligami tanpa sepengetahuan ibu ini. Sehingga, ia harus menerima kekecewaan yang bertubi-tubi.

Suaminya berdalih poligami adalah syariat Islam yang mestinya ditegakkan. Doktrin semacam itu jelas penggiringan teks keagamaan untuk kepentingan nafsu semata.

Sekarang ibu tersebut sudah hijrah dan hidup tenang bersama suami barunya serta anak-anaknya dari suami yang sebelumnya. Cinta yang diberikan ibu buat keluarganya ternyata dihianati oleh suami lamanya karena menikah sebatas menyebarkan paham HTI.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru