27.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks-Returnis ISIS (XL-III): Mommy, Anak Kecil yang Terdampar di Suriah

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks-Returnis ISIS (XL-III): Mommy, Anak Kecil yang Terdampar di Suriah
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Seorang anak kecil terpaksa hidup di negara konflik Suriah. Anak ini memiliki panggilan yang cukup unik: Mommy. Panggilan ini memiliki makna ibu. Entahlah, mungkin anak ini memiliki sifat keibuan yang terpancar dari garis wajahnya atau mungkin saking cintanya kepada ibunya.

Mommy masih usia sekitar lima tahunan. Tidak tahu tentang masa depan. Segala yang diperbuat tak jauh dari apa yang ia senangi, termasuk bermain jual-jualan bersama teman setetanggan. Sayang, Mommy harus terdampar di negeri orang.

Ceritanya begini. Mommy ikut ibunya yang terjerat bujuk rayu orang Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mulanya Mommy tidak mau ikut ibunya hijrah ke negara yang jauh di sana. Mommy akan sedih meninggalkan teman-teman bermainnya. Tapi, bujukan ibunya mampu menghapus kesedihan yang menggores hati Mommy.

Si ibu membujuk Mommy dengan sesuatu yang membuat hatinya luluh. Katanya, di Suriah Mommy akan bermain dengan teman-teman yang jauh lebih menyenangkan. Mommy bisa main mobil-mobilan dan masih banyak mainan yang lain. Terbayang di benak Mommy bakal sesenang itu.

Tak lama, Mommy dan ibunya meninggalkan Indonesia dan pergi menuju Suriah. Sesampainya di Suriah hati ibunya mulai gelisah. Kondisi Suriah sungguh di luar bayangan. Selain tempatnya kotor, masyarakatnya gemar berkata kasar dan menyakitkan. Ibu pengin segera hengkang dari Suriah, tapi segala akses jalan keluar tertutup rapat. Pilihannya hanya satu jika keluar dari lokasi ISIS berkuas: mati.

Mommy belum menyadari situasi ISIS yang sebenarnya. Yang terbayang di pikiran Mommy hanyalah bermain. Mommy selalu bertanya kepada ibunya terkait teman yang bisa diajak bermain. Terpaksa ibunya berkata bohong. “Nanti Mommy main mobil-mobilan bareng teman di sini,” bujuk ibu Mommy.

Setelah berbulan-bulan tinggal di Suriah, Mommy menangis minta pulang ke Indonesia. Mommy merasakan kesedihan persis yang dirasakan ibunya. Mommy sedikit mulai mengerti ibunya juga sedih. Mommy menanyakan ibunya sedih. Si ibu hanya mengangguk.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXIV): Eks Napiter Atok Kini Blusukan ke Lapas Jadi Juru Dakwah Deradikalisasi

Ibu itu berpikir keras untuk melapaskan diri dari ISIS. Tapi, tidak tahu caranya untuk keluar. Ibu hanya menitipkan harapan kepada Tuhan. Mungkin suatu saat nanti akan ada tangan Tuhan yang membantu mereka berdua keluar dari lokasi ISIS. Harapan mereka hanya satu, yaitu bisa kembali ke Indonesia.

Ideologi ISIS, bagi si ibu, banyak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. ISIS dengan mudah mengkafirkan Negara Indonesia, karena tidak menggunakan sistem khilafah yang mendorong terbentuknya Negara Islam (Daulah Islamiyyah).

Saking tragisnya, orang ISIS tidak segan-segan membunuh orang yang berbeda pemikiran. Padahal, setahu ibu, perbedaan itu tidak dilarang dalam Islam. Di Indonesia pun perbedaan terbentang luas, mulai perbedaan budaya hingga perbedaan agama.

Mommy dan ibunya kebanyakan beraktivitas di dalam rumah. Karena, untuk keluar rumah pun mereka dihantui dengan ketakutan yang mencekam. Banyak tetangganya yang mati tiba-tiba karena kejatuhan bom di luar rumah. Orang ISIS tiada henti melakukan peperangan dengan negara seberang.

Berkat uluran tangan Tuhan, Mommy dan ibunya berhasil keluar dari Suriah mengikuti seorang pedagang. Pedagang itu adalah orang Pakistan yang baik hatinya. Padagang ini mengantarkan Mommy dan ibunya sampai di Bandara Internasional Damaskus menuju Bandara Soekarno-Hatta. Saking baiknya segala ongkos pulang ditanggung oleh pedagang tadi.

Sesampainya di Indonesia, Mommy dan ibunya langsung sujud syukur. Sungguh bahagia tiada bertepi karena sudah bisa menghirup udara tanah kelahirannya sendiri. Sungguh menyesal hidup di Suriah berbulan-bulan. Kecintaan kepada Indonesia tidak akan tergantikan dengan iming-iming yang dijanjikan ISIS.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru