26.8 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks Napiter (C-XXXIV): Eks Napiter Asal Klaten Panen Cuan dari Hobi Ikan Hias

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks Napiter (C-XXXIV): Eks Napiter Asal Klaten Panen Cuan dari...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Radikalisme merupakan paham yang sangat berbahaya. Tak sedikit bangsa ini yang terpapar paham tersebut. Di antara mereka ada yang belum bertobat. Ada juga yang sudah sadar dan kembali ke jalan yang benar.

Bahaya radikalisme makin terasa ketika mencapai puncaknya: melakukan aksi terorisme. Kejahatan ini dilakukan di beberapa wilayah, termasuk di Indonesia. Katakan saja, di Jakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, dan lain sebagainya.

Dalam perjalanannya pelaku terorisme mulai banyak yang mendapat penanganan dari pemerintah setempat. Mereka diberi hukuman yang setimpal dengan kurungan beberapa tahun tertentu. Hukum kurungan ini berhasil membuat mereka jera: kembali ke jalan yang benar. Salah seorang yang jera adalah eks narapidana kasus terorisme (napiter) asal Kabupaten Klaten, SJ.

SJ terpapar radikalisme sudah lama. Ia baru bergabung dengan kelompok teroris pada tahun 2018. Ia kemudian menjalani pidana di Lapas Cibinong selama 3 tahun dan keluar dari lapas pada September 2022.

Ketika keluar dari penjara, SJ mengelola bisnis ikan hias di rumahnya. Ia terbilang sukses dalam bisnisnya. Ia jualan ikan hias, ikan canna dan cupang. Baru dua bulan, ia meraup penghasilan sehari antara Rp 30.000 sampai Rp 100.000. Dalam satu bulan penghasilannya bisa mencapai 3 juta.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVI): Perjuangan Kristianto Setelah Hijrah dari Radikalisme

Selain berjualan di rumah, SJ juga memasarkan ikan hiasnya secara online. Ia menyadari jualan online lebih luas menjangkau pembeli. Meski, saingannya cukup ketat dan banyak.

Bisnis ikan hias ini sejujurnya berangkat dari hobi SJ yang dilakoni sejak kecil. Tak heran, ketika masih di Lapas Cibinong, ia juga belajar beternak ikan. Ia kembangkan bisnisnya meski dalam kondisi yang cukup terbatas. Keterbatasan tidak membuat SJ lemah, malah ia bangkit.

Perjalanan SJ ini dapat dijadikan pelajaran bagi mereka yang sudah gabung dengan kelompok teroris. Jangan takut untuk bertobat dan memulai hidup baru yang lebih baik. SJ membuktikan menjadi mantan narapidana teroris (napiter) tidak membuatnya lemah. Ia bangkit dengan memperbaiki ekonomi.[] Shallallah ala Muhammad.

*Tulisan ini disadur dari cerita eks napiter SJ yang dimuat di media online Detik.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru