33 C
Jakarta

Serial Pengakuan Eks ISIS (C-XLIV): Pria Yazidi Huzni Selamatkan Istrinya dari Perbudakan Seks ISIS

Artikel Trending

KhazanahInspiratifSerial Pengakuan Eks ISIS (C-XLIV): Pria Yazidi Huzni Selamatkan Istrinya dari Perbudakan...
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Ideologi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah menyebar ke penjuru dunia. Banyak korban akibat dari ideologi kelompok ekstremis ini. Salah satunya, Jilan, seorang perempuan Yazidi Irak, yang menjadi korban perbudakan militan ISIS.

Pada bulan Agustus sembilan tahun yang lalu, Jilan berada di antara sekitar 5.000 wanita Yazidi yang diculik di tanah air kuno di Sinjar oleh para militan ISIS. Kala itu, kelompok ekstremis tersebut merebut sebagian wilayah Irak dan menghancurkan banyak desa. Ribuan Yazidi, kelompok minoritas yang dibenci oleh ISIS, dibantai.

Selepas diculik, Jilan dibawa ke Mosul dan dipaksa melakukan perbudakan fisik dan seksual yang brutal. Hal yang serupa juga terjadi kepada banyak wanita Yazidi yang tidak bisa melarikan diri sampai ada pembebasan. Tak sedikit dari mereka masih dinyatakan hilang hingga saat ini.

Selama 30 bulan penahanannya, Jilan berhasil mencuri telepon genggam penculiknya (militan ISIS) dan menghubungi suaminya Huzni Murad Pissi dengan harapan bisa diselamatkan. Aksi Jilan itu berisiko dihukum dengan pemerkosaan atau bahkan eksekusi. Dari percakapan itu, Huzni memiliki kesempatan untuk merencanakan penyelamatan luar biasa.

Huzni menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh penculik istrinya. Pembunuh bayaran itulah yang menyelundupkan Jilan keluar dari Mosul, dan akhirnya kembali ke pelukan Huzni. Di sebuah rumah portabel di kamp pengungsian di Irak utara, pasangan itu tersenyum.

Saat ISIS merebut Desa Kocho, di Sinjar pada 3 Agustus 2014, Huzni masih tercatat sebagai seorang polisi. Serbuan ISIS itu membuat Huzni tidak bisa pulang. Dia melarikan diri ke Gunung Sinjar dan berharap menemuakan semua keluarganya. Namun, pada saat itu dia hanya menemukan dua saudaranya. Istri, ibu, Nadia, dua saudara perempuan dan enam saudara laki-laki Huzni digiring ke sekolah desa. Keenam saudara laki-laki Huzni itu termasuk di antara 300 orang yang dibantai ISIS. Ibu Huzni juga terbunuh.

BACA JUGA  Serial Pengakuan Eks Napiter (C-LI-XXXVIII): Eks Napiter Poso Mie Kembali ke Pangkuan NKRI

Para militan ISIS membawa sekelompok wanita yang belum menikah dibawa ke Mosul. Jilan berada di antara mereka. Di sana, mereka dipaksa masuk ke ruang bawah tanah dan ditahan selama 20 hari, di mana para militan ISIS mengambil mereka sebagai budak. Jilan ingat dengan keberanian Nadia menolak pemerkosaan ini. Nadia berhasil melarikan diri setelah tiga bulan disekap. Sedangkan Jilan ditahan hingga Desember 2016.

Untuk tahun pertama, Jilan dijaga dengan militan ISIS yang bersikap kasar. Dia kemudian dibawa untuk tinggal bersama istri dan anak-anak militan ISIS yang menculiknya. Selama tinggal di keluarga penculiknya, Jilan terus diperkosa. Jilan secara teratur dipukul jika dia menolak melayani nafsu militan tersebut. Dia menunjukkan kaki yang masih bengkak.

Sekali lagi, keberanian yang tenang itu bangkit. Dia tidak tahu suaminya masih hidup atau tidak saat dia menelepon. Ketika teleponnya dijawab sang suami, air mata mengalir di wajahnya. Jilan sempat berpikir bahwa siksaan yang dia alami hampir tidak mungkin bagi Huzni untuk mau hidup bersama dengannya lagi. Tapi, cinta Huzni tidak berubah. Pria Yazidi ini bertekad untuk membebaskan istrinya.[] Shallallahu ala Muhammad.

*Keseluruhan tulisan ini disadur dari cerita eks ISIS Jilan yang dimuat di media online Sindonews.com

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru