Harakatuna.com. Serangan militer Israel yang berlangsung di kamp pengungsi Tulkarm di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki telah mengakibatkan sekitar 12.000 warga Palestina mengungsi, menurut laporan pejabat setempat pada Selasa, 25 Februari 2025.
Faisal Salama, Wakil Gubernur Tulkarm, mengungkapkan bahwa pasukan Israel terus menguasai dan mengepung kamp pengungsi Tulkarm. Ia menyebutkan, “Otoritas pendudukan masih menduduki dan mengepung kamp Tulkarm serta memaksa penduduknya untuk mengungsi dengan todongan senjata,” sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Pasukan Israel, lanjutnya, juga telah menyebabkan kerusakan yang luas di kamp tersebut. “Pasukan Israel masih membuat kekacauan di rumah-rumah, jalan-jalan, gang-gang, dan semua fasilitas di kamp,” tambah Salama, menggambarkan kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Sejak awal Januari, sekitar 40 bangunan yang terdiri dari lebih dari 100 apartemen dihancurkan oleh pasukan Israel di kamp Tulkarm. “Tentara Israel juga membakar 10 rumah dan menghancurkan hampir 300 toko di kamp ini,” jelas Salama lebih lanjut.
Menurut Salama, serangan ini tampaknya memiliki tujuan politik, yaitu untuk mengubah struktur demografi di kamp tersebut. “Serangan ini jelas bukan hanya soal militer, tetapi lebih kepada upaya untuk mengubah karakter demografis daerah ini,” katanya.
Operasi militer yang dilancarkan oleh Israel di wilayah utara Tepi Barat telah berlangsung sejak 21 Januari 2025. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pejabat Palestina, lebih dari 61 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi akibat eskalasi serangan ini.
Sumber dari otoritas Palestina menekankan bahwa serangan-serangan ini semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang sudah tertekan oleh pendudukan dan ketegangan yang berlarut-larut.