31.8 C
Jakarta

Serangan Militan di Palma Mozambik Tewaskan Puluhan Orang

Artikel Trending

AkhbarInternasionalSerangan Militan di Palma Mozambik Tewaskan Puluhan Orang
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Palma – Puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan kelompok militan di kota Palma, Mozambik utara. Ribuan orang terpaksa dievakuasi ke ibu kota provinsi Pemba.

Seperti dilansir AFP, Senin (29/3/2021) tujuh orang lainnya juga tewas dalam serangan saat proses evakuasi. Mereka ketika keluat dari hotel yang dipakai untuk mengungsi sementara kembali mendapat serangan tambahan.

“Rabu lalu, sekelompok teroris menyelinap ke Palma dan melancarkan aksi yang mengakibatkan pembunuhan terhadap puluhan orang tak berdaya,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Omar Saranga pada konferensi pers.

Sementara itu, warga negara asing turut terperangkap dalam kekerasan tersebut, namun pemerintah tidak menjelaskan berapa banyak yang tewas.

Salah seorang warga Afrika Selatan diketahui tewas dalam serangan yang terjadi Rabu (24/3) itu.

Martin Ewi, peneliti senior di lembaga think-tank yang berbasis di Pretoria, Institute for Security Studies, mengatakan bahwa lebih dari 100 orang masih belum ditemukan sejak serangan itu.

Pada hari Rabu (24/3), para militan yang tidak diketahui jumlahnya mulai menyerang Palma, sebuah kota berpenduduk sekitar 75.000 orang di provinsi Cabo Delgado. Palma merupakan lokasi proyek gas bernilai miliaran dolar yang sedang dibangun oleh perusahaan Prancis, Total dan perusahaan energi lainnya.

Kelompok HAM, Human Rights Watch mengatakan para militan tanpa pandang bulu menembaki warga sipil di rumah mereka dan bahkan di jalanan.

BACA JUGA  Iran Berupaya Tahan Diri Tidak Akan Balas Serangan Drone Israel

“Dalam tiga hari terakhir, aparat keamanan memprioritaskan penyelamatan ratusan penduduk, warga negara Mozambik dan warga negara asing,” kata Saranga, tanpa merinci angkanya.

Beberapa dari mereka dibawa sementara ke pabrik gas di semenanjung Afungi, pantai Samudra Hindia. Mereka kemudian dipindahkan ke Pemba, sekitar 250 kilometer di selatan Palma. Mereka yang dievakuasi termasuk staf Total dan warga Palma yang mengungsi di pabrik gas.

Sejak Oktober 2017, kelompok ekstremis telah menyerbu desa dan kota, memaksa hampir 700.000 orang meninggalkan rumah mereka.

Menurut Badan Pengumpul Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED) yang berbasis di AS, kekerasan telah menewaskan sedikitnya 2.600 orang, setengah dari mereka adalah warga sipil.

Lebih lanjut, media lokal mengatakan para pekerja asal Inggris mungkin terperangkap dalam serangan Palma. Inggris mengatakan kedutaan besarnya di Maputo akan melakukan “kontak langsung dengan pihak berwenang di Cabo Delgado untuk segera mencari informasi lebih lanjut tentang laporan ini”.

Amerika Serikat, yang tentaranya membantu melatih pasukan Mozambik untuk memerangi pemberontakan, mengatakan pihaknya “terus memantau situasi mengerikan di Palma”. Ditambahkan seorang warga Amerika yang berada di Palma telah dievakuasi dalam kondisi selamat.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru