31 C
Jakarta
Array

Sepucuk Kisah Nabi di Hari Raya Idul Fitri

Artikel Trending

Sepucuk Kisah Nabi di Hari Raya Idul Fitri
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Menyimak dan mempelajari kisah dan perjuangan Nabi adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Islam, hal ini karena semua perbuatan, ucapan dan kisah nabi Muhammad dapat dijadikan patokan sebuah hukum dalam Islam.

Mempelajari kisah Nabi juga akan membuat seorang muslim paham bagaimana cara meneladani sikap dan tindakan Nabi serta cara mengamalkannya, yang lebih penting dari itu adalah dengan mempelajari kisah Nabi sebagai wujud kecintaan orang Islam kepada nabinya.

Kecintaan kepada Nabi termasuk sesuatu yang kelak akan menyelamatkan umat Islam di hari kemudian dan yang akan mempertemukan orang Islam dengan Nabinya tercinta, sebagaimana sabda Nabi ketika suatu hari ada seorang lelaki yang datang menemuinya dan berkata, Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka..? Rasulullah menjawab seseorang akan bersama yang dicintainya.

Di hari raya Idul fitri ini ada sepucuk kisah Nabi yang bisa dijadikan ibroh bagi kita semua, penulis sadurkan kisah ini dari kitab Durrotun Nasihin.

Pada suatu hari Nabi keluar untuk melaksanakan sholat Idul Fitri, ditengah jalan Nabi menjumpai sekumpulan anak-anak yang sedang bermain, dan daripada itu Nabi juga melihat salah satu anak yang sedang duduk termenung, menangis serta memakai baju yang kusut.

Nabi kemudian bertanya, wahai anak kecil kenapa engkau menangis dan tidak bermain dengan mereka…? Anak kecil tersebut belum mengetahui bahwa yang bertanya tersebut adalah Utusan Allah, maka anak tersebut menjawab, wahai laki-laki dewasa, ayahku meninggal bersama Rasulullah dalam suatu peperangan, kemudian ibuku menikah lagi serta mengambil seluruh harta peningglan ayahku, dan yang membuatku sedih aku diusir dari rumahku oleh ayah tiriku.

Saya tidak punya makanan, minuman, baju serta rumah lagi, maka ketika saya melihat anak-anak yang bermain dengan ayahnya, maka tangisku pun pecah, sebuah musibah telah mendatangiku.

Nabi pun memegang erat tangan anak kecil itu seraya berkata, apakah engkau ridho aku menjadi ayahmu, Aisyah sebagai ibumu, Ali sebagai pamanmu dan Hasan-Husain sebagi saudaramu..? mendengar itu anak kecil pun tersadar bahwa lelaki yang ada dihadapanya adalah utusan Allah.

Apa yang membuat saya tidak ridho dengan itu semua wahai nabiyullah..? jawab anak tersebut, kemuadian nabi membawa anak tersebut kerumah seraya memakaikan baju baru, memberi makan, minum dan segala kebutuhannya. Akhirnya anak tersebut bisa tersenyum dan bahagia.

Kemudian ketika anak-anak disekitarnya melihat ini, mereka bertanya wahai engkau sebelum ini engkau menangis kenapa sekarang engkau tersenyum bahagia..? maka anak tersebut menceritakan kisah tersebut kepada mereka, tak pelak hal inipun membuat iri mereka, mereka berkata seandainya ayah kami terbunuh bersama Rasulullah dalam suatu peperangan pasti kami bisa merasakan apa yang kamu rasakan.

Maka ketika Rasulullah meninggal, anak kecil tersebut keluar rumah sambil menabur-nabur debu diatas kepalanya seraya berkata saya sekarang menjadi yatim dan orang yang sendiri lagi, maka datanglah Abu Bakar untuk menggantikan peran Nabi tersebut.

Demiianlah sepucuk kisah Nabi di hari raya Idul Fitri, semoga kita bisa meneladaninya, Amiiin, dan akhirnya ingatlah firman Allah dalam Surat Al-Maun Ayat 1-2, yang artinya “Apakah engkau melihat orang yang mendustakan agama..? mereka itulah yang menghardik anak yatim.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru