Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Jakarta. Negara dan seluruh elemen bangsa dituntut agar serius menyelamatkan anak-anak Indonesia dari paham terorisme dan radikalisme. Kedua paham tersebut dinilai bisa mempengaruhi secara negatif kehidupan kebangsaan dan mental anak-anak.
Ketua Lembaga Dakwah PBNU Maman Imanulhaq mengatakan hal tersebut terkait peristiwa yang berujung pada perilaku terorisme dan radikalisme yang kerap dipraktikan oleh segelintir umat Islam di Indonesia. Menurutnya, peristiwa itu telah merusak sendi-sendi kebangsaan serta mengotori mental anak-anak bangsa dengan budaya teror dan kekerasan.
Dia mengatakan, anak-anak harus segera diselamatkan dari ketakutan dan tindakan kekejian tanpa perikemanusiaan yang dipertontontan oleh teroris. Aksi teroris akan memberikan efek traumatik yang buruk bagi anak-anak.
“Aksi brutal teror akan tersimpan dalam benak anak-anak dan berefek buruk. Lebih parah lagi bisa menginspirasi mereka melakukan tindakan teror serupa,” ujarnya, Jum’at (1/9/2017) di Jakarta
Dia menambahkan, kini saatnya untuk menegaskan pentingnya memproduksi narasi positif tentang kemanusiaan dan perdamaian untuk mengalahkan narasi radikal ekstrimis yang sangat provokatif.
“Narasi Islam moderat dan damai harus lebih diperbanyak daripada narasi teroris dan radikalisme yang harus diakui, lebih provokatif, heroik, menantang serta merangsang keingintahuan anak-anak muda”, kata Maman.
Dia menyatakan dukungannya terhadap berbagai langkah penanganan terorisme oleh kepolisian. Namun, ia meminta penangkapan teroris tidak didramatisir di hadapan anak-anak.
“Tidak boleh ada tindakan kekerasan yang dipertontonkan di hadapan anak-anak,” ujarnya.
