26.3 C
Jakarta

Seberapa Penting Tuhan Dalam Hidup Kita?

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanSeberapa Penting Tuhan Dalam Hidup Kita?
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Selain disebut manusia, kita juga disebut “makhluk”. Makhluk merupakan kata serapan dari bahasa Arab, makhluq. Artinya, diciptakan. Namanya makhluk, tentu ia berbeda dengan khalik sebagai pencipta. Makhluk lemah, sementara khalik kuasa. Makhluk miskin, sedang khalik kaya. Dan seterusnya.

Perbandingan ini membedakan dan membatasi bahwa kita bukan Tuhan. Kita hanya sebatas makhluk yang lemah dan miskin. Sebab, kita butuh Tuhan sebagai khalik. Tapi, siapakah Tuhan itu.

Kebutuhan manusia kepada Tuhan telah didengungkan jauh sebelum Islam datang. Quraish Shihab menyinggung dalam bukunya, Wawasan Al-Qur’an. Bahwasanya orang Yunani menganut paham politeisme (keyakinan akan banyak tuhan). Ada binatang sebagai tuhan; Venus adalah Dewa Kecantikan; Mars adalah Dewa Peperangan; Minerva adalah Dewa Kekayaan; terus Apollo dan Dewa Matahari adalah Tuhan Tertinggi. Masyarakat Mesir meyakini adanya Dewa Iziz, Dewi Oziriz, dan Ra’. Di sisi lain, mereka percaya adanya Dewa Gelap dan Dewa Terang. Hingga keyakinan ini merambah ke masyarakat Arab. Mereka menyembah berhala-berhala Al-Lata, Al-Uzza, dan Manat.

Keyakinan ini jelas salah di mata Islam. Sehingga, Al-Qur’an meluruskan. Sesungguhnya, yang patut disembah hanyalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam firman-Nya: Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa”. (Qs. al-Ikhlash [112]: 1).

Pada ayat tersebut Allah memerintahkan Nabi Muhammad—yang kemudian dicontoh umat beliau—mengesakan Allah swt. Tiada sekutu bagi-Nya. Allah, Allahu Rabbuna la nusyriku bihi syaian. Allah adalah Tuhan kami, kami tidak membuat sekutu terhadap suatu apapun dengan-Nya.

Mengenai pentingnya mengesakan Allah, Ust. Yusuf Mansur menyebutkan dalam ceramahnya, bahwa kalau tidak jual rumah, kita tidak bisa haji. Sebaiknya tidak usah jual rumah. Karena rumah kita jadi Tuhan. Kalau tidak kerja, kita tidak makan. Mending, kita tidak usah kerja. Karena kerja kita menjadi Tuhan.

BACA JUGA  Haram dan Kafirkah Kita Sebab Ucapkan ”Selamat Natal!”?

Tuhan adalah Dzat yang sepatutnya dijadikan mitra untuk konsultasi, berlabuh, curhat, dan seterusnya. Bukan manusia, setan, atau benda alam yang semuanya dikategorikan makhluk yang sepenuhnya menjadi mitra hidup kita.

Betapa tenteram hati bila kita mengingat Allah sebagai Tuhan! Kesadaran itu tumbuh menjelma menjadi inspirasi yang membimbing kita menatap masa depan yang cerah. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an: Orang-orang yang beriman dan jiwa mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah swt. Memang hanya dengan mengingat Allahlah jiwa menjadi tenteram. (Qs. ar-Ra’d [13]: 28).

Dalam ayat yang lain, Allah berkata: Sesungguhnya orang-orang yang berkata (berprinsip) bahwa Tuhan pemelihara kami adalah Allah serta istiqamah dengan prinsip itu, akan turun kepada mereka malaikat (untuk menenangkan mereka sambil berkata), “Jangan takut, jangan bersedih, berbahagialah kalian dengan surga yang dijanjikan.” (Qs. Fushshilat [41]: 30).

Melalui firman Allah tersebut, jelaslah bahwa cermin hidup kita adalah Allah. Kegelisahan, ketakutan, keterasingan, dan seterusnya, akan menjadi hilang sebab kita mengingat kekuasaan dan kehendak-Nya. “Mengingat” dalam ayat di atas disertai kata depan ba’–yang dalam ilmu di pesantren–berfungsi ilshaq, yakni “ketertempelan.” Mengingat di situ tidak cukup pikiran, melainkan disertai dengan keyakinan bahwa Allah hadir/bertatap muka dengan kita.

Kehadiran Tuhan merupakan kepastian. Bukan kebetulan. Bukan direncanakan. Dia Maha Suci dari sifat-sifat kotor. Ust. Jefri Al-Buchori berpesan, “Allah nggak pernah bosen ngampunin hamba-Nya. Cuma terkadang hamba-Nya yang bosen minta ampun kepada Allah.” Itulah alasan kita bertuhan, karena Tuhan begitu penting dalam perjalanan hidup kita.[] Shallallah ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru