Harakatuna.com. Ternate – Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Maluku Utara (Malut), Densus 88 Anti Terorisme Polri menggelar sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme di aula Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Maluku Utara, Kota Tidore Kepulauan. “Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa SPN Polda Malut Angkatan 52 tahun anggaran 2024 terhadap ancaman yang ditimbulkan paham intoleran, radikalisme, dan terorisme,” kata Kepala Tim Satgaswil Malut, Densus 88 Anti-Teror Polri, Ipda Herry Rinsampessy di Ternate, Minggu.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kepala SPN Polda Malut, Ketua MUI Kota Tidore Kepulauan, serta Katim Satgaswil Malut Densus 88 AT Polri bersama anggota. Materi yang disampaikan oleh Tim Densus 88 fokus pada bahaya paham-paham intoleran dan ekstremis, serta cara-cara efektif untuk mencegah penyebarannya.
Dalam paparan tersebut, siswa SPN Polda Malut dibekali dengan pengetahuan mengenai potensi ancaman yang dapat timbul akibat radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Diharapkan, para siswa mampu mengenali dan memahami risiko penyebaran paham tersebut, sehingga bisa menjadi agen pencegahan di lingkungan keluarga, institusi, maupun masyarakat. Selain itu, sosialisasi ini menyoroti peran penting anggota Polri dalam menyebarkan informasi pencegahan radikalisme kepada masyarakat luas. Materi juga mencakup informasi terkait jaringan teroris di Indonesia yang menganut ideologi Salafi-Wahabi, seperti NII, JI, JAT, JAD, MIT, JAK, dan JAS.
Kegiatan berjalan lancar dan aman. Para siswa diharapkan dapat mengimplementasikan pemahaman yang telah diperoleh dalam tugas mereka sebagai aparat penegak hukum, sekaligus menjadi agen perubahan demi menjaga keamanan dan kedamaian di masyarakat. Sebelumnya, Satgaswil Densus 88 Anti-Teror Polri intensif melakukan sosialisasi bagi staf dan pegawai PT PLN (Persero) UP 3 Tobelo untuk mencegah penyebaran paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Menurut dia, dengan pemahaman yang baik, diharapkan karyawan dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai-nilai toleransi dan nasionalisme, baik di lingkungan kerja, keluarga, maupun masyarakat luas. Dia mengatakan, kegiatan sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para karyawan BUMN terkait bahaya dan dampak paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, serta terorisme, termasuk langkah-langkah untuk mencegah penyebarannya.
Dalam pemaparannya, Ipda Herry Rinsampessy menekankan pentingnya peran karyawan BUMN dalam menjaga persatuan bangsa serta mencegah penyebaran paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.