31.5 C
Jakarta

Rocky Gerung, Sosok Gus Dur yang Masih Hidup

Artikel Trending

Islam dan Timur TengahIslam dan KebangsaanRocky Gerung, Sosok Gus Dur yang Masih Hidup
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Kontroversi memang sikap nyentrik nan menggelitik, bahkan mengusik. Begitu bicara kontroversi, selalu yang teringat Gus Dur dan Rocky Gerung. Siapa yang tidak kenal dengan kedua sosok ini? Mereka, kendati secara agama berbeda, tetap hidup rukun dan harmonis. Rocky Gerung masih mengingat kata-kata Gus Dur yang tertuju kepada dirinya menjelang Hari Natal. “Selamat Natal ya Rock!” ucap Gusdur.

“Gus Dus, saya tidak, tidak serius religius saya,” ucap Rocky Gerung.

“Saya juga nggak serius ngucapinnya,” ketus Gus Dur.

Mereka ketawa lepas. Rocky Gerung membayangkan, bahwa kalo sekarang, ucapan itu dibunyikan kembali mungkin jadi problem. Ngomongin kitab suci itu fiksi aja jadi problem. Berkas laporannya masih ada di polisi sampai sekarang.

Gagasan kontroversial Rocky Gerung sering diletupkan di media sosial. Tak sedikit orang yang menolaknya, bahkan mencibirnya. Tapi, Rocky Gerung bersikap bodoh amat melihat komentar yang kurang bermutu alias dungu. Rocky Gerung tetap berdiri pada pendiriannya sebagai sosok yang kritis terhadap pemerintah, lebih-lebih Jokowi sekarang.

Rocky Gerung melihat kualitas manusia bukan dari penampilan fisik, tapi lebih kepada kecerdasan intelektual. Sehingga, Rocky Gerung menghayal ingin menjadi Presiden Akal Sehat. Rocky Gerung juga tidak membatasi diri berinteraksi dengan siapapun, termasuk dengan orang yang dikritiknya. Rocky Gerung sering menyatakan berani bertemu dengan Jokowi selagi diundang. Bahkan, Rocky Gerung sering membela 212 di Monas dan menghadiri forum-forum FPI.

Sikap Rocky itu juga pernah diperankan oleh Gus Dur semasa hidupnya, lebih-lebih saat menjadi Presiden Indonesia. Gus Dur tidak membatasi diri dalam berinteraksi. Bahkan, tindakan sangat kontroversial pun dilalui selagi itu tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Sebut saja, pembelaan terhadap Inul Daratista dan Ahmad Dhani.

Gus Dur juga berani melawan pemerintah sendiri, selama mereka keliru. Ini dibuktikan dengan sikap Gus Dur dalam membubarkan Departemen Agama. Karena, departemen yang seharusnya mengayomi rakyat, ternyata korupsinya gede-gedean. “Kalau membunuh tikus kan tidak harus membakar lumbungnya?” sentil Andy pada talk show Kick Andy. Gus Dur ngejawab cerdas, “Memang. Karena, tikusnya sudah menguasai lumbung.”

Gus Dur memang terlahir di pesantren, salah satu institusi keagamaan tertua di Indonesia. Kendati pesantren dinilai tertinggal, kehadiran Gus Dur dengan pemikiran progresifnya dapat menyangkal persepsi tidak benar ini. Gus Dur mampu masuk perpolitikan hingga meraih kekuasaan sebagai orang nomor wahid di Indonesia. Pasti orang pesantren bangga. Kendati, juga ada yang kecewa dengan sikap Gus Dur masuk politik. Karena, bagi mereka, Gus Dur cukup jadi kyai atau ulama saja.

BACA JUGA  Memaknai Mudik pada Tahun Ini

Untuk menghapus kekecewaan itu, Gus Dur menjelaskan, “Saya masuk politik, karena diperintah oleh lima sesepuh saya. Itu saja. Kalo mereka memerintahkan apa saja. Masuk api ya masuk api. Tanpa perlu berpikir. Saya ini orang pesantren disuruh nurut orangtua. Nggak bisa ditawar. Lima orang itu saya nggak sebut namanya.”

Pasti kita penasaran siapa sebenarnya lima sesepuh yang dimaksud Gus Dur? Sesuai analisis chanel YouTube Studio Mata Satu, lima orang yang dimaksud Gus Dur, antara lain, KH. Abdullah Abbas Buntet Cirebon, KH. Muslim Rifa’i Klaten Jawa Tengah, KH. Ilyas Ruhiyat Tasikmalaya, KH. Chudlori Magelang, dan KH. Abdullah Faqih Langitan Tuban.

Pembelaan Gus Dur terhadap orang-orang yang disepelekan atau direndahkan tak terhitung dengan jari. Pembelaan yang berkesan sampai detik ini adalah ditetapkannya Hari Imlek sebagai hari libur nasional, sehingga Gus Dur dielu-elukan oleh masyarakat Tionghoa dan meluruskan pemelintiran ayat Al-Qur’an terkait larangan memilih pemimpin dari orang Kristen dan Yahudi. Gus Dur menegaskan, bahwa pesan ayat yang dipolitisasi itu tidak memiliki kaitan dengan larangan pemilihan pemimpin non-muslim.

Sikap suka berteman (friendly) Gus Dur pada sisi lain dibuktikan pengakuannya saat talk show di Kick Andy. “Pemimpin Indonesia yang pantas jadi musuh saya cuma satu, yaitu Pak Harto. Tapi, pada hari raya saya masih ke sana. Jadi, temen baik saya. Artinya, saya nggak punya musuh dong di Indonesia.” Ucap Gus Dur membuat penonton yang hadir tertawa lepas.

Sikap kontroversial Gus Dur dan Rocky Gerung sungguh sangat membekas di benak masyarakat Indonesia. Sikap ini tidak selamanya diklaim keliru. Karena, kekeliruan itu diukur dari motivasinya. Dua sosok ini memiliki motivasi yang sama: pluralisme. Sikap plural adalah bagian dari ruh negara Indonesia yang memiliki moto Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, berbeda-beda tetapi tetap satu. Bila Anda rindu Gus Dur saat ini karena beliau sudah lama pergi, lihatlah Rocky Gerung. Dialah sosok Gus Dur yang masih hidup.[] Shallallah ala Muhammad.

*Sumber tulisan ini dinukil dari konten YouTube “Studio Mata Satu” dengan tajuk “Cerita Gus Dur dan Rocky Gerung”

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.
Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional

Mengenal Harakatuna

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel Terkait

Artikel Terbaru