Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Moskow – Pemerintah Rusia memulangkan 27 anak-anak yang orangtuanya menjadi militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Puluhan anak-anak itu tiba di Rusia pada Minggu (10/2) waktu setempat, setelah diterbangkan dari Irak.
Seperti dilaporkan TASS News Agency dan dilansir AFP, Senin (11/2/2019), Kementerian Urusan Darurat Rusia menyatakan pesawat yang ditumpangi 27 anak militan ISIS itu mendarat Bandara Ramenskoye, dekat Moskow pada Minggu (10/2) malam waktu setempat.
“Sebanyak 27 anak-anak Rusia dipulangkan dari Baghdad,” sebut seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia yang enggan disebut namanya.
Disebutkan bahwa ibunda dari anak-anak itu ditahan otoritas Irak karena bergabung dengan ISIS. Ayah-ayah mereka kebanyakan tewas dalam pertempuran dengan tentara Irak selama tiga tahun terakhir.
Utusan Rusia untuk Hak-hak Anak, Anna Kuznetsova, mengonfirmasi laporan tersebut. Dalam pernyataan yang dikutip TASS News Agency, Kuznetsova menyebut 27 anak yang dipulangkan itu berusia antara 4-13 tahun dan berasal dari 10 wilayah berbeda di Rusia.
Pemulangan 27 anak Rusia itu mengikuti pemulangan 30 anak Rusia lainnya pada Desember 2018 lalu.
ISIS menguasai sejumlah wilayah strategis Irak tahun 2014, sebelum akhirnya dipukul mundur pasukan pemerintahan Irak yang dibantu koalisi pimpinan Amerika Serikat. Pada Desember 2017 lalu, pemerintah Irak menyatakan kemenangan atas ISIS di wilayahnya.
Pada awal Januari ini, Kremlin mengumumkan bahwa 115 anak-anak Rusia yang berusia di bawah 10 tahun ditambah delapan anak-anak Rusia lainnya berusia 11-17 tahun, masih berada di Irak. Aturan hukum Iran mengizinkan para tahanan untuk tinggal bersama anak-anaknya hingga usia 3 tahun. Anak-anak yang lebih besar harus tinggal bersama keluarganya yang lain.
