28 C
Jakarta

Revolusi Akhlak HRS vs Revolusi Akhlak Syekh Abu ‘Ala ‘Afifi

Artikel Trending

KhazanahPerspektifRevolusi Akhlak HRS vs Revolusi Akhlak Syekh Abu 'Ala 'Afifi
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Era pandemi Covid-19 hingga menjelang akhir tahun 2020 ini belum nampak akan berakhir. Meskipun adanya perubahan, situasi dan kondisi saat ini pasca pulangnya Habib Rizieq Syihab yang merupakan Imam Besar FPI dari Arab Saudi. Adanya perubahan “iklim” dan adanya kegaduhan bahkan ungkapan “revolusi mental” dan “revolusi akhlak” dengan bermacam tagarnya kerap dibahas banyak orang dan menghiasi dunia maya di jazirah medsos.

Terlebih HRS, sapaan akrab  Habib Rizieq Syihab mengusung slogan utamanya pasca kembali lagi ke Indonesia dengan sloglan “revolusi akhlak” bisa membumi di Nusantara ini demi perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Namun apakah revolusi mental itu slogan baru di negeri zamrud khatulistiwa ini? bahkan Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menjelaskan pemakaian istilah revolusi akhlak dan tidak revolusi mental. Menurut Rizieq, revolusi mental bersumber dari paham komunis. Benarkah demikian?

Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menjelaskan pemakaian istilah revolusi akhlak dan tidak revolusi mental. Menurut Rizieq, revolusi mental bersumber dari paham komunis. Menurut HRS pengertian revolusi sebagai perubahan secara cepat dan mendasar. Jika perubahan itu dilakukan secara perlahan, bukan revolusi.

HRS menyadari ada beberapa istilah soal revolusi, dari revolusi budi pekerti sampai revolusi mental. Namun dia akhirnya memilih revolusi akhlak. Kenapa dipilih revolusi akhlak, kenapa bukan revolusi moral, revolusi budi pekerti, revolusi mental? Karena kata akhlak itu dipakai oleh Nabi kita Muhammad SAW. Nggak ada kata lebih baik dipilih kecuali kata yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itulah digunakan oleh Nabi itulah, HRS akhirnya memilih revolusi akhlak untuk gerakannya. Sementara itu, Rizieq menyebut revolusi mental digunakan oleh peletak paham komunisme, Karl Marx. Rasulullah Saw yang menggunakan kata akhlak, kita lebih suka pakai istilah akhlak. Kenapa nggak pakai mental, kata mental dipakai oleh Karl Marx. Karl Marx yang pakai, gembongnya komunis. Makanya lebih memilih RAK (Revolusi Akhlak). orasi perdana HRS ketika kembali ke Indonesia setelah 3,5 tahun di Arab Saudi. Setiba di Petamburan, Jakarta Pusat, tempat kediamannya, Rizieq menyerukan revolusi akhlak.

Revolusi akhlak (RAK) ala HRS menurutnya baru perdana mengubah sifat manusia dari perbuatan buruk menjadi baik. HRS dan pengikutnya berkomitmen melawan kezaliman. HRS mengajak kepada rakyat Indonesia dan  semua mulai hal ini sudah di tiup peluit revolusi akhlak. Kita ganyang segala kezaliman. Lawan segala korupsi, setuju?” teriak Rizieq Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menjelaskan tahapan perubahan revolusi akhlak menjadi jihad fi sabilillah.

Ia mengatakan, perubahan pola perjuangan bisa terjadi apabila kezaliman tidak berhenti padahal ajakan perdamaian sudah digaungkan. Habib Rizieq menjelaskan, revolusi akhlak merupakan cerminan dari tindakan Nabi Muhammad SAW. Revolusi jenis ini menawarkan dialog, perdamaian, dan rekonsiliasi kepada musuh. Perang adalah pilihan terakhir apabila tidak menemui titik temu.

Revolusi Akhlak sebelum di cetus oleh HRS jauh sebelumnya, tahun 1963, istilah revolusi akhlak (RAK) telah dimunculkan oleh Syekh Abu ‘Ala ‘Afifi, ahli tasawuf. Apakah sama maksud dari revolusi akhlak itu antara FPI dan Syekh Abu ‘Ala ‘Afifi?Kalau revolusi akhlak dimaksudkan FPI sebagai perubahan akhlak dengan mengikuti akhlak Rasulullah SAW yang ada di dalam Alquran dan hadis, yang tentu saja akan disepakati semua umat Islam, akan tetapi masih bersifat umum dan global. Ini masih perlu dinarasikan menjadi sebuah konsepsi yang dimengerti rincian dan tahapan revolusi akhlak itu akan seperti apa.

BACA JUGA  Kontra-Radikalisme dan Disinformasi di Tengah Hiruk Pikuk Pemilu 2024

Sedangkan revolusi akhlak menurut Syekh Abu ‘Ala ‘Afifi adalah transformasi diri atau perubahan diri secara mendasar melalui tahapan-tahapan yang dirumuskan para ulama sufi terdahulu melalui 3 T: takhalli, tahalli, dan tajalli. Seorang yang ingin melakukan revolusi akhlak, terlebih dahulu harus melakukan takhalli, yakni mengosongkan diri dari hal-hal yang dapat mengotori hati dan merusak jiwa.

Setelah itu, dilanjutkan dengan tahalli, yakni menghiasi diri dengan kebaikan dan keindahan. Setelah melalui tahap tahalli, kemudian melakukan tajalli, yakni mewujudkan kebaikan, kemanfaatan, dan kemaslahatan secara konkret dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Mukti Ali Qusyairi, 2020).

Revolusi Akhlak Macet, Jihad Fisabillah Solusinya?

Kampanye RAK ala HRS dalam waktu tertentu tidak membawa perubahan apakah akan melakukan terobosan lain atau jihdafisabillah? Habib Rizieq bercerita, pada saat itu Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat ingin berperang. Namun Rasulullah menawarkan dialog terlebih dahulu kepada musuhnya untuk memeluk agama Islam. Jika musuh menyetujui maka pertumpahan darah tidak perlu terjadi.

Inilah cerminan akhlak Rasulullah. HRS menjelskan jangankan revolusi, perang aja nabi enggak pernah melupakan akhlak, lihat perang nabi, nabi mengajarkan para sahabat manakala dua pasukan sudah bertemu di medan tempur, antara pasukan Islam dan kafir, maka panglima pasukan Islam wajib menawarkan Islam terlebih dahulu kepada para musuh, lantas musuh itu siapa yang maksud HRS?

Konsep RAK ala HRS tentunya perlu kita ketahui sehingga realisasi dalam mengkampanyekan menjadi terarah dan sesuai target. Hal ini berbeda dengan RAK ala Syekh Abu ‘Ala ‘Afifi syang di dalamnya terdapat konsep 3 T yang menjelaskan tahapan perubahan akhlak secara gradual dan berproses.

Teori ini bisa diterapkan semua orang, baik ulama, pemerintah, pengusaha, intelektual, murid, guru, buruh, rakyat biasa, laki-laki, perempuan, orangtua, remaja, anak, dan yang lain. Konsep 3 T pun jika diterapkan akan tercipta perubahan kehidupan personal, kehidupan kolektif-masyarakat, dan kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik (Mukti Ali Qusyairi, 2020).

Lahirnya “al-Mujaddid” dalam setiap masa tentunya ada sang lokomotifnya, kita berharap siapapun tokohnya baik HRS atau lainnya adanya perubahan kearah yang lebih baik dengan cara  dan metode bil hikmah dan  mauizah hasanah sebagaimana pesan dalam Al-Quran:Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik” (An-Nahlu: 125)

 

Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Tgk. Helmi Abu Bakar El-Lamkawi
Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga, Bireuen dan Ketua PC Ansor Pidie Jaya, Aceh.

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru