28 C
Jakarta
Array

Respons UI atas Radikalisme di Masjid Kampus

Artikel Trending

Respons UI atas Radikalisme di Masjid Kampus
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta. Universitas Indonesia (UI) memberikan keterangan resmi atas pemberitaan CNNIndonesia.com mengenai hasil penelitian lembaga Setara Institute yang terbit Rabu (1/11).

Riset Setara Institute terhadap ratusan masjid di Kota Depok dan Bogor sepanjang Agustus hingga Oktober, menyimpulkan bahwa masjid-masjid di lokasi perumahan dan kampus menjadi sarang radikalisme dan intoleransi.

Dalam siaran persnya, Kepala Humas dan KIP UI, Rifelly Dewi Astuti, mengatakan dalam risetnya Setara Institute tidak ada menyebutkan bahwa masjid kampus Depok sebagai sarang radikalisme, sebagaimana dimuat di sebuah portal berita online tertanggal 1 November 2017. “Melainkan studi Setara Institute menyebutkan bahwa Masjid di Kampus menjadi salah satu Pusat Kegiatan Keagamaan di Kota Depok,” kata Rifelly.

Abdul juga menyatakan pengurus Masjid UI belum pernah diminta diwawancarai CNNIndonesia.com terkait hasil penelitian Setara Institute tersebut.
UI juga menyatakan berkomitmen menjaga keutuhan NKRI dengan memerangi intoleransi dan radikalisme, serta menentang setiap potensi aksi terorisme di dalam kampus. Selain itu, kata Rifelly, kampus akan menindak tegas setiap warga UI yang provokasi mengarah pada radikalisme dan memecah belah bangsa.

Respons juga diberikan Pengurus Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (Masjid UI).

Ketua  Pengurus Masjid UI Abdul Mutaali menyatakan paham keagamaan Masjid UI berlandaskan pemahaman Ahlus Sunnah wal jama’ah dalam koridor Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Adapun seluruh kegiatan dan kajian Masjid UI mengacu pada lima dasar nilai yaitu tafahum(pemahaman ke-Islaman yang komprehensif), tawazun (keseimbangan materialisme dan spiritualisme), tawasuth (moderat), takamul (universal dan holistik), tasamuh (saling menghormati perbedaan).

“Lebih lanjut, Pengurus Masjid UI memandang perlu untuk meminta penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian tersebut dari Setara Institute. Kami mengundang Setara Institute untuk mempresentasikan hasil penelitian tersebut secara akademik, utuh, dan terbuka,” ujar Abdul.

Peneliti Setara Institute Sudarto saat memaparkan hasil riset lembaganya, kemarin, mengatakan pihaknya mengikuti hampir setiap pengajian di masjid di kawasan Depok, masjid di dalam UI dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah.

Tercatat ada 529 masjid dan 927 musala di Depok. Jumlah itu terdiri dari masjid pemerintah atau BUMN, masjid donasi individu, masjid umum di perumahan, dan masjid kampus.

Dari hasil riset tersebut Sudarto mengatakan, bibit radikalisme terdapat baik di masjid yang berlokasi di kawasan perumahan maupun di dalam kampus.

Sudarto mencontohkan salah satu kelompok agama bernama Depok Islamic study Circle (DISC) yang membagi pengajian dalam dua kategori, yaitu umum dan eksklusif anggota.

“Dalam situs DISC, ada gambar otak dengan ulat serta lalat yang disimpulkan sebagai otak Jaringan Islam Liberal (JIL) yang harus dilawan. Mereka juga menganggap Ahmadiyah, Syiah, LGBT dan komunisme sebagai musuh Islam,” kata Sudarto, kemarin.

Pada saat itu, CNNIndonesia.com telah menghubungi UI melalui nomor resmi untuk mengonfirmasi hasil penelitian Setara Institute, namun tidak mendapat respons.

Cnnindonesia.com

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru