31.7 C
Jakarta

Rencana Teror Selama Covid-19 Berhasil Ditumpas

Artikel Trending

AkhbarNasionalRencana Teror Selama Covid-19 Berhasil Ditumpas
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Penangkapan terduga teroris yang terjadi berurutan akhir-akhir ini terlihat tertib dan beruntun. Rencana teror yang kemudian terdeteksi aparat penegak hukum silih berganti dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini, mengindikasikan adanya dugaan kuat kondisi pandemi Covid-19 dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk melakukan aksi teror.

Pengamat terorisme Al Chaidar, ketika dihubungi dari Jakarta pada Selasa (5/5/2020), mengatakan, penangkapan terduga teroris di beberapa tempat di Indonesia akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara RI (Polri) telah mendeteksi kemungkinan rencana aksi dari jaringan teroris.

”Mereka (teroris) memanfaatkan masa pandemi Covid-19 ini untuk menyusun rencana-rencana serangan mereka ke sejumlah kota di Indonesia, bahkan dalam bulan puasa,” kata Al Chaidar.

Dalam dua bulan terakhir, Densus 88 Antiteror telah menangkap beberapa terduga teroris di beberapa lokasi. Pada pertengahan Maret lalu, lima terduga teroris diamankan di Batang, Jawa Tengah. Pada pertengahan April, empat terduga teroris ditangkap Densus 88 Antiteror di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Kemudian, masih pada bulan yang sama, seorang terduga teroris ditangkap petugas di Surabaya, Jawa Timur. Tiga hari kemudian, 26 April, seorang terduga teroris ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur.

Selang sehari, Densus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris di Kabupaten Serang, Banten. Pada Jumat, 1 Mei, seorang terduga teroris ditangkap petugas di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Rencana Teror Memanfaatkan Pandemi Covid-19

Menurut Al Chaidar, meskipun pada masa lalu aksi teror dilakukan menjelang bulan puasa, saat ini rencana teror tersebut lebih terkait dengan pandemi Covid-19. Terdapat beberapa pembuat fatwa (mufti) dari jaringan teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) lokal yang memandang masa pandemi Covid-19 sebagai periode penting dalam kosmologi perang bagi penganut takfirisme.

BACA JUGA  Wamenag Ingatkan Masyarakat untuk Jaga Persatuan Selamanya

Terkait dengan penangkapan para terduga teroris tersebut, Al Chaidar mengapresiasi Densus 88 Antiteror. Sebab, polisi dapat membaca alur terorisme dari perspektif ideologis penganutnya. Dengan demikian, rencana aksi teror dapat dicegah.

”Mereka (teroris) tetap berjaringan, bukan lone wolf. Untuk sasarannya ke aparat. Untuk sasaran ke tempat umum sudah tidak lagi didukung,” ujar Al Chaidar.

Dalam keterangan tertulis, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Banten Komisaris Besar Edy Sumardi mengatakan, terduga teroris yang ditangkap di Pandeglang berinizial AZ. Ia diduga terkait dengan tiga terduga teroris yang terlebih dahulu ditangkap di Kabupaten Serang.

Pada penangkapan AZ, Densus 88 Antiteror mengamankan sejumlah barang bukti, seperti laptop, busur beserta anak panah, sasaran tembak panahan, telepon genggam, beberapa buku atau majalah tentang jihad, dan sarung tangan penarik panahan. Selain itu, diamankan pula kaset cakram digital, poster, buku tabungan, kartu ATM, paspor, dan KTP.

Terkait dengan pelaku teror di Kalimantan Tengah, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra mengatakan, Densus 88 Antiteror telah mengamankan seorang berinisial HG alias Iwan (22). Pelaku teror tersebut meletakkan barang yang diduga bom di Masjid Nurul Yaqin, Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Setelah diperiksa, benda tersebut bukanlah bom.

”Menurut pengakuan pelaku, perbuatan tersebut hanyalah iseng dan efek halusinasi penggunaan sabu dan tidak masuk ke dalam jaringan terorisme. Dari hasil pemeriksaan urine, pelaku positif menggunakan narkotika jenis sabu,” ujar Asep.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru