30.1 C
Jakarta
Array

Relasi Akhlak Anak-Bapak (Bagian III-Habis)

Artikel Trending

Relasi Akhlak Anak-Bapak (Bagian III-Habis)
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Selanjutnya Al-Quran mengajarkan agar seorang anak memilih perkataan lemah lembut yang dapat memuliakan ayahnya. Nilai sopan santun dalam bertutur ini diajarkan oleh para ulama Indonesia terdahulu. Sehingga bisa kita dapati sebagian daerah di Indonesia mempunyai stratifikasi bahasa, mulai kasar, sedang hingga halus. Sangat disayangkan sekali generasi muda dewasa ini sudah banyak yang tidak mengenal bahasa sopan nan lemah lembut. Mereka lebih memilih bahasa-bahasa yang cenderung merusak.

Dalam hal ihsân tindakan kepada bapak, seorang anak akan dituntun untuk bersikap santun dan rendah hati kepada orang tuanya. Sesekali sang anak dibenarkan untuk mencurahkan isi hati kepada ayahnya saat dirundung masalah. Sang anak juga dituntut agar ringan tangan untuk membantu pekerjaan dan tugas ayahnya.

Santun dan kerendahan hati pada ibu-bapak digambarkan oleh Al-Quran dengan merendahkan sayap kehinaan sebagai bentuk bahwa orang tua adalah segalanya bagi anak. Sangat tidak pantas jika seorang anak merasa besar di depan ibu-bapaknya. Apalagi berani menantangnya. Kerendahan hati seorang anak kepada bapaknya muncul dari rasa kasih sayang. Sifat santun dan rendah hati ini pernah dicontohkan oleh Nabi Yusuf as, setelah lama tak berjumpa dengan ayahnya, Nabi Yakub as ditempatkan oleh putranya Nabi Yusuf as pada kursi singgasananya lalu merendahkan kepala untuk sujud sebagai penghormatan kepada sang Ayah, sebagaimana direkam oleh Qs. Yûsuf [12]: 100.

Pada suatu titik tertentu seorang anak akan membutuhkan saran dan nasehat seorang ayah saat masalah datang. Sebagai orang terdekat dan mempunyai segudang pengalaman, ayah pun selalu ada untuk mendengar curhatan dan keluhan anaknya yang mulai tumbuh dewasa. Terjadilah dialog antara anak dengan ayah sebagaimana Nabi Yusuf as yang pernah menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Yakub as. Tidak jarang memang interaksi anak dengan bapak seperti interaksi seseorang dengan temannya. Meskipun demikian jangan sampai batas-batas moral antara anak dan bapak bisa diterjang begitu saja.

Di fase tertentu seorang anak harus bisa menyadari apa yang diperlukan dan dibutuhkan oleh seorang ayah. Membantu pekerjaan dan tugas ayah pernah dicontohkan oleh orang-orang saleh. Nabi Ismail as pun dengan ringan tangan membantu ayahnya Nabi Ibrahim as untuk mengangkat pondasi Kabah. Sangat tak etis bila seorang anak malah berpangku tangan melihat ayahnya bekerja sendirian.

Hubungan seorang anak dengan bapak hendaknya tetap terjalin di manapun dan kapanpun. Jarak yang memisahkan antara keduanya tidak bisa menjadi alasan untuk memutuskan relasi. Interaksi masih bisa terjalin secara lahir maupun batin. Secara lahir bisa ditempuh melalui telepon, saling berkirim barang –seperti yang dilakukan oleh Nabi Yusuf as mengirimkan bajunya kepada sang Ayah, Nabi Yakub as- atau saling berkirim uang sebagaimana yang sering dipesankan oleh guru penulis, dalam kondisi apapun dan bagaimanapun orang tua harus tetap tersambung dengan mengirim uang bagi anaknya meski tidak banyak. Relasi secara batin bisa dilakukan melalui doa. Hal ini sangat penting agar relasi anak dengan bapak selalu dipenuhi energi positif.

Perlu dicatat bahwa seorang anak harus menyelipkan ibu-bapak dalam doanya. Orang tua manapun pasti mengharap doa tulus dari anak-anaknya. Sebab doa anak saleh merupakan ‘tabungan’ amal yang terus mengalir bagi mereka. Al-Quran mengajarkan agar rahmat kasih sayang Allah swt selalu menaungi mereka sebagaimana kasih sayang yang dirasakan anak dalam pendidikan dan asuhan ibu-bapak. Menjaga akhlak batin dengan berdoa bagi ibu-bapak ini berlaku saat mereka masih ada di dunia lebih-lebih lagi saat mereka telah tiada. Doa menjadi satu-satunya penyambung relasi anak dengan bapak yang menembus antar ruang dan waktu.

Sejatinya rangkaian akhlak yang telah disebutkan di atas tidak hanya terbatas dipraktekkan kepada bapak saja, namun juga terhadap siapapun dan kapanpun. Hanya saja seorang ayah menjadi lebih difokuskan karena ia adalah orang paling istimewa bagi siapapun di pentas dunia ini.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru