Dengarkan artikel ini
Harakatuna.com. Jakarta. Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Ahmad H Lubis menegaskan bahwa dalam proses perkuliahan di kampusnya menekankan implementasi Pancasila dalam setiap disiplin ilmu yang diajarkan.
“Saya kira banyak orang mengatakan radikalisme muncul karena ketidakadilan dan sebagainya. Mungkin inilah tantangan kita bersama. Kita harus membawa ini, nilai-nilai bangsa ini. Gotong-royong sudah lama tidak muncul di kita. Pancasila, nilai-nilai ini mungkin harus kita angkat. Mengembalikan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, inilah tantangan bangsa kita,” kata Ahmad yang ditemui di kantor Wakil Presiden (Wapres), Jakarta, Senin (24/7).
Terbukti, lanjutnya, dengan keberadaan Pusat Integrasi Islam dan mata kuliah umum yang didesain mengakomodasi Pancasila dalam sejumlah mata pelajaran dan segala kehidupan perkuliahan di Universitas Al Azhar Indonesia.
“Kalau dilihat 70 persen katakanlah dari bahasa Arab yang konotasi Islam. Jadi, Pancasila itu harusnya umat Islam yang mayoritas, harus menjadikan contoh dan mengajak teman-teman, saudara-saudara kita dari agama lain untuk implementasikan di kehidupan kita sehari-hari,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk isu perundungan yang juga tengah marak terjadi, Ahmad memastikan bahwa orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) mahasiswa (osma) di Al Azhar tidak menekankan pada kegiatan fisik sehingga memungkinkan terjadinya perundungan.
“Jadi kami dalam beberapa tahun terkahir ini kami tidak mengenal adanya osma yang keterlaluan,” ujarnya.
Menurut Ahmad, Universitas Al Azhar Indonesia mendesain program osma yang lebih mengarah pada peningkatan ilmu ke-Islaman, dan peningkatkan jiwa kepemimpinan melalui pendekatan psikologis dan melibatkan dosen-dosen psikologi.
Sumber: Beritasatu
