28 C
Jakarta

Rekonstruksi Kaum Sarungan terhadap Hakikat Negara Islam

Artikel Trending

KhazanahResensi BukuRekonstruksi Kaum Sarungan terhadap Hakikat Negara Islam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF
Judul Buku: Indonesia Berkhilafah; Rekonstruksi dan Representasi Hakikat Negara dalam Islam, Penulis: Tim Soko Papat (Solusi & Kompilasi Problematika Penting dalam Masyarakat) Wisudawan Ma’had Aly Lirboyo, Tahun Akademik 2021-2022, Tahun: Cetakan II, Oktober 2021, Penerbit: Lirboyo Press, Tebal: XLVII + 312, Peresensi: M. Ryan Romadhon.

Harakatuna.com – Indonesia sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di Dunia sudah seharusnya menjadi teladan dalam hal relasi antara kewajiban beragama dan keperluan bernegara. Relasi keduanya menjadi sumber utama persatuan negara dan jaminan atas keberlangsungan praktik keagamaan.

Namun, seringkali ditemukan pandangan-pandangan yang tidak dapat mewakili relasi dari keduanya, yang telah dibentuk sejak era kemerdekaan, dengan tujuan utama untuk mewujudkan kemaslahatan dalam bernegara serta beragama.

Dalam hal ini, pesantren sampai saat ini masih berdiri di barisan terdepan dalam usaha mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terlebih pada prinsip membela dan menjaga kestabilitasan umat.

Ketidakpuasan terhadap kredibilitas lulusan-lulusan luar pesantren, menjadi pendorong pesantren untuk mengirimkan lulusan terbaiknya guna turut berkarya untuk kemajuan negara, terlebih dalam moralitas anak-anak bangsa.

Ponpes Lirboyo, melalui Wisudawan Mahasantri Ma’had Aly-nya untuk yang kesekian kalinya menerbitkan buku bertemakan relasi agama dan negara, yang berjudul “Indonesia Berkhilafah; Rekonstruksi dan Representasi Hakikat Negara dalam Islam”

Dalam buku yang berjudul “Indonesia Berkhilafah; Rekonstruksi dan Representasi Hakikat Negara dalam Islam” karya Tim Soko Papat (Solusi & Kompilasi Problematika Penting dalam Masyarakat) Wisudawan Ma’had Aly Lirboyo, Tahun Akademik 2021-2022 ini dijelaskan apa yang sebenarnya dikehendaki dari khilafah dalam agama Islam melalui tinjauan-tinjauan dalam beberapa disiplin keilmuan.

Hingga dapat benar-benar mendekonstruksi paham-paham melenceng yang selama ini menjadi sumber utama tindakan-tindakan radikalisme di Indonesia. Ketidaksempurnaan pemahaman dan keyakinan sebagai satu-satunya pihak yang paling benar seringkali membuat manusia tidak menyadari bahwa sebenarnya ia berjalanan di jalan yang salah.

Said Aqil dalam kata pengantarnya atas buku ini memberikan sebuah apresiasi, bahwa buku ini sangat penting sekali sebagai terobosan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Islam, khususnya masyarakat pesantren agar semua faham apa arti khilafah dan masih relevankah khilafah itu di era sekarang.

Nadirsyah Hosen dalam kata pengantarnya atas buku ini juga memberikan sebuah apresiasi dan ungkapan rasa bangga atas terbitnya buku ini. Selain itu, beliau juga berharap agar buku ini dapat mewarnai dunia intelektual pelajar Indonesia dan memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kenegaraan dan kebangsaan pemuda-pemudi Indonesia.

Harapan besar beliau, semoga karya Wisudawan Ma’had Aly Lirboyo Tahun Akademik 2021-2022 ini menjadi awal bersatunya paham kenegaraan seluruh anak bangsa tentang asas negara, karena sudah saatnya kita beralih fokus untuk mengkaji cara meningkatkan kesejahteraan dan tidak lagi sibuk dalam perdebatan.

BACA JUGA  Dinamika Zaman dan Sisi Lain Gerakan Radikal

Isi Buku

Secara garis besar, buku ini berisi empat bab. Pada bab pertama, buku ini mengupas tentang pengejawantahan makna khilafah dari sudut pandang Al-Qur’an, Hadits, Fiqh dan Sejarah panjang Khilafah Islamiyyah, perihal faktor utama kesejahteraan Islam dan faktor yang menjadi bibit utama kemunduran Islam.

Pada bab kedua, buku ini mengupas perihal kepemimpinan. Dari dasar dan tujuan pengangkatan, serta kriteria pemimpin ideal, demi menemukan pemimpin sejati yang mampu mewujudkan kehidupan Islami.

Selain itu, dalam bab ini juga membahas tuntas mengenai otoritas pemimpin, hingga sistem pemerintahan dalam kajian Al-Qur’an, Hadits, Fiqh dan faktor keberhasilan kepemimpinan Rasulullah Saw.

Pada bab ketiga, buku ini membahas tema “Indonesia Bersyariat”, yakni terkait kewajiban menerapkan syariat Islam, meliputi formalisasi syariat, serta menjelaskan hubungan sosial antara umat Islam dengan umat agama lain.

Sedangkan pada bab keempat, buku ini mengkaji tentang keharusan untuk saling bahu-membahu dari setiap lapisan masyarakat, guna menciptakan Indonesia sejahtera dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kelebihan Buku

Salah satu kelebihan yang dimiliki buku ini adalah ditulis dengan bahasa sederhana yang memudahkan pembaca untuk memahami sekaligus mencerna arah isi buku tersebut.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan data referensi valid dari kitab turats, baik yang berkaitan dengan hukum maupun sejarah yang diletakkan di batang tubuh buku dan di catatan kaki.

Hal tersebut tentunya menjadikan pembaca bertambah yakin bahwa isi buku ini benar-benar sesuai ajaran syariat dan menjadikan pembaca semakin mantap untuk menjadikan buku ini sebagai panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam buku ini, pembaca juga akan menemui paparan beberapa peristiwa yang dialami oleh Nabi Muhammad saw beserta para sahabat dalam mengatur masyarakat yang majmuk dalam bingkai negara yang sesuai dengan ajaran syariat.

Di sini, pembaca akan disuguhkan betapa beliau saw dan para sahabatnya sangat memperhatikan kehidupan sosial yang majemuk, bisa berdampingan dengan siapapun, sehingga lahirlah kesepakatan bersama yang disebut dengan “Piagam Madinah”.

Buku ini memberikan rekonstruksi serta kajian lengkap meliputi al-Qur’an, Hadits, yurisprudensi ulama, sejarah, hingga analogi kontekstualisasi ajaran Islam di Indonesia.

Oleh karena itu, diharapkan setelah membaca buku ini seharusnya tidak ada lagi percekcokan dan perdebatan yang tidak berujung terkait pandangan Islam atas empat pilar bangsa, terlebih jika memahami spirit ulama Nusantara untuk menerima dan melegimitasi keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk final negara.

Muhammad Ryan Romadhon
Muhammad Ryan Romadhon
Mahasantri Ma'had Aly Ponpes Al-Iman Bulus Purworejo Jawa Tengah

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru