30.1 C
Jakarta
Array

Rasulullah Mengawali dan Mengakhiri Makan Dengan Garam

Artikel Trending

Rasulullah Mengawali dan Mengakhiri Makan Dengan Garam
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Garam adalah produk penyedap makanan alami yang tersedia melimpah ruah di bumi Nusantara, karena pada dasarnya bahan baku untuk membuat garam adalah air laut. 

Air laut di bumi Nusantara sangat melimpah ruah karena hampir 70% wilayah Nusantara adalah lautan. Dengan demikian tidak begitu aneh jika Nusantara termasuk salah satu penghasil garam terbesar di dunia. Oleh karenanya garam selalu menjadi pelezat alami yang selalu berada di dapur penduduk nusantara bahkan dunia, hal ini diperkuat lagi bahwa hampir semua masakan tercampur dengan garam, karena tanpa garam sebuah masakan akan terasa hambar. 

Salah satu yang membuat garam terasa istimewa bagi pecinta kuliner adalah rasa garam yang khas. Ditambah lagi memulai makan dengan garam dan mengakhiri makan dengan garam adalah anjuran dan etika makan dalam Islam.

Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumiddin menerangkan bahwa salah satu etika makan yang dianjurkan adalah mengawali dan mengakhiri makan dengan garam. Sebenarnya etika makan yang dibahas Ghazali dalam bukunya sangat banyak, akan tetapi yang menjadi fokus bahasan adalah etika makan dengan mengawali dan mengakhiri makan dengan garam.

Jika dikontekstualkan etika makan ini bisa diartikan bahwa bisa mengawali makan dan mengakhiri makan dengan sesuatu yang mengandung garam, atau makanan yang asin-asin. Jadi tidak secara kaku harus dengan garam yang masih utuh dalam butiran-butiran.

Etika makan ini didasarkan pada sabda Rasulullah kepada sahabat Ali, Rasulullah bersabda : Ya Ali, mulailah makan dengan garam dan akhirilah dengan garam pula, karena dalam garam terkadung obat dari tujuh puluh macam penyakit, diantaranya adalah gila, kusta, lepra, sakit perut (segala macam penyakit yang berkaitan dengan perut) dan sakit gigi.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa etika makan ini yaitu mengawali dan mengakhir makan dengan garam merupakan sunah nabi yang banyak dilupakan. Padahal apa yang diperintahkan Rasullulah adalah suatu kebaikan, bisa jadi penyakit yang bermacam-macam yang menimpa umat manusia diakhir zaman ini karena manusia itu tidak mengikuti pola makan yang dianjurkan Rasulullah. 

Garam juga merupakan makanan yang disajikan oleh salah seorang nabi, diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang nabi yang ingin menjamu dan mengkasih makan orang diseluruh dunia, maka diperintahkan orang-orang untuk memasak, setelah tersedia banyak makanan datanglah seekor belalang raksasa, yang dalam satu lahapan makanan langsung habis. Kemudian nabi tersebut berdoa kepada Allah untuk bisa menjamu seluruh orang di dunia, maka Allah mengakubulkannya dengan membuat air laut itu asin. Dengan itu semua orang di dunia akan dijamu oleh nabi ini karena setiap orang dunia bisa dikatakan telah merasakan nikmatnya garam.

[zombify_post]

Ahmad Khalwani, M.Hum
Ahmad Khalwani, M.Hum
Penikmat Kajian Keislaman

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru