27.8 C
Jakarta

Rajab: Momentum Emas Menguatkan Persatuan Bangsa

Artikel Trending

EditorialRajab: Momentum Emas Menguatkan Persatuan Bangsa
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com – Bulan Rajab, sebagai salah satu bulan haram yang memiliki kedudukan istimewa dalam kalender Islam, menawarkan peluang langka bagi umat Islam untuk merenung dan meresapi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Islam. Tidak hanya sebagai bulan suci yang penuh berkah, Rajab juga dapat dijadikan momentum emas untuk mempererat ukhuwah Islamiyah.

Mempererat persaudaraan antarumat Islam menjadi kunci penting dalam membangun kesadaran kolektif umat Islam untuk menghadapi berbagai tantangan global. Editorial kali ini ingin melihat bagaimana Rajab dapat menjadi sarana untuk memperkuat persatuan umat Islam di satu sisi, dan menjadi ajang propaganda khilafah oleh kelompok Hizbut Tahrir di sisi lain. Karena itulah, editorial ini penting ditulis dalam konteks keberagaman Indonesia yang kian kompleks.

Mengurai tantangan keagamaan menjadi pintu masuk untuk menemukan solusi terbaik bagi Indonesia. Selama ini, Rajab sering kali dikaitkan dengan kegiatan Hizbut Tahrir, yang menjadikannya momentum untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang mengarah pada misi menegakkan sistem khilafah. Di mata Hizbut Tahrir, khilafah adalah sistem ideal yang dapat menyatukan umat Islam di seluruh dunia. Namun, Hizbut Tahrir tidak melihat bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya dan agama. Yang penting bagi mereka adalah tegaknya sistem Islam di Indonesia.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memerlukan sistem yang mampu merangkul semua elemen masyarakat. Pancasila sudah sejalan dengan nilai-nilai Islam karena mendasari prinsip keadilan sosial dan persatuan umat. Pancasila telah terbukti mampu menjaga persatuan umat dalam bingkai kebangsaan yang inklusif.

Karena itu, momentum Rajab bukan lagi soal mempertentangkan sistem Pancasila yang sudah mengakar di tanah air. Melainkan, bagaimana Rajab dapat dijadikan sarana untuk menyatukan solidaritas umat tanpa mengorbankan keberagaman bangsa.

Rajab, sebagaimana banyak ditulis selama sebulan ini, seharusnya dipusatkan pada strategi membangun solidaritas umat Islam, tanpa harus mengorbankan identitas dan budaya lokal yang telah menjadi bagian dari jati diri bangsa. Dalam hal ini, pendekatan inklusif yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam budaya lokal adalah kunci untuk menciptakan solidaritas yang kokoh di seluruh lapisan masyarakat.

BACA JUGA  Imlek 2576 dan Mainstreaming Politik Kebangsaan Kita

Sebagai contoh, kolaborasi antara organisasi Islam besar seperti NU dan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial dapat memperkuat persatuan umat Islam tanpa harus mengubah dasar negara atau mengusung sistem pemerintahan khilafah. Hal ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam seperti keadilan, persatuan, dan kesejahteraan sosial dapat diterapkan dengan sangat efektif dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai keberagaman.

Selain itu, Rajab juga merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah bersama, seperti shalat berjamaah, puasa sunnah, dan kajian keagamaan. Ibadah bersama ini dapat memperkuat tali persaudaraan antarumat Islam dan membangun rasa kebersamaan yang mendalam. Tidak hanya sebagai bentuk kedekatan kepada Allah, ibadah bersama juga menjadi sarana untuk menghidupkan ukhuwah Islamiyah, menghapuskan perbedaan, serta meningkatkan toleransi demi mewujudkan keharmonisan.

Pada bulan Rajab, umat Islam seharusnya semakin menyadari pentingnya mengatasi perbedaan internal yang ada, baik dalam hal mazhab, pandangan politik, maupun cara pandang terhadap dunia. Perbedaan-perbedaan ini, jika tidak dikelola dengan bijak, justru dapat memperlemah persatuan umat. Oleh karena itu, bulan Rajab dapat menjadi momentum untuk menghapuskan sekat-sekat pemisah dan mengedepankan nilai-nilai persatuan, kasih sayang, toleransi, serta menumbuhkan rasa saling pengertian. Dengan demikian, Rajab menjadi sarana untuk menciptakan suasana kondusif bagi keharmonisan di masyarakat yang lebih luas.

Editorial kali ini mengajak saudara-saudara sekalian untuk menjadikan Rajab sebagai momentum emas dalam menguatkan persatuan umat Islam di Indonesia. Dalam konteks keberagaman yang ada, sangat penting bagi umat Islam untuk menjaga persatuan. Dengan berfokus pada prinsip-prinsip persatuan, keadilan, dan toleransi, Rajab dapat menjadi momentum yang kuat untuk mengingatkan umat Islam akan pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan sejahtera.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru