29.7 C
Jakarta

Radikalisme Marak di Babel Hingga Jangkit Guru Pondok Pesantren

Artikel Trending

AkhbarDaerahRadikalisme Marak di Babel Hingga Jangkit Guru Pondok Pesantren
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Bangka Belitung – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rupanya menjadi salah satu target penyebaran paham terorisme. Tahun 2021 aparat kepolisian dari Densus 88 Anti Teror Mabes Polri berhasil mengungkap enam orang pelaku terorisme yang tersebar di Pulau Bangka dan Belitung.

Yang mengejutkan satu orang pelaku diantaranya adalah seorang pengajar di salah satu pesantren di Kabupaten Bangka Tengah sebagaimana dikutip Posbelitung.co dari Kompas.com.

Kelompok terorisme yang tertangkap di Bangka Belitung diantaranya masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah, Jamaah Ansharut Tauhid, Jamaah Islamiyah (JI) hingga simpatisan ISIS.

Baru-baru ini hasil survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung (Babel) cukup mengejutkan.

Survei dilakukan kepada 5.000 pelajar tingkat SMA di Bangka Belitung, hasilnya hampir 40 persen terpapar paham radikalisme.

Tak hanya pelajar, survei juga dilakukan terhadap 150 orang guru. Dan hasilnya sebanyak 12 orang guru ikut terpapar paham radikalisme.

Hasil survei yang sangat mengejutkan ini disampaikan oleh Ketua FKPT Babel, Sri Wahyuni dalam acara seminar dan workshop pembuatan konten kreatif di Aula Rektorat UBB, Rabu (24/8/2022).

“Kemarin, kami melakukan 5 ribu lebih survei terhadap siswa SMA se-provinsi Bangka Belitung, hasilnya hampir 40 persen terpapar (radikalisme-red), begitu juga guru-guru kita, dari 150 guru, ternyata ada 12 guru terpapar,” ujar Sri Wahyuni.

Tindak lanjut dari hasil survei ini, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung berusaha memberikan edukasi untuk menangkal radikalisme.

“Karena paham ini belum berupa aksi, kalau terorisme itu aksi. Ketika masih dalam paham, kita melakukan upaya seperti ini (edukasi-red), pendekatan lunak (soft approach),” kata Sri.

Dibeberkannya juga kaum muda memang rentan terpapar paham radikalisme di Bangka Belitung bila dibandingkan masyarakat umum.

“Sangat mengkhawatirkan itu dari kelompok SMA, kami memandang perlu, mereka ini diberikan imunisasi (edukasi soal menangkal radikalisme-red). Di Bangka Belitung tahun 2018, peringkat kelima, bahaya terpapar atau potensi dari sedang menuju kuat, melalui pemerintah daerah perlu mengatasi ini,” katanya.

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru