Harakatuna.com. Bangka Belitung – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rupanya menjadi salah satu target penyebaran paham terorisme. Tahun 2021 aparat kepolisian dari Densus 88 Anti Teror Mabes Polri berhasil mengungkap enam orang pelaku terorisme yang tersebar di Pulau Bangka dan Belitung.
Yang mengejutkan satu orang pelaku diantaranya adalah seorang pengajar di salah satu pesantren di Kabupaten Bangka Tengah sebagaimana dikutip Posbelitung.co dari Kompas.com.
Kelompok terorisme yang tertangkap di Bangka Belitung diantaranya masuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah, Jamaah Ansharut Tauhid, Jamaah Islamiyah (JI) hingga simpatisan ISIS.
Baru-baru ini hasil survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung (Babel) cukup mengejutkan.
Survei dilakukan kepada 5.000 pelajar tingkat SMA di Bangka Belitung, hasilnya hampir 40 persen terpapar paham radikalisme.
Tak hanya pelajar, survei juga dilakukan terhadap 150 orang guru. Dan hasilnya sebanyak 12 orang guru ikut terpapar paham radikalisme.
Hasil survei yang sangat mengejutkan ini disampaikan oleh Ketua FKPT Babel, Sri Wahyuni dalam acara seminar dan workshop pembuatan konten kreatif di Aula Rektorat UBB, Rabu (24/8/2022).
“Kemarin, kami melakukan 5 ribu lebih survei terhadap siswa SMA se-provinsi Bangka Belitung, hasilnya hampir 40 persen terpapar (radikalisme-red), begitu juga guru-guru kita, dari 150 guru, ternyata ada 12 guru terpapar,” ujar Sri Wahyuni.
Tindak lanjut dari hasil survei ini, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bangka Belitung berusaha memberikan edukasi untuk menangkal radikalisme.
“Karena paham ini belum berupa aksi, kalau terorisme itu aksi. Ketika masih dalam paham, kita melakukan upaya seperti ini (edukasi-red), pendekatan lunak (soft approach),” kata Sri.
Dibeberkannya juga kaum muda memang rentan terpapar paham radikalisme di Bangka Belitung bila dibandingkan masyarakat umum.
“Sangat mengkhawatirkan itu dari kelompok SMA, kami memandang perlu, mereka ini diberikan imunisasi (edukasi soal menangkal radikalisme-red). Di Bangka Belitung tahun 2018, peringkat kelima, bahaya terpapar atau potensi dari sedang menuju kuat, melalui pemerintah daerah perlu mengatasi ini,” katanya.
Sri mengatakan paham radikalisme ini kerap disebarkan mengatasnamakan agama dan sering kali disebarkan melalui sosial media.
Sehingga dalam agenda bertema Ekspresi Indonesia Muda ini, FKPT Babel mengajak generasi muda untuk menggunakan sosial media dengan tepat.
Serta dalam agenda pelibatan pemuda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dengan pitutur kebangsaan melalui FKPT itu, Sri juga mengajak generasi muda untuk membentengi diri.
“Saya pikir karena kita punya ideologi bangsa dan dasar negara, itulah. Maka bentengi diri kita dengan menjaga ideologi bangsa dan empat konsesus bangsa. Bila kita sudah mengimplementasikan konsesus bangsa ke dalam kehidupan sehari-hari, InsyaAllah tidak pernah anak muda kita terpapar,” tegasnya.
Wakil Bupati Kabupaten Bangka Syahbudin mengapresiasi kegiatan yang memberi edukasi kepada generasi muda ini.
“Ini menjadi bentuk niataan kita untuk melawan radikalisme dan terorisme. Walau kondisi saat ini kondusif tapi kita juga harus terus waspada, potensi gangguan keamanan dan ketertiban bisa saja ada. Kita harus bergotong royong melawan radikalisme,” kata Syahbudin.
Selama tahun 2021, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri berhasil mengamankan enam orang terduga teroris di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol Yan Sultra saat itu dalam Konferensi Pers Akhir Tahun Polda Babel menyatakan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri berhasil mengamankan enam orang diduga teroris di titik-titik atau wilayah yang berbeda.
Irjen Pol Yan Sultra menyatakan jika di Indonesia, aksi terorisme masih cukup tinggi namun Densus 88 Anti Teror Mabes Polri sudah mengantisipasi dan terus melakukan upaya-upaya pengamanan.
Yan Sultra juga mengakui jika pendeteksian terhadap teroris ini cukup susah dilakukan sehingga harus ditangani dengan benar.
“Susah untuk mendeteksi apaakah ini aksi teroris atau bukan sehingga perlu ditangani dengan serius,” ujarnya dikutip dari Bangkapos.com.
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yan Sultra mengakui pihaknya terus melakukan tindakan-tindakan sehingga masyarakat tidak terpapar sikap intoleransi dan berujung radikalisme.
Selain itu juga edukasi ataupun pemahaman terhadap masyarakat sangat penting demi mengantisipasi radikalisme di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Rincian Penangkapan 6 Teroris di Bangka Belitung tahun 2021:
- 4 Februari 2021, Densus 88 berhasil mengamankan K yang diduga terlibat dalam jaringan teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah dan Jamaah Ansharut Tauhid di Dusun Sitiung Desa Lilangan Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur.
- 5 Februari 2021, Densus 88 kembali berhasil mengamankan RG yang diduga merupakan simpatisan ISIS dan juga aktif di FPI.
- 30 Juni 2021, Densus 88 menangkap AS di Gang Rintis Jalan Mentok Desa Kace, Kabupaten Bangka yang disinyalir anggota jaringan teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah.
- 30 Juni 2021, Densus 88 menangkap SO di Gang Kweni, Jalan Mentok, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang yang disinyalir anggota jaringan teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah.
- 17 Desember 2021, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri kembali mengamankan JAQ di Jalan Kenanga Padang Mulya, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, terlibat dalam jaringan Jamaah Islamiyah yang merupakan Qoid Taklim, Tarbiyah, dan Tahmidz wilayah Babel.
- 17 Desember 2021, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap pria berinisial IF , Jalan Jenderal Sudirman atau Jalan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Ia merupakan seorang tenaga pengajar di salah satu pesantren di Bangka Tengah. IF tergabung dalam Group MDJ atau Media Dakwah Jogja kelompok JI (jamaah Islamiyah)