25.6 C
Jakarta
Array

Radikalisme Eksis Ketika Dijadikan Senjata Politik

Artikel Trending

Radikalisme Eksis Ketika Dijadikan Senjata Politik
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta – Menurut cendekiawan muslim Azyumardi Azra bahwa kini posisi Pancasila sebagai dasar negara sedang mendapat tantangan serius. Hal ini terjadi terutama datang dari paham dan ideologi transnasional yang menyebarkan agama radikal di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Azyumardi Azra pada acara Diskusi dan Bedah Buku ‘Islam, Pancasila, dan Deradikalisasi’ yang dilaksanakan Megawati Institute pada Senin (5/11). Pada acara ini, Azra menegaskan Indonesia bukanlah lahan yang subur untuk paham radikal. Namun, paham radikal bisa subur di Indonesia kalau terkait dengan politik.

“Kelompok radikal itu ideologi dari luar. Semua orientasinya keluar. Jadi agak aneh,” kata Azyumardi Azra. Dia juga mencotohkan misalnya seperti demo-demo yang sebelumnya terjadi menurut Azyumardi hal ini dipelihara untuk kepentingan politik.

Selain itu, Azyumardi juga nenyinggung bentrok oknum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan oknum Banser NU yang terjadi di Garut, Jawa Barat, dan berakhir dengan pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid.

“Selama ini dipelihara, merestui, paham radikal, itu kan aneh. Kalau Anda setia pada Pancasila kok anda jaga bergerak bebas. Kasus di Garut yang disalahkan Pemuda Ansornya,” jelasnya.

Menurut Azyumardi, pada peristiwa itu sebenarnya yang dibakar bukankah bendera tauhid. Sebaliknya, itu bendera dengan representasi politik. “Penguatan Islam harus kuat membangun narasi jadi tidak diputarbalikkan. Jadi supaya tidak dengan mudah dibalikkan,” jelas Azyumardi. (Mihrab)

 

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru