26.7 C
Jakarta
Array

Radikalisme di Indonesia Berkembang Pesat

Artikel Trending

Radikalisme di Indonesia Berkembang Pesat
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siraj mengakui radikalisme di Indonesia terus berkembang. Meski demikian, dia tidak sependapat dengan pernyataan Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang mengatakan sekitar 80 persen situs Islam radikal.

“Saya tidak sependapat. Namun, saya akui radikalisme di Indonesia berkembang sekitar hampir 10 persen atau sekitar 12 jutaan,” ucap Aqil Siraj di kantor PBNU, Jakarta, Rabu 17 Juli 2019.

Said Aqil mengatakan pemerintah harus berpikir seperti NU untuk mengatasi perkembangan radikal ini. Namun, dia tidak menjelaskan cara-caranya.

Sebelumnya, Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya melakukan penelitian terkait penyebaran radikalisme di internet. Ditemukan bahwa sebanyak 80 persen website Islam menyebarkan paham tersebut.

“Penelitian kami 80 persen website Islam dikuasai kelompok-kelompok radikal. Hanya 20 persen yang berada di bawah Islam yang dikenal moderat. Itu pun juga paling malas melayani umat dibandingkan yang 80 persen,” tutur Nasaruddin kala itu.

Menurut Nasaruddin, 80 persen website yang dikelola kelompok radikal lebih aktif berinteraksi dengan para pengakses alias netizen.

Parahnya, kata Nasaruddin, efek dari kelompok tersebut adalah mempengaruhi netizen lain. Sehingga turut menilai Islam yang berbeda dengan ideologi mereka adalah salah dan sesat. Padahal, beberapa konsep baru yang muncul di masyarakat seharusnya dapat dimaknai lebih objektif.

Sumber: Medcom

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru