25.7 C
Jakarta
Array

Radikalisme Berselimut Agama

Artikel Trending

Radikalisme Berselimut Agama
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bangsa Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki banyak suku, agama, ras dan golongan dan setiap golongan masyarakat memiliki kepentingan, sudut pandang dan cara berfikir yang berbeda-beda bisa memicu adanya perpecahan. Akhir-akhir ini sikap radikal masyarakat golongan tertentu sering muncul di berbagai media untuk menunjukkan eksistensi dan opini golongan atau kelompok radikal tersebut.
Kekerasan atau radikal kadang menjadi cara yang sering dilakukan untuk memprotes kebijakan pemerintah. Sebagai warga negara yang baik seharusnya tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan negara, namun diperlukan suatu sikap yang bisa membangun negara dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah demi kepentingan seluruh warga negara Indonesia.
Tindakan Radikalisme
Tindakan kekerasan atau radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan atau pergantian terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Ada anggapan di kalangan masyarakat awam bahwa radikalisme dilakukan oleh satu agama tertentu saja dan anggapan tersebut tidak salah, karena kenyataannya demikian.
Untuk itu, Perlu adanya antisipasi terhadap kemungkinan adanya perekrutan menjadi anggota ISIS yang memiliki paham radikal yang selalu melancarkan serangan dan merusak nilai-nilai agama. Aksi kekerasan yang terjadi selama ini mayoritas dilakukan oleh kelompok orang yang mengatasnamakan agama dengan menyalahartikan sejumlah pengertian kebaikan untuk dijadikan dalil untuk melakukan tindakan kekerasan atas nama jihad.
Semua aksi kekerasan yang atas nama agama sangat tidak dibenarkan, baik menurut hukum agama dan negara. Gerakan ini bisa dicegah dengan mengoptimalkan peran tokoh agama untuk mendakwahkan nilai-nilai luhur agama Islam.
Gaya Baru ISIS Rekrut Anggota
ISIS kegiatannya dapat dikategorikan sebagai terorisme dimana terdapat suatu ancaman, kekerasan dan mengambil hak asasi manusia. Untuk itu kita harus bekerjasama menentang dan melawan untuk meminimalisir dampak dari ISIS. ISIS selama ini mencoba mengerahkan opini penegakan ke-Khilafahan, namun berbanding terbalik dengan fakta, dimana kecenderungan mensosialisasi teror gaya baru.
ISIS telah melakukan tindakan perekrutan anggota baru melalui media internet. Cara rekruetmen yaitu setiap pulang ke Indonesia Salim Mubarok Attamini panglima perang Suriah yang memimpin milisi asal Indonesia selalu mengajak dan merekrut pemuda Indonesia untuk bergabung sebagai Mujahid dengan slogan “IKHWANI FILLAH” artinya berangkatlah kalian ke negeri Syam, seluruh biaya ditanggung. Salin itu menjanjikan kehidupan yang lebih baik dengan gaji yang cukup besar.
Di Indonesia terdeteksi ada beberapa orang yang aktif mengkampayekan ISIS dan mengajak serta merekrut generasi muda Indonesia untuk bergabung. ISIS harus diwaspadai karena tidak memiliki kekuasaan atas wilayah negara dan tidak ada pilar-pilar negara dan masih menggunakan kekerasan.
Sementara Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jumlah muslim terbesar di dunia, tetapi bukan merupakan negara Islam. Indonesia memiliki sejarah adanya perjuangan kelompok tertentu yang ingin mendirikan negara Islam seperti DI/TII, sehingga dengan latar belakang sejarah ditambah adanya berbagai aliran keras tidak menutup kemungkinan ISIS dan aliran keras lainnya akan memanfaatkan situasi seperti ini.
Antisipasi Melalui Pendidikan
Perlu diadakan pembinaan yang baik melalui pendidikan untuk mengantisipasi masuknya paham radikalisme. Banyak penduduk Indonesia yang berusia muda dan bila tidak dilakukan pembinaan yang positf bisa membahayakan. Faktor yang bisa menimbulkan radikalisme yaitu emosi keagamaan atau solidaritas keagamaan dan berbahaya bila melekat pada orang yang pengetahuan agamanya minim. Radikalisme bisa melibatkan semua agama, namun selama ini yang dikenal sebagai radikal adalah umat Islam.
Waspadai setiap ada ajaran dan ajakan yang mencurigakan seperti umroh gratis, berjihad, janji-janji kehidupaan yang lebih baik, ajakan yang mengharuskan menggunakan cadar. Cara merekrut anggota mendekati kelompok atau organisasi yang sealiran dan ekonomi pas-pasan, mencari orang di kampung yang militan dan mengisahkan perjuangan dan mengiming-imingi jihad.
Untuk itu, mengharapkan adanya kebersamaan semua elemen masyarakat khususnya para tokoh agama untuk bersatu menolak kehadiran ISIS di Indonesia. Apabila melihat mendengar dan mendapatkan informasi terkait dengan kelompok ISIS dan simpatisannya, maka segera laporkan ke aparat keamanan.
Sikap NU dan Muhammadiyah
ISIS bagi Pemuda Muhammadiyah adalah ancaman yang terstruktur dan massif. Dalam hal ini juga PW Pemuda Muhammadiyah NTB mendesak semua organisasi Islam untuk mencegah ISIS karena ini adalah ancaman, untuk itu mari kita mempertahankan diri dengan cara mencoba kembali ke suatu pemikiran tentang Hubbul Wathon Minal Iman (mencintai Negara sebagian dari pada iman).
Pemuda-pemudi NU dan Muhammadiyah Indonesia secara tegas menolak segala bentuk kekerasan mengatasnamakan agama seperti yang dilakukan ISIS. Karena Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menebar kehancuran.
Organisasi NU dan Muhammadiyah di Indonesia meminta kadernya untuk membentengi diri dan keluarga, serta mengingatkan sesama masyarakat untuk tidak terpengaruh akan kesesatan ISIS karena tindakan kelompok tersebut yang sangat jauh dari akidah.
Selain itu, seluruh kader NU dan Muhammadiyah agar menyatukan langkah melawan paham menyimpang tersebut, hal tersebut sangat perlu dilakukan menyikapi fenomena ISIS yang sudah beredar di beberapa wilayah di Indonesia.
Peranan Pemerintah
Apabila ada organisasi mengganggu ketertiban umum, memecah belah umat dan NKRI, bertentangan dengan idiologi Pancasila, maka Pemerintah harus campur tangan. Pemerintah untuk tidak sekadar berwacana dalam menangkal perkembangan ISIS di Indonesia, namun harus berupa tindakan reaktif cepat dan tepat sasaran. Pemerintah agar menegakkan undang-undang terorisme secara maksimal sehingga terorisme tidak berkembang di Indonesia.
Ada 3 komponen yang berperan penting terhadap situasi suatu negara, yaitu agama, ekonomi dan politik. ISIS kegiatannya dapat dikategorikan sebagai terorisme dimana terdapat suatu ancaman, kekerasan dan mengambil hak asasi manusia. Untuk itu, bangsa Indonesia harus bekerjasama menentang dan melawan untuk meminimalisir dampak dari ISIS serta mendorong pemerintah untuk mencoba mengurai potret kemunculan ISIS dengan mencoba membatasi potensi-potensi perkembangan ISIS dari luar, yakni dengan cara membentengi rumah tangga dari paham-paham yang tidak dibenarkan oleh agama.
Salah satunya bentengi rumah tangga dengan pemahaman sesuai ajaran Islam melalui pengajian, melalui pendekatan anak dengan orang tua, dan melalui diskusi-diskusi. “Sebuah pembelajaran agar kita harus meneliti dan mengkaji setiap isu sehingga tidak membuat penafsiran yang salah. “ISIS harus diperangi, karena sudah melakukan kekerasan dengan membunuh orang yang belum tentu musuhnya”.
*Herni Susanti, penulis adalah pemerhati masalah bangsa

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru