26.2 C
Jakarta
Array

Quraish Shihab dan Islam yang Kita Pahami

Artikel Trending

Quraish Shihab dan Islam yang Kita Pahami
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Buku Islam Yang Saya Anut merupakan buku pertama dari trilogy buku karya Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab, MA. yang merepresentasikan beberapa pemikirannya tentang Islam, buku kedua berjudul Islam Yang Saya Pahami dan terakhir adalah Islam yang disalah pahami. Dari judul buku ini seakan ada banyak macam ‘Islam’ yang dianut oleh masyarakat, namun tidak demikian adanya. Buku ini membincangkan tentang Islam secara global namun tidak bertele-tele sehingga ada keterangan yang tidak diperlukan terutama oleh pemula, juga tidak terlalu singkat hingga menyisakan dahaga para pembaca dan melewatkan hal yang memang penting untuk diketahui.

Quraish Shihab adalah cendekiawan muslim yang menekuni bidang ilmu Al-Quran, oleh karenanya pendapat yang beliau kemukakan dalam bukunya seringkali disertai dengan dalil dari al-Quran. Salah satunya tentang kerukunan antar umat beragama, di setiap poinnya tak luput dari dasar argumen dari al-Quran.

Pengetahuan dan diskursus tentang ilmu al-Quran adalah pisaunya dalam memecahkan masalah, namun jika beliau tidak menemukannya dalam al-Quran dan sunah maka beliau tak akan menafikan keberagaman pendapat para pakar dalam menafsiri dua sumber hukum itu.Hal tersebut merupakan salah satu cirri khas pakar yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama (1998) ini.

Di setiap pendapatnya (khususnya dalam ranah cabang fikih/furūiyah) beliau tak segan-segan menampilkan beberapa pendapat yang bertolak belakang bahkan yang controversial sekalipun, demi kejujuran atas fakta ilmiah bahwasanya setiap pakar Islam/ mujtahid mempunyai pendapat yang berbeda sesuai dengan argument mereka masing-masing. Beliau sangat menghormati semua pendapat ulama kendati penghormatan itu tidak berarti menerima dan atau mengamalkannya.

Salah satu buktinya adalah beliau memaparkan dalam mukaddimah bukunya tentang delapan mazhab yang sah untuk diikuti pandangan-pandangannya yakni Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafii, Mazhab Hanbali, Mazhab Ja’fari/ itsna ‘Asy’ariyah, Mazhab Zaidiyah, Mazhab Az-Zahiriyah dan Mazhab al-Ibadliyah.

Namun dalam karyanya yang satu ini beliau tidak menjelaskan tentang furu’iyah melainkan ajaran Islam yang pokok atau yang beliau sebut dengan bagian terkokoh, bagian terpenting atau fondasi dalam memahami agama Islam. Jika diandaikan dengan bangunan buku ini hanyalah fondasi semata, belum mencakup pada dinding, tiang dan atap. Selayang pandang ajaran Islam di dalamnya belum menyeluruh pada seluk-beluk agama Islam. Oleh karena itu M. Quraish Shihab memaparkan penjelasan dengan sederhana, jika ada dari sisi fikih imam Syāfi’ī dan dari sisi akidah Imam Asy’arī dan dari sisi akhlak Imam Ghazālī.

Buku ini terdiri dari sebelas tema pembahasan yaitu (a) Agama; (b) Manusia dan evolusinya; (c) Agama Islam; (d) Ajaran Islam; (e) Rukun Iman; (f) Akidah; (g) Rukun Islam; (h) Aspek Hukum Rukun-rukun Islam; (i) Dapatkah ajaran Islam diterapkan?; (j) Islam AdalahAkhlak; (k) Beragama Dengan Ikhlas.

Pada bab pertama penulis menerangkan tentang agama karena kita tak akan mengerti Islam yang beliau anut kecuali dengan memahami epistemologi agama. Diantara beberapa definisi agama yang menurutnya tak mampu merepresentasikan hakikat agama, beliau menyimpulkan bahwa –setidaknya- agama tercermin dalam tiga hal pokok: (1) Kepercayaan tentang adanya wujud kekuatan yang mengatur dan mengendalikan alam raya, (2) Kepercayaan tentang adanya balasan dan ganjaran atas tindakan setiap orang, (3) hubungan pemeluk agama dengan kekuatan yang diapercayai. Nomor satu dan dua merupakan kepercayaan dan berada di dalam benak/hati. Keduanya tak tampak kepermukaan.  Sementara butir ketiga dapat terlihat melalui kegiatan manusia dalam bentuki badah ritual serta kegiatan positif lainnya. Tapi pokok nomor tiga tersebut lahir dari dorongan pokok nomor satu dan dua. Bisa jadi karena rasa takut akan siksaan-Nya atau kagum terhadap sifat-sifat Tuhan bisa juga karena mengharap ganjaran-Nya.

Menurutnya agama adalah hal yang indah jika dipahami dengan benar karena Allah telah menegaskan perihal kebebasan seseorang dalam menerima atau menolak suatu agama melalui firmanNya “Kalau Allah mengehendaki niscaya Dia menjadikan kamu semua satu umat/agama saja” (QS. Al-Maidah [5]: 48). Alasan lain bahwa agama adalah ketulusan maka penganut agama haruslah tulus dan ikhlas mengikuti kepercayaannya itu “Siapa yang ingin beriman maka hendaklah ia beriman, siapa yang ingin kufur maka silahkan”.

Quraish Shihab mendeskripsikan manusia dalam bab kedua sebagai makhluk Tuhan yang unik sekaligus hebat. Dalam diri manusia tercakup alam yang luas. Bagaimana tidak, tubuh seorang dewasa mengandung lebih dari lima puluh triliun sel, tiga miliar sel mati setiap menit lalu diganti dengan yang baru. Makhluk unik ini diciptakan sebagai kholīfah (pengganti) di muka bumi (QS. Al-Baqarah [2]: 30), tugasnya adalah mengelola bumi ini sesuai dengan ‘konsep’ yang dikehendaki.

Pada bab selanjutnya M. Quraish Shihab memperkenalkan Islam secara subtansial, seakan benar-benar memposisikan para pembaca sebagai pemula dalam Islam. Kaitannya dengan Islam beliau mengatakan bahwa Islam adalah agama yang ramah, tidak membebani umatnya dengan hal yang mustahil dilakukan bahkan yang amat memberatkan seperti puasa bagi orang tua yang kondisinya tak memungkinkannya untuk berpuasa. Pun tidak membebani umatnya jika umatnya memang tidak mengetahui apa yang diperintahkan kepadanya. Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak diketahui diperintahkan untuk dikerjakan? Dalam konteks ini Allah menegaskan: “Kami tidak pernah akan menyiksa sampai kami mengutus Rasul (yang berfungsi menyampaikan dan menerangkan perintah dan larangan Kami) (QS. Al-Isra [17]: 15).

Selain itu, bertebaranayat dan hadis-hadis yang mengingatkanbahwa Allah menghendaki kemudahan dan bahwa Allah senang bila seseorang menerima kemudahan yang Dia berikan dalam melaksanakan agama. Dia juga menetapkan bahwa bila oleh satu dan lain hal kewajiban yang Dia tetapkan benar-benar memberatkan seseorang maka ada saja jalan keluar yang Islam tawarkan untuk menggantinya dengan yang lain, bahkan jika perlu membatalkannya.

Rukun imam dan rukun Islam yang beliau bahas mengalir dengan penuh makna, memberikan alasan-alasan yang rasional bagi pengetahuan yang memang mampu dijangkau oleh akal manusia seperti mengapa kenabian berakhir pada nabi Muhammad saw? Mengapa nabi terakhir itu diutus dari kota Makkah? Apa perbedaan rukun iman pertama dengan rukun Islam pertama? Sepertinya pertanyaan itu sulit ditemukan jawabannya meski bagi orang yang sudah lama mengenal Islam tapi tidak mendalaminya. Untuk itulah buku ini perlu untuk dibaca –meski bukan pemula-  karena konten buku ini jauh berbeda dengan buku-buku keislaman yang lain.

Kendati demikian harus diakui bahwa tak ada gading yang tak retak, peresensi di sini menemukan beberapa kesalahan dalam pengetikan dan atau pengulangan kata di sebagian kecil sub bab, namun hal itu tidaklah subtantif tapi alangkah baiknya jika lebih teliti lagi sehingga tak ada kesalahan meski satu hurufpun.

Oleh karena buku ini adalah dasar dari ajaran Islam, peresensi sarankan untuk melanjutkan bacaan pada buku kedua dan ketiga agar pengetahuan tentang Islam –setidaknya versi M. Quraish Shihab- semakin luas.

Semoga Allah menganugrahi kita usia panjang serta kekuatan yang memadai sehingga dapat melanjutkan resensi pada buku-buku selanjutnya.

Judul Buku                : ISLAM YANG SAYA ANUT: Dasar-dasarAjaran Islam

Karya                         : M. Quraish Shihab

Tebal Buku                : 346 hlm

Peresensi                    : Nur Kholilah Mannan

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru