29.7 C
Jakarta
Array

Puncak Kedermawanan Nabi SAW di Bulan Ramadan

Artikel Trending

Puncak Kedermawanan Nabi SAW di Bulan Ramadan
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Bulan Ramadan merupakan bulan spesial. Apapun yang ada di dalamnya menjadi istimewa dan luar biasa. Mulai pahala, rahmat, karunia, ampunan dan segala kebaikan yang tak terhingga. Amal kebajikan pun digenjot semaksimal mungkin karena keistimewaan Ramadan. Mulai shalat, puasa, membaca Al-Quran hingga bersedekah. Sebagai Teladan yang baik, Rasulullah saw mencontohkan itu semua. Salah satu kebajikannya yang menonjol pada bulan Ramadan adalah kedermanannya.

Riwayat sahih dalam Shahih al-Bukhari dari Abdullah bin Abbas secara jelas menyebutkan bahwa Rasulullah saw adalah manusia yang paling dermawan. Kedermawanan berada pada puncaknya saat bulan Ramadan. Bahkan saking ringan tangannya Rasulullah saw, lebih ringan dari hembusan angin.

Kedermawanan maksimal Rasulullah saw pada bulan Ramadan sedikit banyak terpengaruh dari interaksi beliau yang lebih intens dengan Jibril dalam rangka bertadarus Al-Quran. Sebab nilai-nilai Al-Quran sendiri menekankan kedermawanan dan kemanfaatan sosial.

Lalu bagaimana bentuk kedermawanan manusia yang paling dermawan? Rasulullah saw pasti akan mendahulukan orang yang membutuhkan ketimbang beliau sendiri. Baik itu dalam urusan sandang maupun pangan. Kemurahan tangan Rasulullah saw diwujudkan dengan berbagai macam cara, baik itu sedekah, hibah, maupun hadiah. Tak jarang juga beliau membeli suatu barang namun barang tersebut disedekahkan pada si penjual. Itu pernah dialami oleh Sahabat Jabir, saat Rasulullah saw membeli ontanya. Seringkali beliau membayar melebihi jumlah yang harus diserahkan. Saat menerima hadiah pun beliau membalasnya dengan hadiah yang lebih berharga dan bermakna dari yang beliau terima. Kemurahan Rasulullah saw meliputi tindakan, ucapan dan apa yang beliau miliki. Sehingga tak jarang orang pelit yang melihat akhlak beliau terketuk hatinya untuk ikut berderma. Siapapun yang ada di sekeliling beliau bisa tersinari oleh akhlak agung dan kederwanan Nabi Besar Muhammad saw.

Umumnya berderma menuntut adanya harta. Namun bagi Rasulullah saw berderma tidak harus pakai harta. Berderma dan bersedekah selain dengan harta itu ada dua macam. Pertama, ada kalanya kebaikan yang bisa di terima sesama makhluk seperti halnya tersenyum, memberi nasehat, mengajar, menanam pohon, dan lain sebagainya yang kemanfaatannya dapat dirasakan oleh semua makhluk baik manusia maupun binatang. Kedua, ada juga sedekah tanpa harta yang kemanfaatannya kembali pada diri sendiri misalnya berzikir baik itu rasbih, takbir, tahmid, tahlil, istighfar dan yang lainnya. Bahkan melangkahkan kaki ke masjid dihitung sedekah yang kemanfaatannya untuk diri sendiri.

Sangat indah tuntunan Baginda Nabi Besar Muhammad saw. Bagi beliau kebahagian adalah ketika mampu memberikan sesuatu kepada orang lain bukan saat menerima sesuatu dari orang lain. Semoga kita bisa meniru kemurahan dan kedermawanan Rasulullah saw dalam kehidupan kita. Sehingga setiap paginya kita mendapat doa kebaikan dari malaikat –sebagaimana riwayat al-Bukhari dan Muslim-, Ya Allah berikanlah ganti (yang terbaik) bagi orang yang memberi. [Ali Fitriana]

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru