28.2 C
Jakarta

Puluhan Santri Jawa Timur Dilatih Pencegahan Radikalisme di Ruang Digital

Artikel Trending

AkhbarDaerahPuluhan Santri Jawa Timur Dilatih Pencegahan Radikalisme di Ruang Digital
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jombang – Santri dari puluhan pesantren di Provinsi Jawa Timur dilatih untuk mencegah narasi intoleran, radikalisme dan terorisme yang banyak beredar di ruang digital atau dunia maya.

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Nisan Setiadi, yang mewakili Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, menjelaskan para santri tersebut dilatih untuk melakukan analisis dan literasi media sosial, pembuatan narasi perdamaian melawan propaganda radikalisme, pengelolaan dan pembuatan website, desain komunikasi visual, dan pembuatan video.

“Di sinilah, saya kira generasi muda dari kalangan pesantren harus mengambil panggung dan berani mengambil ruang dalam kontestasi narasi di dunia digital,” ujar Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT dalam keterangannya di laman resmi bnpt.go.id terkait kegiatan Pelatihan Santri Melalui Bidang Agama dan Multimedia Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Jumat (17/6/2022).

Menurut Nisan, para santri itu nantinya akan memiliki ketrampilan mengisi ruang publik dunia maya dengan konten bernilai Islam yang Rahataman Lil Alamin dan Hubbul Wathan Minal Iman.

Dengan demikian, santri milenial akan mampu menjawab tantangan penyebaran radikalisme secara subtansi keagamaan serta melalui teknologi dan informasi.

BACA JUGA  Tantangan Dunia Kampus Perangi Radikalisme di Perguruan Tinggi

“Pelatihan santri ini diharapkan mampu mencetak kader santri dengan wawasan Hubbul Wathan Minal Iman sebagai pelanjut sejarah dan amanat dari resolusi jihad yang pernah dikobarkan oleh para Kyai, Ulama dan kalangan pesantren,” jelasnya.

Lebih lanjut Nisan mengatakan, penyebaran paham intoleran, radikalisme dan terorisme terus meningkat melalui narasi propaganda, provokasi dan hasutan bernada intoleran, segregasi dan nilai yang bertentangan dengan semangat kebangsaan.

Narasi tersebut membenturkan nilai agama dengan nilai-nilai kebangsaan untuk mempengaruhi generasi muda.

“Kalangan santri harus mempunyai kecakapan digital sebagai senjata dalam melawan narasi-narasi keagamaan yang kerap dieksploitasi dan dimanipulasi untuk kepentingan politik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini,” katanya.

Dari hasil pelatihan ini, katanya, para santri telah membuat website dan media sosial bernama Santri Keren Indonesia.

“Secara operasional Santri Keren Indonesia akan terus bersinergi dan didukung oleh BNPT dalam memproduksi konten,” tandasnya.

Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozihttps://www.penasantri.id/
Mahasiswa UNUSIA Jakarta, Alumni PP. Annuqayah daerah Lubangsa

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru