31.8 C
Jakarta
Array

Polri Tegaskan Tak Pernah Kaitkan Terorisme dengan Agama

Artikel Trending

Polri Tegaskan Tak Pernah Kaitkan Terorisme dengan Agama
Dengarkan artikel ini
image_pdfDownload PDF

Harakatuna.com. Jakarta-Polri menyatakan tak pernah menyebut-nyebut agama dalam penanganan berbagai kasus terorisme. Menurut Polri, terorisme tak ada kaitannya dengan agama.

“Sudah sering disampaikan dalam berbagai case. Dan Polri tidak pernah menyebut-nyebut agama. Karena terorisme tidak ada kaitannya dengan agama,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada detikcom, Minggu (3/3/2019).

Hal itu disampaikan Dedi saat ditanya soal ucapan capres Prabowo Subianto saat mencontohkan kegiatan dunia intelijen. Prabowo mengumpamakan saat ada aksi teror atau ledakan, maka yang langsung dituduh melakukan adalah umat Islam, padahal menurutnya hal itu belum tentu benar.

Kembali ke Dedi, dia menyatakan kasus terorisme yang ditangani Polri itu terkait dengan ideologi yang dikembangkan oleh kelompok tertntu secara radikal. Dia juga menyatakan Polri selalu menangani kasus secara profesional dan berdasarkan pada fakta hukum.

“Terkait ideologi yang dikembangkan oleh kelompok-kelompok tertentu secara radikal,” ujarnya.

“Polri selalu menangani case berdasarkan fakta-fakta hukum. Karena tindakan penyidik adalah pro-justitia,” sambungnya.

Prabowo sebelumnya meminta publik tidak cepat menyimpulkan suatu kejadian, contohnya adalah peristiwa teror. Dia menyebut ada otak jahat di dunia intel.

“Saya belajar ilmu militer, ilmu perang, di situ ada ilmu macem-macem, intel, ilmu sandi yudha, jadi kadang-kadang karena saya mengerti paham pelaku, jadi saya mengerti kalau ada kejadian jangan serta merta percaya pada kejadian itu,” kata Prabowo saat acara konsolidasi nasional Aliansi Pencerah Indonesia (API) bersama eksponen Muhammadiyah di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (3/3).

“Karena di dunia ini banyak otak-otak kejam, otak-otak jahat banyak yang berkumpul di dunia intelijen,” sambungnya.

Prabowo lalu menjelaskan pernyataannya itu dengan mengambil contoh kasus teror. Pelaku kasus teror bisa dicap dari kelompok tertentu padahal hal itu belum bisa dipastikan.

“Jadi umpamanya, ada aksi teror, ledakan, ledakan bom. Langsung sudah dicap yang melalukan adalah umat Islam. Padahal belum tentu, bisa umat Islam, bisa juga bukan umat Islam,” ucap Prabowo.

Sumber: Detik.com

Harakatuna
Harakatuna
Harakatuna.com merupakan media dakwah berbasis keislaman dan kebangsaan yang fokus pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan keislaman dengan ciri khas keindonesiaan. Transfer Donasi ke Rekening : BRI 033901002158309 a.n PT Harakatuna Bhakti Ummat

Mengenal Harakatuna

Artikel Terkait

Artikel Terbaru